TS akan bercerita sedikit tentang kepemimpinan Umar Bin Khatab, penakluk Persia, Mesir, Syam, Irak, Burqah, Tripoli bagian barat, Azerbaijan, Jurjan, Basrah, Kufah dan Kairo.
[/quote][quote]
Beliau seorang pemimpin yang zuhud lagi wara�. Beliau berusaha untuk mengetahui dan memenuhi kebutuhan rakyatnya. Dalam satu riwayat Qatadah berkata, �Pada suatu hari Umar bin Khattab memakai jubah yang terbuat dari bulu domba yang sebagiannnya dipenuhi dengan tambalan dari kulit, padahal waktu itu beliau adalah seorang khalifah, sambil memikul jagung ia lantas berjalan mendatangi pasar untuk menjamu orang-orang.� Abdullah, puteranya berkata, �Umar bin Khattab berkata, �Seandainya ada anak kambing yang mati di tepian sungai Eufrat, maka umar merasa takut diminta pertanggung jawaban oleh Allah SWT.�
Beliaulah yang lebih dahulu lapar dan yang paling terakhir kenyang, Beliau berjanji tidak akan makan minyak samin dan daging hingga seluruh kaum muslimin kenyang memakannya�
Tidak diragukan lagi, khalifah Umar bin Khattab adalah seorang pemimpin yang arif, bijaksana dan adil dalam mengendalikan roda pemerintahan. Bahkan ia rela keluarganya hidup dalam serba kekurangan demi menjaga kepercayaan masyarakat kepadanya tentang pengelolaan kekayaan negara. Bahkan Umar bin Khattab sering terlambat salat Jum'at hanya menunggu bajunya kering, karena dia hanya mempunyai dua baju.
Kebijaksanaan dan keadilan Umar bin Khattab ini dilandasi oleh kekuatirannya terhadap rasa tanggung jawabnya kepada Allah SWT. Sehingga jauh-jauh hari Umar bin Khattab sudah mempersiapkan penggantinya jika kelak dia wafat. Sebelum wafat, Umar berwasiat agar urusan khilafah dan pimpinan pemerintahan, dimusyawarahkan oleh enam orang yang telah mendapat ridha Nabi SAW. Mereka adalah Utsman bin Affan, Ali bin Abu Thalib, Thalhah bin Ubaidilah, Zubair binl Awwam, Sa'ad bin Abi Waqqash, dan Abdurrahman bin Auf. Umar menolak menetapkan salah seorang dari mereka, dengan berkata, aku tidak mau bertanggung jawab selagi hidup sesudah mati. Kalau AIlah menghendaki kebaikan bagi kalian, maka Allah akan melahirkannya atas kebaikan mereka (keenam orang itu) sebagaimana telah ditimbulkan kebaikan bagi kamu oleh Nabimu.
1. Sifat terhadap keluarga : kedudukan sebagai keluarga Umar Bin Khatab, bukan sebagai kedudukan yang istimewa.Pernah suatu saat Umar Bin Khatab berbicara dengan keluarganya :
"jangan mentang-mentang engkau keluarga Umar Bin Khatab, engkau mendapat fasilitas dan berbuat semaumu, Kau harus punya tanggungjawab dan beban moril memberi contoh yang baik buat rakyat."
"Kalau ada keluarga Umar yang melanggar peraturan negara, maka akan Saya hukum 2x lipat, karena dia keluargaku"
Suatu hari beliau berkunjung ke pasar, di situ dilihatnya sapi-sapi yang gemuk-gemuk, tempat lain sapi nya kurus-kurus,lalu ditanyalah seseorang oleh Umar,
Umar : "ini sapi-sapi yang gemuk-gemuk milik siapa ?"
si Fulan : "Sapi milik Abdullah Bin Umar" (putra Umar Bin Khatab)
Umar : "panggil Abdullah Bin Umar, suruh kesini !!"
Maka datanglah Abdullah Bin Umar, ditanyanya Abdullah Bin Umar oleh Bapaknya :
Umar : "Bagaimana dengan sapi-sapi ini ?"
Abdullah : "Begini, dahulu Saya beli sapi kurus-kurus, lalu Saya beri upah orang untuk merawat sapi-sapi ini,sampai sekarang menjadi gemuk, akan Saya jual, dan tentu keuntungannya sesuatu yang halal"
Umar : "Subhanallah, Kau ini anak amirul mu'minin, jual sapimu, ambil modalnya, untungnya masukan baitul mal, untuk urus kepentingan orang Islam"
Beginilah Umar, beliau tidak mau anaknya terlibat bisnis dompleng kekuasaan ayahnya.
2. Kesederhanaan
Beliaulah satu-satunya amirul mu'minin (setingkat presiden kalau sekarang) yang mempunyai jubah cuman dua. Pada waktu beliau menjabat, yang diangkat menjadi gubernur mesir adalah Amr Bin Ash, yang mempunyai rumah selayak istana, dengan pakaian yang bagus-bagus.
Yang paling mengganggu pikiran Amr Bin Ash, disebelah istananya , terdapat sebuah rumah (gubuk) , Amr Bin Ash berniat menggusur rumah (gubuk) tersebut. maka dipanggillah pemilik rumah tersebut, dan Amr Bin Ash berkata akan menggusur rumah tersebut, kalau kamu tidak mau menjualnya. Karena si pemilik rumah tidak mau menjualnya, maka si pemilik rumah ini berniat mengadu kepada Umar Bin Khatab, seorang pemimpin dari Amr Bin Ash. Maka berjalanlah si pemilik rumah ini mencari Umar Bin Khatab, sampai di pintu kota Madina, bertemulah dengan seseorang dibawah pohon Kurma (Umar Bin Khatab), saat itu si pemilik rumah tidak tau kalau yang berbicara dengannya adalah Umar Bin Khatab, ditanyanya Umar Bin Khatab :
Si Pemilik Rumah : "Bapak tau khalifah Umar Bin Khatab ? Istananya dimana ?"
Umar : "Tau. Istananya diatas lumpur"
Si Pemilik Rumah : "Pengawalnya Banyak Pak ? siapa Pak"
Umar : "Banyak Pengawalnya. Yatim piatu, janda-janda tua, orang-orang miskin, orang-orang lemah itu pengawalnya"
Si Pemilik Rumah : "Pakaian kebesarannya seperti apa Pak ?"
Umar : "Pakaian kebesarannya malu dan taqwa"
Si Pemilik Rumah : "Saya ngga rerti Pak ? "
Umar : "itulah Umar Bin Khatab"
Si Pemilik Rumah : "Trus orangnya dimana Pak ?"
Umar : "Didepan kamu, Aku lah Umar Bin Khatab".
Subhanallah, beliau berprinsip : "bagaimana Saya bisa menghayati nasib Rakyat kalau Saya tidak merasakan apa yang meraka rasakan. Bagaimana Saya tau rasa sakit karena lapar kalau Saya belum pernah kelaparan".
Begitulah prinsip seorang Umar Bin Khatab, seorang pemimpin penakluk Persia, Mesir, Syam, Irak, Burqah, Tripoli bagian barat, Azerbaijan, Jurjan, Basrah, Kufah dan Kairo.
[spoiler=open this] for Pemimpin jaman sekarang:
Mobil Anaknya pemimpin jaman sekarang :
Rakyatnya :
Penghargaan kepada keluarganya :
Penghargaan terhadap jasa para pahlawan pejuan kemerdekaan :