Kebiasaan merokok bisa menyebabkan berbagai penyakit. Sebut saja, serangan jantung, impotensi dan kanker paru. Meski bisa menyebabkan kanker paru, sebuah penelitian mengungkap para perokok menthol ternyata memiliki risiko lebih kecil terserang penyakit kanker paru dibandingkan perokok non-menthol.
Dalam penelitian yang dilakukan William J. Blot dari Vanderbilt-Ingram Cancer Center, Nashville, Amerika Serikat mengungungkap para perokok menthol yang menghabiskan satu bungkus rokok memiliki risiko 12 kali lebih besar terkena kanker paru dibanding mereka yang tidak merokok. Adapun perokok non-menthol memiliki risiko 21 kali lebih besar terkena kanker paru.
Hasil ini terungkap setelah para peneliti melakukan identifikasi terhadap 440 orang dari 85.806 orang yang diteliti. Mereka lalu membandingkan kebiasaan merokok dan pilihan rokok orang yang terkena kanker paru dengan 2.213 orang yang tidak terkena kanker paru.
Selain memiliki risiko lebih kecil, perokok menthol juga menghabiskan rokok lebih sedikit ketimbang perokok non-menthol. Adapun tingkat kesulitan menghentikan kebiasaan merokok antara perokok menthol dan non-menthol sama.
Hasil ini mematahkan penelitian sebelumnya yang menyebutkan perokok menthol lebih sulit berhenti. Menurut Jonathan Foulds, Ph.D., profesor Ilmu Kesehatan Masyarakat dari Pennsylvania State College of Medicine rokok menthol menyediakan karbonmonoksida, nikotin dan cotinine yang lebih tinggi dibanding dengan rokok biasa.
Menthol merangsang reseptor dingin, sehingga menghasilkan sensasi dingin. Efek ini dapat membantu perokok menghisap lebih banyak nikotin per rokok dan menjadi lebih kecanduan, terutama di kalangan perokok muda.
Meski memiliki risiko lebih kecil, Blot menegaskan rokok menthol bukan berarti lebih aman dan boleh dikonsumsi. "Pesan utamanya, rokok berbahaya, mau menthol atau bukan, yang paling tepat adalah berhenti merokok sekarang juga," kata dia.