Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 27th May 2012
kumisfauzi's Avatar
kumisfauzi kumisfauzi is offline
Ceriwis Addicted
 
Join Date: May 2012
Posts: 4,186
Rep Power: 19
kumisfauzi mempunyai hidup yang Normal
Default Sejarah Bangunan Bosscha Observatory

Sejarah Bosscha



Observatorium Bosscha (dahulu bernama Bosscha Sterrenwacht) dibangun oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda. Pada rapat pertama NISV, diputuskan akan dibangun sebuah observatorium di Indonesia demi memajukan Ilmu Astronomi di Hindia Belanda. Dan di dalam rapat itulah, Karel Albert Rudolf Bosscha, seorang tuan tanah di perkebunan teh Malabar, bersedia menjadi penyandang dana utama dan berjanji akan memberikan bantuan pembelian teropong bintang. Sebagai penghargaan atas jasa K.A.R. Bosscha dalam pembangunan observatorium ini, maka nama Bosscha diabadikan sebagai nama observatorium ini.



Pembangunan observatorium ini sendiri menghabiskan waktu kurang lebih 5 tahun sejak tahun 1923 sampai dengan tahun 1928.



Publikasi internasional pertama Observatorium Bosscha dilakukan pada tahun 1933. Namun kemudian observasi terpaksa dihentikan dikarenakan sedang berkecamuknya Perang Dunia II. Setelah perang usai, dilakukan renovasi besar-besaran pada observatorium ini karena kerusakan akibat perang hingga akhirnya observatorium dapat beroperasi dengan normal kembali.



Kemudian pada tanggal 17 Oktober 1951, NISV menyerahkan observatorium ini kepada pemerintah RI. Setelah Institut Teknologi Bandung (ITB) berdiri pada tahun 1959, Observatorium Bosscha kemudian menjadi bagian dari ITB. Dan sejak saat itu, Bosscha difungsikan sebagai lembaga penelitian dan pendidikan formal Astronomi di Indonesia.




[/spoiler]
Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for CEK:














Fasilitas Bosscha


Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for CEK:










Di dalam gedung kubah Observatorium Bosscha ini, yang menjadi landmark Bandung Utara selama lebih dari 85 tahun, disimpan teleskop ganda Zeiss 60 cm. Bangunannya dirancang oleh arsitek Bandung terkenal, K. C. P. Wolf Schoemacher. Kubah gedung ini berbobot 56 ton dengan diameter 14,5 m, terbuat dari baja setebal 2 mm.











Tugu Bosscha


Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for CEK:










Tugu Bosscha di depan bangunan teleskop Bamberg, yang merupakan salah satu bangunan bersejarah di Observatorium Bosscha. Observatorium Bosscha dibangun oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda, dengan nama Bosscha Sterrenwacht.



Adalah Karel Albert Rudolf Bosscha, seorang tuan tanah di perkebunan teh Malabar, yang bersedia menjadi penyandang dana utama dan berjanji memberikan bantuan pembelian teropong bintang. Karena jasanya itulah, Bosscha diabadikan sebagai nama observatorium ini.



Pada 17 Oktober 1951, NISV menyerahkan Observatorium Bosscha kepada pemerintah RI, dan menjadi bagian Institut Teknologi Bandung (ITB) sejak tahun 1959.











Teropong Ganda Zeiss


Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for CEK:










Teropong Ganda Zeiss 60cm di atas merupakan teleskop terbesar dan tertua di Observatorium Bosscha, berusia 83 tahun pada 2011 ini, dan masih berfungsi dengan baik. Sejak awal 1990-an, teknologi detektor dijital mulai digunakan di Observatorium Bosscha, untuk meningkatkan tingkat sensitifitas pengamatan.



Diameter teleskop utama adalah 60 cm, panjang fokus hampir 11 m, dengan medan pandang 1,5 derajat atau sekitar 3 kali diameter citra bulan purnama. Teleskop ini dapat mengamati bintang-bintang yang 100.000 kali lebih lemah dari bintang yang dapat dilihat mata telanjang. Teleskop pencarinya berdiameter 40 cm.











Makam Karl Adolf Bosscha



[spoiler=open this] for CEK:










Makam tempat peristirahatan terakhir Bosscha berada di tengah rindangnya pepohonan di kawasan perkebunan teh Malabar. Pusaranya ditutup dengan kubah berarsitektur Eropa. Sekeliling makam dipagar dan ditutupi sejumlah pohon besar yang telah berumur tua. Di depan pintu gerbang makam, terdapat prasasti bertuliskan tanda jasa dan penghargaan yang diterima Boscha.

Bosscha atau nama lengkapnya Karel Albert Rudolf Bosscha lahir pada tahun 1865 di Belanda, dan wafat pada tanggal 26 November 1928 di Malabar Bandung, Jawa Barat. Dia datang ke Indonesia sekitar tahun 1887, dengan mengembangkan perkebunan teh Malabar dan Pangalengan.

Selama hidupnya Bosscha tidak menikah. Karena kecintaannya pada perkebunan teh Malabar, dia meminta jasadnya dimakamkan diantara pepohonan teh di kawasan perkebunan teh Malabar.














[/quote][quote]





Teleskop lainnya yang dimiliki Observatorium Bosscha adalah Teleskop Bamberg, Teleskop GAO-ITB, Teleskop Hilal, Teleskop Radio 2.3 m, Teleskop Radio JOVE, Teleskop Surya, Teleskop TPOA, dan Teleskop Unitron. Teleskop GOTO 45 cm dan Teleskop Schmidt Bima Sakti sedang dalam perbaikan. Tahun 2004, Observatorium Bosscha dinyatakan sebagai Benda Cagar Budaya.





SEMOGA BERMANFAAT ^_^

Nice Share.....



Tolong bantu yaa...!!

Kalo berkenan TS menerima Tidak menerima



Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 04:36 PM.


no new posts