Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 27th May 2012
kumisfauzi's Avatar
kumisfauzi kumisfauzi is offline
Ceriwis Addicted
 
Join Date: May 2012
Posts: 4,186
Rep Power: 19
kumisfauzi mempunyai hidup yang Normal
Default [Studio Rekaman LOKANANTA] Romantisme Sejarah dan Budaya, Obat Anti-Klaim

[/spoiler]
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for lokananta:












�Ya masih begini-begini saja,� kata Heri Susilo, pengunjung Lokananta, ketika ditanya soal kondisi studio rekaman tertua di Indonesia itu.

Kamis (26/4) merupakan kali ketiga ia datang ke Lokananta. Menemani seorang teman, Heri berkeliling di ruang penyimpanan piringan hitam, pita master, dan alat-alat rekam. �Terakhir kali datang 2008, kondisinya enggak banyak berubah. Paling hanya studio rekaman yang direnovasi,� katanya.

Sebagai pemerhati sekaligus pekerja musik, ia merasa prihatin dengan nasib Lokananta yang mati segan hidup tak mampu. Padahal, koleksi alat rekamnya lengkap dari 1950-an. Di dalam gedung juga tersimpan aset berharga meliputi 45.000 piringan hitam, 5.000 pita master, dan aneka rupa alat studio.

Titik Sugiyanti, staf administrasi keuangan dan umum Lokananta pun bercerita apa adanya. Perawatan rupa-rupa koleksi dibuat semurah mungkin. Untuk menghindari udara lembab, pintu dan jendela sesekali dibuka. Kadang, debu disedot dengan mesin. Sedangkan bau tengik ditawarkan dengan aroma kopi. Sayangnya, usaha yang disebut terakhir ini bisa dibilang gagal karena bau apak masih terasa menyengat di hidung.

Dengan karyawan yang berjumlah 19 orang dan penghasilan studio rekaman yang tak seberapa, gaji mereka tergolong minim. Beberapa, aku Titik, masih berada di bawah batas UMR. Di sisi keamanan, hanya ada satu orang petugas yang berjaga tiap shift-nya. Tak ada fasilitas standar penjagaan bagi gedung yang besar itu, apalagi kamera cctv.

�Studio rekaman paling hanya menutup 50% biaya operasional. Sisanya diusahakan dari sewa alat musik dan ruangan. Ya, diusahakan cukup. Kita utamakan di pos-pos penting dulu seperti listrik, telepon, dan gaji pegawai,� katanya.

Keluhan mereka ini bukannya tidak didengar pemangku kebijakan. Sudah banyak orang besar telah datang bertandang. Sebut saja musisi pop Glenn Fredly yang baru-baru ini rekaman, juga ada Walikota Solo Joko Widodo, hingga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Marie Elka Pangestu. Mereka pernah menginjakkan kaki di sini. Keluh kesah tentang kondisi Lokananta sudah pasti terdengar. Tapi bagi studio rekam itu, perubahan masih juga tak kunjung datang.

Heri menduga-duga bahwa acuhnya pemerintah bukan tanpa sebab. Lokananta secara birokrasi masih berada dalam Perum Percetakan Negara. Semua program pengembangan, perbaikan, dan lainnya harus menempuh birokrasi panjang. Birokrasi yang bisa jadi tak bisa langsung digunting begitu saja oleh walikota ataupun menteri.

Birokrasi ini pula yang mungkin membuat banyak pihak antipati memberi bantuan. Alasan lain, bisa jadi kesan kuno yang terlanjur melekat pada Lokananta, sehingga musisi-musisi kondang sekarang emoh membantu. �Orang jadi menganggap bahwa yang lama mending mati saja,� ujar Heru menirukan opini sebagian kawannya di Jakarta.

Tapi di antara cerita-cerita sedih itu, Lokananta masih berdiri tegar. Sebagai studio rekaman yang didirikan 1956, sejarah menjadikannya kuat. Ia bisa berbangga karena telah menghasilkan nama besar seperti Waldjinah, Gesang, Titiek Puspa, Bing Slamet, dan Sam Saimun.

Lokananta, bagi orang yang masih menghargai sejarah musik seperti Heri, masih tetap dicintai dan dirindu.

�Dan saya pikir ini bukan soal romantisme sejarah saja. Tapi Lokananta ini lagi-lagi merupakan sebuah aset berharga. Identitas musik kita ada di sini. Jangan ketika keroncong diklaim Malaysia, kita baru menoleh Lokananta untuk mencari bukti-buktinya,� sambungnya.


Sumber


Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for sisi lokananta:





Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for 1:













Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for 2:













Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for 3:













Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for 4:













Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for 5:













Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for terang bulan:













Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for pidato Soekarno:













Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for antik:












Spoiler for open this:












[spoiler=open this] for mari elka pangestu prihatin:






Melihat potensinya, Marie berpendapat perusahaan rekaman musik (label) pertama di Indonesia tersebut ke depan masih bisa dikembangkan. Di studio tersebut hingga kini masih tersimpan berbagai arsip berharga. Meskipun belum merancang program khusus demi pengembangan Lokananta, Marie mengaku pihaknya memberikan perhatian besar terhadap perusahaan yang merupakan salah satu cabang dari Perum PNRI tersebut.









Sejarah bangsa ini setidaknya juga tersimpan di Studio LOKANANTA. Sudah barang tentu pemerintah memberi perhatian lebih untuk mengalokasikan dana lebih dalam menjaga dan merawat koleksinya.

Di sisi lain diharapkan pemerintah juga berusaha membuat perusahaan negara ini berproduksi secara efektif lagi dalam mendukung penyebarluasan serta penanaman kecintaan budaya dan bangsa Indonesia melalui media musik.

Serta peran serta masyarakat untuk menghidupkan lagi LOKANANTA dalam kerangka menjaga dan melestarikan peningalan sejarah, budaya dan seni, dengan mengkonsumsi produk-produk dari LOKANANTA.




Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 04:47 AM.


no new posts