Proses pengadaan pesawat kepresidenan terus berjalan. Bahkan, pemerintah telah mencapai deal harga dengan perusahaan Boeing. Sekitar dua tahun lagi, pesawat yang akan menjadi tumpangan resmi Presiden RI itu akan tiba di tanah air.
�Pengerjaannya semua selesai ditargetkan pada 2013,� kata Mensesneg Sudi Silalahi dalam raker dengan Komisi II di Gedung DPR, Senayan, kemarin (8/6).
Raker tersebut sebenarnya tidak membahas pengadaan pesawat kepresidenan. Melainkan soal Rencana Kerja Anggaran (RKA) Sekretariat Negara (Sesneg), Sekretariat Kabinet (Seskab), dan Unit Kerja bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) untuk tahun 2012.
Turut hadir Seskab Dipo Alam dan Kepala UKP4 Kuntoro Mangkusubroto.
Namun, saat sesi pendalaman, anggota Komisi II AW Thalib mempertanyakan perkembangan dari pengadaan pesawat kepresidenan tersebut.
�Kami mendengar ada keinginan membeli pesawat kepresidenan pada tahun 2010. Tapi sekarang saya tidak mendengar lagi mengenai hal tersebut. Apa memang benar-benar direalisasikan,� tanya politisi PPP, itu.
Sudi menjelaskan bahwa prosesnya terus berjalan. �Mengenai pesawat itu karena dulu kita sudah clear (sepakat, red), prosesnya kami perlu laporkan,� kata Sudi.
DPR dan pemerintah memang telah bersepakat mengenai pembelian pesawat bertipe 747-800 Boeing Business Jet 2 (BBJ2) itu sejak awal 2010 lalu. Saat itu, sempat muncul perkiraan harga pesawat sebesar 85,4 juta dolar AS atau Rp854 miliar.
Namun, dalam prosesnya harga itu rupanya bisa ditekan menjadi 62 juta dolar AS. Bahkan, ungkap Sudi, setelah dinego pemerintah kembali mendapat diskon, sehingga harganya menjadi 58 juta dolar AS. �Meskipun dulu sudah disetujui anggarannya, kami berhasil nego lagi dan tekan sampai 4 juta dolar AS,� katanya.
Selama ini, untuk perjalanan dinas presiden, setneg menyewa pesawat Boeing 737-500 dari Garuda Indonesia. Pesawat jenis buatan Amerika Serikat itu biasa digunakan untuk kunjungan kerja presiden ke daerah-daerah di tanah air. Untuk lawatan internasional, pesawat yang digunakan adalah jenis Airbus A-300-330 atau Airbus A-300-341 bikinan Perancis.
Pembelian pesawat kepresidenan dinilai akan lebih efektif. Namun, pesawat bertipe 747 -800 Boeing Business Jet 2 (BBJ2) itu hanya terbatas untuk perjalanan domestik.
�Sekarang untuk interior dan fisiknya sedang dikerjakan,� kata Sudi.