FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
"Ketika semua hal tidak sejalan dengan keinginan Anda, ingatlah bahwa pesawat terbang beroperasi dengan melawan arah angin, bukan dengan mengikutinya". -Henry Ford- ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ ++++++++ Memilih Bus Dikisahkan suatu sore di sebuah kota kecil saat jam pulang sekolah tiba. Ada seorang murid perempuan yang sering menyepelekan sesuatu. Semua hal selalu dipandangnya dengan remeh. Setiap kali ada teman lain yang mengajaknya pulang, ia selalu bilang nanti saja dan kemudian duduk di kantin sekolahnya sembari makan jajanan sekolah, chatting di jejaring sosial melalui ponsel. Waktu menunjukkan pukul 16.30, lalu murid perempuan itu mulai beranjak pergi menuju tepi jalan untuk menunggu bus. Setiap kali ada bus yang berhenti ia selalu menolaknya dan dalam hatinya berkata, �Ah, nanti aja, busnya kurang bagus.� Semakin sore, angkutan umum yang melintas semakin sedikit. �Kok, lama sekali busnya?� ucapnya dalam hati. Ia tidak menyadari sedari tadi sudah beberapa bus yang dibiarkan lewat begitu saja, tapi ditolaknya. Dua puluh empat menit kemudian melintaslah sebuah bus dengan kondisi yang lebih buruk daripada bus-bus sebelumnya. Bus tersebut sudah tua sekali. Karena tidak ada pilihan lagi, maka dengan kesal hati naiklah ia ke dalam bus itu. Setiap pilihan tersebut tentu memiliki kelebihan, risiko, dan juga kelemahan. Kisah tersebut mengilustrasikan kepada kita, bahwa dalam hidup kita tidak boleh meremahkan segala sesuatu. BUS-bus yang dikisahkan tadi adalah sederet kesempatan yang muncul dan dilewatkan begitu saja dengan sederet alasan yang sepele sehingga menjelang haro berakhir kita mendapatkan bus yang berkondisi jauh lebih buruk. Sering kali kita berlaku seperti murid perempuan dalam kisah tadi terlalu banyak alasan, bersikap rewel, berfokus pada kekurangan, bersikap membanding-bandingkan, merendahkan, mencari-cari kesalahan, dsb. Kita memang berhak untuk memilih, namun bukan berarti bisa membanding-bandingkan seolah kita tahu bagaimana rasanya dibanding-bandingkan, untuk merendahkan seolah kita mau jika diperlakukan demikian, namun bukan menceritakan kepada orang lain mengenai kekurangan sesama kita seolah kita tidak memilih kekurangan. Kita tetap bisa memilih untuk berbuat tanpa harus merendahkan, mencari-cari kesalahan dan kekurangan. Jadi, untuk apa kita berlaku layaknya orang yang sempurna? Justru kelemahan dan kekurangan itulah yang menjadikan kita sempurna karena kita saling mengisi dan melengkapi satu sama lain. Terkait:
|
![]() |
|
|