Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > HOBI > Sports > Sepak Bola

Sepak Bola Tempat berkumpulnya para Bola mania di seluruh tanah air. Fans ataupun pecinta bola bisa berbagi info disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 5th January 2012
librilz's Avatar
librilzVIP librilz is offline
Ceriwis VIP
 
Join Date: Mar 2011
Posts: 15,788
Rep Power: 92
librilz is Ceriwis Prophetlibrilz is Ceriwis Prophetlibrilz is Ceriwis Prophetlibrilz is Ceriwis Prophetlibrilz is Ceriwis Prophetlibrilz is Ceriwis Prophetlibrilz is Ceriwis Prophetlibrilz is Ceriwis Prophetlibrilz is Ceriwis Prophetlibrilz is Ceriwis Prophetlibrilz is Ceriwis Prophet
Default Adu Konsisten di 'Liga Jungkat-Jungkit'

Pada suatu waktu di tahun 2008, Sir Alex Ferguson pernah menggambarkan Premier League layaknya jungkat-jungkit. Kini situasi serupa terjadi lagi, dan sialnya juga ikut menimpa tim arahannya.

Jungkat-jungkit. Naik-turun. Demikian ketika itu Fergie menggambarkan performa tim-tim besar Premier League dalam perlombaan menuju gelar juara. Musim itu, Manchester United yang sempat tertinggal dari Arsenal akhirnya keluar sebagai juara.

Namun, situasi musim ini sesungguhnya jauh lebih berat. Sebelum musim ini dimulai, Fergie mengatakan bahwa Premier League kian berat lantaran tim-tim besar bisa saling mengalahkan atau kehilangan poin ketika melawan tim yang relatif lebih kecil. Ucapannya terbukti valid.

Dalam dua musim terakhir Premier League tidak lagi hanya didominasi mereka-mereka yang disebut Big Four. Tottenham Hotspur dan Manchester City sudah membuktikan bahwa tim di luar MU, Arsenal, Chelsea, dan Liverpool bisa finis di dalam zona empat besar. Bahkan, musim ini, City dan Spurs duduk di posisi tiga besar dengan diselingi 'Setan Merah'.

The Citizens sempat was-was ketika mereka ditahan imbang tanpa gol oleh West Bromwich Albion, sementara The Red Devils menang 5-0 atas Wigan Athletic. Namun, setelahnya cerita berjalan menarik. MU yang berkesempatan untuk naik ke puncak klasemen malah kalah di tangan Blackburn Rovers. Beruntung bagi Wayne Rooney dkk. sehari setelahnya City juga kalah di tangan Sunderland.

Dalam posisi sama kuat, City punya respons lebih bagus; mereka sukses mengalahkan Liverpool 3-0 di kandang. Sebaliknya, MU malah kalah 0-3 di tangan Newcastle United. Anak-anak asuh Roberto Mancini itu pun kembali unggul tiga angka atas sang rival sekota di klasemen sementara.

Cerita MU dan City hanya sebagian kecil betapa istilah 'Liga Jungkat-Jungkit' terjadi lagi musim ini. Bisa jadi tak ada yang memprediksi MU yang bisa menang 8-2 atas Arsenal kemudian kalah 1-6 di tangan City. Atau bagaimana Chelsea yang bisa memberikan kekalahan pertama untuk City malah bisa ditundukkan Aston Villa 1-3.

Dalam sudut pandang penonton, ini adalah sajian pertunjukan menarik nan seru. Sementara dari sudut pandang para manajer, inkonsistensi tim adalah sebuah pekerjaan rumah yang harus dibenahi. Fergie tentu tidak akan tersenyum melihat timnya kalah dua kali secara berurutan setelah sebelumnya menang lima kali beruntun.

Alhasil, meski terdengar klise, konsistensi adalah poin penting untuk bisa menjadi juara. Jose Mourinho, ketika melatih Chelsea, pernah mengatakan hal ini. Menurutnya, memenangi liga adalah sebuah hal yang lebih menyenangkan ketimbang memenangi turnamen seperti Liga Champions. Alasannya, memenangi liga adalah bukti konsistensi sebuah tim sepanjang musim.

Dalam lima laga terakhir, tiga tim teratas Premier League; City, MU, dan Spurs, hanya mampu memetik tiga kemenangan. MU dan Spurs menelan dua kekalahan, sementara City hanya satu. Dalam catatan yang satu ini, City layak untuk disebut lebih konsisten ketimbang dua pesaingnya itu. Pertanyaannya sekarang, mampukah 'Manchester Biru' mempertahankannya sampai Mei?

Jawabannya bisa dilihat ketika mereka ditinggal Yaya Toure untuk berlaga di Piala Afrika nanti. Toure adalah salah satu penopang performa mereka musim ini. Sementara David Silva berkreasi membangun serangan, adik dari Kolo Toure itu bertindak sebagai penyeimbang. Kepergian Toure bisa jadi adalah sebuah kehilangan untuk City.

Namun, Toure sendiri sudah membantahnya jauh-jauh hari. Menurutnya, City punya skuad yang cukup mumpuni. Tanpa dirinya, masih ada Gareth Barry dan Nigel De Jong yang siap mengambil peran. Sekali lagi, pernyataan ini masih membutuhkan bukti. Dan kalau memang iya, maka tersenyumlah City.

Di sisi lain, skuad MU tengah, atau acapkali, digerogoti cedera. Lihat betapa seringnya Phil Jones gonta-ganti posisi hanya untuk menambal pos yang ditinggalkan pemain aslinya. Atau lihat bagaimana Michael Carrick bermain sebagai bek tengah lantaran pemain untuk posisi tersebut semuanya masuk ruang perawatan.

Banyak kritik juga yang mengatakan bahwa MU kerap tampil seperti kurang darah. Hal ini disebabkan minimnya seorang gelandang tengah kreatif. Ketika Tom Cleverley cedera, tak ada lagi yang mampu melakoni peran itu. Laga melawan Newcastle membuktikannya. Strategi untuk membangun permainan dari sisi lapangan terbukti mati lantaran Nani dan Antonio Valencia dijaga ketat. Sementara, Yohan Cabaye dan Cheick Tiote, yang terbukti solid sepanjang musim ini, dengan mudah memenangi pertarungan di lini tengah.

Di tengah kondisi tersebut, Fergie masih tetap bersikukuh untuk tidak menambah skuadnya dengan seorang gelandang baru. Jika memang konsistensi yang dibutuhkan untuk memenangi gelar, saat ini MU tengah berada dalam kondisi tertinggal. Lain urusannya jika Fergie tiba-tiba menemukan formula jitu untuk memenangi liga dengan segala keterbatasan dan menghadapi City yang punya skuad lebih lengkap. Maka, ia layak mendapatkan aplaus.

MU pun masih harus mewaspadai Spurs yang belakangan punya kemampuan untuk menang tipis atau setidaknya mengakhiri pertandingan dengan tidak kalah. Wajar kalau kemudian The Lilywhites mulai digadang-gadang untuk menghadirkan kejutan dan Harry Redknapp mulai berani mengintip peluang untuk mencuri gelar dari penglihatan City dan MU.

Namun, di tengah sorotan inkonsistensi timnya sendiri, Fergie mengaku masih bisa melihat sisi positifnya. Layaknya veteran yang pernah melalui perang berat seperti ini berulangkali, The Scotsman mengatakan, "Ini bukan saatnya panik, kami punya pengalaman untuk mengatasi masalah ini."

Sekali lagi, ucapan tetap butuh pembuktian.

http://www.detiksport.com/sepakbola/...ungkat-jungkit



Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 06:12 AM.


no new posts