Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 27th May 2012
ondelondel's Avatar
ondelondel ondelondel is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: May 2012
Posts: 1,996
Rep Power: 16
ondelondel mempunyai hidup yang Normal
Default [HOT] Inilah Asal Mula Kata "MakNyus" Ala Bondan Winarno

Dengan Sedikit Ragu2, Trid Ini Ane Nyatakan Tidak Repost






[/spoiler]
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for buka dulu:





[/quote]
Quote:







kenapa ane katakan ragu2? Setelah ane cek satu per satu trid yg ada keyword mak nyus atau asal mula mak nyus, tidak ada yg isinya membhas masalah ini. Kalaupun toh ada, itu hanyalah sebuah pertanyaan dan tidak ada jawabn yg benar, karena hanya argumen dan bukan dari sumber aslinya. So, ini ane kasih yg dri Pak Bondan Winarno.,














Quote:







Agan2 pastinya g asing khn ama acara wisata kuliner yg dibawakan oleh Bondan Winarno? Yup, acara ini sering nongol di Tr*ns Tipi. Nah, tiap abiz makan, Pak bondan selalu mengutarakan kata2 "mak nyus" dg ekspresi khasnya yg bikin kita ngiler.,.,



Nah, ternyata pak bondan tidak selalu mengatakan maknyus lho.,! Klo makanannya g enak, dia bilang y tidak mak nyus. Namun, yg bikin kita2 penasaran ampe sekarang adlh,. apa arti dan siapa yg mencetuskan kata2 itu ? Penasaran? Check this ote!!







Quote:
[spoiler=open this] for Dari wawancara inilah terungkap apa dan siapa yg membuat kata2 "MakNyuss":




Quote:





Hmm� maknyus! Kalimat itu begitu lekat dengan sosok Bondan Winarno. Selalu muncul untuk mengutarakan rasa nikmat santapan pada level tertinggi, mengungguli rasa enak, mantap, aman, atau standar.



Baginya, kriteria maknyus sangat subyektif. Tergantung kesan pertama saat lidahnya mencecap. �Tidak semua makanan maknyus,� kata Bondan.



Pernah ia membatalkan syuting acara kuliner yang dipandunya gara-gara makanan yang tersaji tak cocok dengan lidahnya. Ia sudah mencoba beberapa menu tapi tetap tak enak. �Terpaksa saya bilang maaf ke pemilik warung kalau makannya tidak maknyus,� ujarnya.



Lidahnya cerdas. Mungkin demikian kata orang. Tak sekadar bisa bilang maknyus, lidahnya juga mampu bercerita banyak tentang makanan yang disantapnya. Mulai makanan mewah racikan chef andal, hingga jajanan kaki lima.





Dari mana asal kata �maknyus�?

Dulu saya suka makan bareng Umar Kayam dan Gunawan Muhammad. Setiap menemukan makanan yang enak, Pak Umar Kayam selalu bilang, �Ini maknyus, mantap.�



Waktu syuting di Wisata Kuliner, saya keceplosan bilang �maknyus� dan ditayangkan. Ternyata, banyak yang suka jadi saya lanjutkan saja. Menurut kru, saya itu Mr one take oke, sekali ambil gambar sudah oke, tidak akan diulang lagi. Hahaha ...



Apa sih kriteria maknyus?

Yang paling penting adalah kesan pertama. Waktu mencicip masakan di Jetis Imogiri, mangut lelenya memang yang terkenal, tapi menurut saya biasa saja. Ketika saya mencoba terancamnya ternyata enak, ada kecipir muda yang rasanya maknyus. Jadi, kriterianya ya menurut lidah saya.



Anda suka memilih-milih makanan saat wisata kuliner?


Saya tipe orang yang doyan semua makanan. Menyantap makanan itu bisa dipelajari. Dulu saya tidak suka sushi, karena saya pikir makanan mentah kok dimakan. Tapi tahun 1971 saya ke Jepang, dan berpikir apa yang membuat orang Jepang cerdas, ya sushi. Lalu, saya belajar makan sushi.



Makanan yang tidak Anda suka?

Saya tidak akan memilih makanan ekstrim, karena masih banyak makanan biasa yang enak. Saya pernah makan daging monyet karena dibohongi. Dan, makan ular waktu kepanduan, itu karena untuk bertahan di alam.



Saya hanya mau menyantap makanan ekstrim kalau ada alasan budaya, seperti larva sagu, Kidu. Saya memakannya di sebuah lapo di Kabanjahe. Terbuat dari ulat pohon enau sepanjang 4 cm, putih, dan gemuk. Ulat itu kemudian digoreng. Di luarnya renyah, di dalamnya seperti sumsum. Maknyus.



Makanan favorit?

Kalau ditanya empat tahun lalu, saya pasti menjawab makanan Padang. Saya besar di Padang dan terbiasa bumbu pedas. Sejak 4-5 tahun lalu saya senang makanan yang sehat dan enak, saya suka masakan Manado. Kebanyakan makanan Manado menggunakan ikan segar dan aromanya harum karena pakai kemangi, sereh.



Bagaimana cerita Anda �terdampar� di dunia kuliner?


Ini seperti second life bagi saya. Ayah dan kakak saya meninggal dalam usia muda. Ayah dalam usia 48 tahun, kakak juga. Saya putuskan untuk pensiun dini dan ingin menata hidup lebih sehat tanpa stres. Saya sempat ingin menjadi pendeta. Lalu ada tawaran menulis cerita kuliner di Jalan Sutera, lalu berlanjut menjadi host di Wisata Kuliner, ternyata banyak yang suka.



Punya cerita unik dengan popularitas maknyus?

Dulu saya sempat tak siap dengan popularitas. Saya pernah keluar dari rumah makan di Bogor, tiba-tiba ditempel mesra wanita montok, lalu minta foto.



Katanya ingin pensiun dini, tapi malah terjun ke bisnis lagi?

Sibuknya berbeda. Kalau dulu sebagai eksekutif kan diatur target, rigid. Harus memikirkan karyawan naik gaji, saya itu hard on job, soft on human. Sekarang saya tidak selalu diatur hidup rigid. Lebih santai, ini yang saya sebut second life. Melalukan hal yang saya sukai.



Anda cukup sukses di berbagai bidang profesi, mulai penulis, jurnalis, pengusaha, dan sekarang di bidang kuliner. Apa kuncinya?

Saya itu selalu struggling dan cepat. Saya tidak memiliki kemampuan multitasking. Saya hanya bisa melakukan satu hal saja, tapi cepat. Dulu, waktu saya jadi karyawan dan keluar kota selama empat hari, dua hari pekerjaan beres. Sisanya saya pakai untuk jalan-jalan, dan mencari makanan enak.



Pengalaman masa kecil yang mempengaruhi Anda saat ini?


Saya anak bungsu dari tiga bersaudara. Anak pertama laki-laki paling disayang ibu, tidak pernah disuruh bantu-bantu pekerjaan rumah tangga. Anak kedua perempuan tapi takut ke dapur, muntah kalau ke pasar. Jadilah saya seolah-olah sebagai korban membantu ibu di dapur.



Memang suka masak sejak kecil?


Awalnya memang seperti merasa jadi korban, tapi lama-lama mulai menikmati. Sejak kecil saya di kepanduan (pramuka) dan saya memiliki keterampilan khusus memasak. Akhirnya memasak bukan menjadi sebuah beban tapi sebagai keuntungan. Ibu saya orang Jawa Timur dan kami hanya memiliki satu orang pembantu. Saya membantu dari belanja hingga masak.



Apa masakan pertama yang berhasil diciptakan?


Waktu itu saya masih sekolah di Sekolah Rakyat kelas satu. Umur saya baru tujuh tahun saat membuat kue kelepon. Saya memang suka kue kelepon yang ditaburi kelapa. Saya juga ikut pandu �Anak ajak�, kakak saya penggalang. Kami diajar buat lemang yang dibakar di api unggun.



Masa kecil saya di Padang sampai 1957 kemudian ke Semarang sampai 1969. Tahun 1970 saya ke Jakarta.



Ada kebiasaan keluarga yang memberi andil pada kesenangan mencicip makanan?


Iya, Ayah saya seorang PNS dan kami sering jalan-jalan ke luar kota. Waktu itu, di tempat wisata jarang ada jajanan jadi kita harus bawa bekal sendiri. Ibu biasanya masak dan membawa bekal di rantang. Waktu itu rasanya sangat menyenangkan.



Setelah saya punya penghasilan sendiri, tradisi jalan-jalan dan makan saya lanjutkan. Saya mulai bekerja di umur 20. Sambil kuliah, kerja, dan kos, saya mulai cari makanan yang murah.



Bagaimana cara membedakan citarasa makanan?


Kebiasaan di pandu. Kepanduan itu turunan ilmu spionase, kita harus mampu menggambarkan kembali apa yang kita lihat atau rasakan. Sejak kecil saya sudah merasakan dan belajar mengingat apa yang saya makan. Kalau makan sayur asam, kuahnya yang kental pakai kemiri, ada rasa ketumbarnya.



Bagaimana menjaga agar tetap sehat meski sering menyantap makanan penuh lemak dan kolesterol?


Pakai rumus know what you eat. Kalau lagi syuting, sehari kami bisa mendatangi 8-12 tempat. Semua makanan saya cicipi, tapi tidak dihabiskan.

Kalau tiga hari saya makan enak terus, maka dua hari berikutnya saya harus detoksifikasi. Caranya, saya tidak makan sama sekali, hanya minum air dua liter dan setiap dua jam sekali minum jus buah dan sayur tanpa gula ditambah suplemen.



Kalau selama tiga hari berat saya tambah 1,5 kilogram karena makan lemak dan kolesterol, setelah detoksifikasi selama dua hari, bobot saya akan kembali normal.



Saya juga rutin berolahraha dua jam sehari sepeda dan berenang. Berdisiplin olahraga dan diet membuat gula darah normal. Saya tidak perlu minum obat anti hipertensi yang saya minum selama delapan tahun. Saya merasa lebih baik, lebih gembira dan menikmati hidup.



Pengalaman Anda sudah lengkap. Masih ada obsesi belum terwujud?

Saya ingin jadi guru. Ada guru saya, Bu Tati waktu ditanya mau jadi apa saya jawab guru. Dia pikir jawaban saya untuk menyenangkannya saja. Waktu saya jadi instruktur bagi para dokter untuk komunikasikan KB, saya lapor ke Bu Tati, �Bu, Saya jadi guru!�



Di Twitter, ada yang melihat saya sebagai orang yang asertif, judes. Karena saya orangnya menegur karena ada orang yang tidak punya etika, tidak tahu aturan dan tidak tahu apakah pantas atau tidak. Saya tidak peduli apakah disenangi atau tidak, populer atau tidak.



Saya ingin sebuah program televisi yang bisa mengajari hal-hal kecil untuk menjadi bangsa yang bermartabat. Misalnya saja tepat waktu. Saya ingin kita jadi bangsa yang disiplin dan beretika. (eh)















[quote]





So, kesimpulannya adalah kata2 maknyus diadopsi oleh pak bondan dari Umar Kayam dan Gunawan Muhammad. Setiap menemukan makanan yang enak, Pak Umar Kayam selalu bilang, �Ini maknyus, mantap."





Bagaimana, sudah tau khn sekrang?





ceriwiser sejati selalu meninggalkan komeng, memberi , berbagi , dan tidak asal lempar


sumber dg sdikit modifikasi



Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 01:34 AM.


no new posts