Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 27th May 2012
warungkopi's Avatar
warungkopi warungkopi is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: May 2012
Posts: 1,997
Rep Power: 16
warungkopi mempunyai hidup yang Normal
Default Riba : Susah sekali keluar

Susahnya keluar dari lingkaran RIBA



saya mau ikut urun rembug mengenai riba. mohon maaf bila saya salah. Saya perhatikan banyak teman-teman yang berusaha untuk keluar dari lingkaran riba. Luar biasa saya salut dan mendukung. Saya juga berusaha seperti itu. Tapi luar biasa juga susah.

Saya termasuk yang senang sekali dengan adanya bank syariah bahkan di kampus. dulu termasuk orang pertama yang membuat skripsi tentang keuangan islam.

literatur waktu itu belum banyak dan baru satu bank islam yaitu muamalat. cuma dalam perjalanan waktu, saya pikir kok agak susah juga melaksanakan roh dari keuangan islam yaitu non ribawi.



sebenarnya apa sih riba itu ? apakah sama dengan bunga ? apa sih sebenarnya

konsep bunga itu ? suku bunga merupakan harga waktu. Jadi besarnya bunga tergantung dari lamanya pembayaran.

kebanyakan lembaga keuangan islam muter-muter hanya sekedar mengubah konsep

konvesional. sebagai contoh, kalau kita pinjam uang di bank islam kebanyakan

memakai konsep murabahah. intinya kalau anda meminjam uang 10 juta, uang itu

digunakan untuk membeli sesuatu. lalu oleh bank sesuatu itu dijual ke anda.

karena anda membayar sesuatu itu dengan mencicil, bank menjualnya lebih tinggi dari 10 juta. misalnya ditambah lebihan dua juta sehingga anda harus membayar 12 juta.



bagaimana bank syariah menentukan besarnya lebihan tersebut. ternyata mereka menggunakan suku bunga sebagai perbandingan.

apa ini bukan riba ? menjadikan waktu sebagai alat untuk menambah utang. apa bedanya dengan bunga ?

sulit sekali kita menghindar dari konsep bunga ini. misalnya anda mau memberikan pinjaman untuk modal usaha ke teman 100 juta dan akan dibayar dengan mencicil

selama 5 tahun. apakah anda mau tetap dibayar 100 juta ? tentu anda tidak mau. karena anda tahu 100 juta sekarang nilainya berbeda dengan 100 juta di masa depan. lalu karena ingin syariah diputarlah konsep itu dengan 100 juta itu dibelikan mobil (maya/mobilnya bisa tidak benar-benar dibeli) lalu anda jual ke teman anda seharga 150 juta dengan pembayaran mencicil 5 tahun. bagaimana anda menentukan selisihnya ? kebanyakan dari suku bunga juga.



kalau mau harusnya bagi hasil misalnya 40 % keuntungan untuk yang punya modal.

tapi apa anda mau percaya begitu saja bahwa teman anda itu benar-benar

memberikan angka keuntungan yang benar. kebanyakan yang menawarkan konsep keuangan syariah masih menggunakan logika bunga.



Ada kerancuan antara bunga dengan marjin keuntungan. Bunga itu tergantung waktu sedangkan marjin keuntungan tidak terikat waktu pembayaran. Perlu diingat salah satu ciri khas dari fiqih muamalah adalah jumlah pembayaran cicilan tidak tergantung dari frekwensi pembayaran dan lama pembayaran. Kalau harga barang disepakati 1 juta. Kemudian disepakati pembayarannya selama 10 bulan. Maka anda membayar 100 ribu per bulan. Kalaupun anda membeli secara tunai, maka harga barang tersebut tetap 1 juta. Jadi harga barang tidak tergantung pada jangka waktu pembayaran. Kalau si pedagang membeli barang tersebut 800 ribu, maka pedagang memiliki margin keuntungan sebesar 20 persen. Walaupun kelihatannya margin ini sangat besar, tetapi konsepnya sangat berbeda dengan bunga. Besarnya margin tidak tergantung pada masa pembayaran.



Di harian Republika disebutkan ternyata tidak ada perbedaan antara KPR bank konvensional maupun syariah. Hanya nama akadnya saja yang berbeda. Total margin yang harus dibayar sangat tergantung pada masa pembayaran. Kalau nilai rumahnya adalah Rp 1 miliar dengan masa pembiayaan 10 tahun dan kemudian disepakati bahwa bankmenjual kembali sebesar Rp 2 milyar, maka total margin yang diterima bank adalah 100 persen selama 10 tahun. Sampai di sini margin kelihatannya berbeda dibanding bunga bank konvensional. Tetapi kalau kemudian anda meminta masa pembayaran yang berbeda, maka anda akan mendapati bahwa harga jual dari bank menjadi lebih rendah untuk masa cicilan yang lebih singkat. Sebaliknya, untuk masa cicilan yang lebih panjang, maka harga jualnya lebih tinggi. Artinya, jumlah cicilan sangat tergantung pada masa pembayaran. Kalau demikian, apa bedanya KPR syariah dengan KPR konvensional? Kalau margin merupakan fungsi dari waktu, bukankah itu sama dengan suku bunga? secara matematika, margin yang demikian itu tidaklah berbeda dengan bunga. (Republika, 26 Mei 2011)



Kita harus rasional ketika ada tawaran syariah, jangan - jangan itu hanya memanfaatkan emosional keagamaan kita. jangan-jangan hanya menggunakan nama syariah untuk pemasaran saja.

memang sepertinya agak susah kalau kita mau benar-benar keluar dari lingkaran bunga ini. tapi pasti bisa.

semoga Allah mengampuni saya.



mohon maaf kalau salah.



Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 01:00 AM.


no new posts