Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > HOBI > Other Discussion > Save Our Planet

Save Our Planet Forum diskusi tentang penyelamatan lingkungan hidup, tips, dan ide untuk GO Green

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 9th February 2012
vals's Avatar
valsVIP vals is offline
Super Moderator
 
Join Date: Apr 2011
Posts: 3,914
Rep Power: 50
vals has disabled reputation
Default Buang Sampah Sembarangan = Nulis 100 Kalimat

Buang Sampah Sembarangan = Nulis 100 Kalimat



Peraturan di atas pernah diterapkan pada anak-anak binaan di sini. Dan itu cukup manjur sebagai sebuah langkah awal untuk membiasakan anak-anak membuang sampah pada tempatnya. Minimal sedikit mengurangi sampah berceceran pada saat kegiatan anak.

Dan reaksi yang aku dapatkan juga lucu-lucu. Ada anak yang mencari waktu melanggar aturan dengan sembunyi-sembunyi membuang sampah, namun ada juga anak yang memposisikan diri sebagai pengawas teman-temannya. Sehingga bila suatu ketika mereka mendapati teman yang membuang sampah tidak pada tempatnya, mereka langsung akan teriak, � Kak� si A membuang sampah sembarangan.�

Ataupun saling tuduh jika salah satu di antara kami (pengurus PPA) menemukan sampah tercecer usai kegiatan anak. Dan berakhir pada senyum aneh ketika pelaku sesungguhnya kemudian mengambil sampah itu dan memasukannya di tempat sampah. Dan akhirnya, anak inipun menjalankan konsekuensi menulis 100 kalimat yang berisi � Saya akan membuang sampah pada tempatnya� . Haranpannya saat dia menulis berulangkali, isi tulisan yang ditulisnya dapat merema baginya�
Tapi bagaimana dengan orang dewasa yang seharusnya lebih bisa berpikir nalar?

Karena masih banyak sekali orang yang membuang sampah sembarangan. Jangankan di halte atau terminal, di rumah ibadatpun masih banyak didapati bungkus permen atau tissue yang sudah diremas-remas tercecer di lantai ataupun di sarana prasarana rumah ibadat yang lain.

Dan yang lebih aduhai� kadang kotoran hidungpun menempel di sarana prasarana tersebut.

Apakah perlu diberlakukan konsekuensi juga?

Bentuknya? Apakah mau disamakan dengan anak-anak?

Tentunya orang dewasa macam kita tidak akan mau. Karena kalau boleh jujur, dibanding kita yang -katanya- dewasa, terkadang justru anak-anak lebih menghargai otoritas.

Mari sebagai orang dewasa yang tidak berhenti belajar, kita juga belajar bersama untuk mencintai lingkungan. Selain itu, mari kita juga belajar dari respon anak-anak terhadap ketentuan menjaga lingkungan.

__________________
ﷲ ☯ ✡ ☨ ✞ ✝ ☮ ☥ ☦ ☧ ☩ ☪ ☫ ☬ ☭ ✌

Reply With Quote
  #2  
Old 9th February 2012
ridzgank's Avatar
ridzgank ridzgank is offline
Member Aktif
 
Join Date: Jan 2012
Posts: 103
Rep Power: 0
ridzgank memiliki kawan yg banyakridzgank memiliki kawan yg banyakridzgank memiliki kawan yg banyak
Default

wah ini harus dibiasakan pada anak2 seperti sd/sederajat nih..
biar kalo dewasa jadi terbiasa
Reply With Quote
  #3  
Old 10th February 2012
vals's Avatar
valsVIP vals is offline
Super Moderator
 
Join Date: Apr 2011
Posts: 3,914
Rep Power: 50
vals has disabled reputation
Default

Quote:
Originally Posted by ridzgank View Post
wah ini harus dibiasakan pada anak2 seperti sd/sederajat nih..
biar kalo dewasa jadi terbiasa
siiiap...
kalo ga dari sedini mungkin,
pas udah gede, malah ngrusak
__________________
ﷲ ☯ ✡ ☨ ✞ ✝ ☮ ☥ ☦ ☧ ☩ ☪ ☫ ☬ ☭ ✌

Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 11:14 PM.


no new posts