Mengenang Tragedi Tsunami Aceh 2004 (26/12/2004 - 26/12/2010)
agan/sista semua pasti tw tragedi Tsunami Aceh pada tahun 2004 lalu. Tragedi yang merupakan salah satu tragedi besar yang merenggut banyak korban jiwa, bukan hanya dai Indonesia tapi juga dari beberapa negara seperti malingshit, thailand india dan masih banyak yang lainnya (kyak lagu nya bang haji ya ).
Pada tanggal 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi dahsyat di Samudra Hindia, lepas pantai barat Aceh. Gempa terjadi pada waktu 7:58:53 WIB. Pusat gempa terletak pada bujur 3� 18' 57.6" N 95� 51' 14.4" E (ane gak ngerti gan ini dibaca nya gimana ). kurang lebih 160 km sebelah barat Aceh sedalam 10 kilometer. Gempa ini berkekuatan 9,3 menurut skala Richter dan dengan ini merupakan gempa bumi terdahsyat dalam kurun waktu 40 tahun terakhir ini yang menghantam Aceh, Sumatera Utara, Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Srilangka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika. Gempa yang mengakibatkan tsunami menyebabkan sekitar 230.000 orang tewas di 8 negara. Ombak tsunami setinggi 9 meter. Bencana ini merupakan kematian terbesar sepanjang sejarah. Indonesia, Sri Langka, Inda, dan Thailand merupakan negara dengan jumlah kematian terbesar.
[/spoiler]
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for gambar:
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for korban jiwa:
Indonesia : 126.916 korban jiwa
Srilanka : 30.718 korban jiwa
India :10.012 korban jiwa
Thailand :5.305 korban jiwa
Somalia :150 korban jiwa
Myanmar :90 korban jiwa
Malaysia :68-74 korban jiwa
Maladewa :82 korban jiwa
Seychelles :1 - 3 korban jiwa
Tanzania :10 korban jiwa
Bangladesh :2 korban jiwa
Afrika Selatan:2 korban jiwa
Kenya :1 korban jiwa
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for Video:
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for ini gan perkembangan aceh setelah tsunami:
Setelah diempas tsunami, bumi Serambi Makkah dan Nias banyak mendapat perhatian
dan simpati dunia. Berbagai lembaga donor berdatangan dengan satu misi:
kemanusiaan. Tercatat 44 negara ikut ambil bagian dalam masa tanggap darurat di
Aceh-Nias. Jumlah pasukan dari negara-negara sahabat yang diterjunkan
disebut-sebut sebagai misi nonperang terbesar setelah Perang Dunia Kedua untuk
melakukan penyelamatan, evakuasi, penyaluran logistik, dan bantuan medis.
Kini, setelah hampir empat tahun tragedi itu terjadi, Aceh ternyata belum
benar-benar pulih. Wilayah pesisir dari Banda Aceh ke Meulaboh via Calang
misalnya. Jalan yang ada masih jauh dari kata layak untuk dilalui kendaraan.
Dulu, sebelum tsunami, perjalanan sejauh sekitar 240 kilometer dari Banda Aceh
ke Meulaboh, ibu kota Kabupaten Aceh Barat, bisa ditempuh dengan 4-5 jam.
Sekarang, waktu tempuhnya bisa menjadi dua kali lipat. Selain karena berubahnya
rute karena terputusnya jalan dan jembatan, lamanya waktu juga dipengaruhi
kualitas jalan yang masih sangat buruk.
Waktu tempuh itu masih bisa bertambah panjang dengan adanya gangguan yang tidak
diprediksi sebelumnya. Seperti yang dialami Jawa Pos saat melakukan perjalanan
Banda Aceh-Meulaboh, Rabu lalu (1/10), pada hari pertama Lebaran. Sepuluh jam
perjalanan masih harus ditambah dengan tiga jam karena jembatan penghubung di
wilayah Patik, Sampoiniet, Aceh Jaya. Jembatan dengan menggunakan batang pohon
kelapa tersebut rawan ambrol karena tanah penyangganya tergerus air sungai.
Alhasil, perjalanan harus menunggu perbaikan dengan menggunakan dua buah alat
berat.
Praktis, jalan mulai mulus ketika melewati Kecamatan Panga, Kabupaten Aceh Jaya.
Dari situ, perjalanan ke Meulaboh membutuhkan waktu dua jam.
Kondisi perumahan untuk warga korban bencana tidak jauh berbeda. Masih banyak
warga yang hingga kini masih tinggal di barak-barak pengungsian. Rumah bantuan
yang dijanjikan hingga saat ini belum juga rampung. "Awalnya dijanjikan sebelum
puasa (Ramadan), tapi sampai sekarang belum juga," kata Zuafri, warga Ujung
Karang, Meulaboh, yang masih tinggal di barak Leuhan, Kecamatan Johan Pahlawan,
Meulaboh.
Kondisi semakin memprihatinkan jika melihat bagaimana fasilitas air bersih yang
tersedia di barak-barak pengungsian. Warga masih menggunakan air sumur bor yang
kualitasnya belum terjamin. "Itu memang yang ada di sini. Ada juga air yang
disaring dan ditampung," kata M. Abbas, penduduk Ujung Karang lainnya yang juga
mendiami barak Leuhan.
Barak di Leuhan dengan penghuni 180 KK itu mungkin hanya salah satu contoh.
Masih ada barak lain, misalnya barak Lapang, juga di Kecamatan Johan Pahlawan.
Jika melihat data di Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh-Nias,
pengungsi yang masih tinggal di barak mencapai 1.407 KK, dengan rumah permanen
yang berhasil dibangun 115.731 unit (selengkapnya lihat grafis).
Mengembalikan Aceh dan Nias kepada kondisi semula memang tidak murah dan
membutuhkan waktu cukup lama. Paling tidak dibutuhkan Rp 60,353 triliun jika
mengacu pada perhitungan Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional).
Jumlah yang lebih besar ditaksir oleh BRR, yakni mencapai Rp 90 triliun.
Lantas, bagaimana nanti jika mandat BRR selesai pada April 2009? Menurut Rahmat
Djailani, manajer politik Partai Rakyat Aceh (partai local di Aceh), seharusnya
pemerintah bisa lebih fokus dalam melakukan pembangunan. "Saya lihat tidak jelas
fokusnya. Kalau memang mau diselesaikan jalan, ya selesaikan dulu," katanya.
Menurut informasi yang diperoleh koran ini, anggaran daerah NAD (Nanggroe Aceh
Darussalam) untuk tahun ini masih ada Rp 4 triliun yang harus habis pada
Desember 2008. Sementara sisa anggaran tahun 2007 masih sekitar Rp 300 miliar.
Memang bukan jumlah yang besar untuk pembangunan infrastruktur secara
menyeluruh. "Setidaknya bisa difokuskan untuk salah satu pembangunan," kata
Rahmat
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for mungkin karena ini juga timnas kita pake pita hitam:
VIVAnews - Asisten manajer tim nasional Indonesia, Iwan Budianto, memastikan Ahmad Bustomi dan kawan-kawan akan mengenakan pita hitam di pertandingan besok untuk mengenang enam tahun tragedi tsunami.
Permintaan timnas Indonesia menggunakan pita hitam saat melawan Malaysia di final pertama Piala AFF 2010, Minggu 26 Desember 2010, datang dari salah satu partai lokal yang berpengaruh di Aceh, Partai Rakyat Aceh (PRA).
Sekjen PRA, Thamren Ananda, meminta pemain timnas Indonesia menggunakan pita hitam dan mengheningkan cipta sebelum pertandingan untuk mengenang tragedi tsunami, yang menelan korban hingga 150 ribu jiwa pada 26 Desember 2004.
Menanggapi permintaan itu, asisten manajer timnas Indonesia Iwan Budianto memastikan, Firman utina dan kawan-kawan akan mengenakan pita hitam saat melawan Malaysia.
"Betul, besok pemain akan mengenakan pita hitam. Saya mendapat instruksi dari manajer Andi Darussalam Tabusalla agar pemain menggunakan pita hitam untuk mengenang tragedi tsunami," ujar Iwan dalam wawancara dengan tvOne, Sabtu 25 Desember 2010.
"Kami sudah mempersiapkan pita tersebut. Kami membelinya di supermarket di belakang hotel," lanjut pria yang juga menjabat Ketua Badan Liga Amatir (BLAI) PSSI ini.
Iwan juga memastikan timnas Indonesia untuk kali pertama menggunakan seragam tandang putih-hijau di Piala AFF 2010 di pertandingan besok
nah itu gan yang pengen ane sahre ke agan/sista sekalian, mudah- mudahan negeri kita yang tercinta ini jauh dari bencana amin....
SEJENAK KITA BERDOA UNTUK BANGSA KITA TERCINTA GAN...
uia, gan jangan lupa buat dukung timnas kita INDONESIA DUNG...DUNG...DUNG...
[spoiler=open this] for TIMNAS:
ane haus nih gan, bagi donk, please ane jngan mudah - mudahan trit ane ga yang belom ISO tolong gan...