Alergi, Banyak Macamnya dan Menggangu

GadoGado

ALERGI mungkin saja tidak mematikan sehingga kerap dianggap sepele. Padahal, alergi seringan apa pun dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup.

Siang itu selepas pengumuman kelulusan, Riana termangu di sudut kamarnya. Semestinya dia bergembira bersama teman-temannya yang hendak merayakan pesta kelulusan di Tawang Mangu, salah satu objek wisata berhawa sejuk di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Namun, gadis asal Tasikmalaya itu bimbang karena kulitnya tidak bisa bersahabat dengan hawa dingin.

"Kulitku sepertinya alergi udara dingin. Kalau pas malam hari udara lagi dingin, kulit jadi merah-merah seperti kena biduran atau kaligata. Baru beberapa bulan ini saja," ungkap Riana yang biasanya menenggak obat jenis antihistamin setiap kali gejala gatal menyerang. "Ada teman yang bilang, alergi saya justru bakal sembuh kalau ikut ke Tawang Mangu, soalnya kulit akan terbiasa dengan hawa dingin. Tapi saya khawatir gejala makin parah," tuturnya.

Lain Riana, lain pula Widya. Gadis yang masih menempuh kuliah S-1 ini keheranan karena biduran acap kali mampir di tubuhnya setiap kali habis bepergian atau beraktivitas dalam jangka waktu cukup lama. "Terutama kalau memakai celana jeans seharian. Kulit jadi merah-merah dan gatal, kalau digaruk enak, tapi gatalnya makin menjadi," katanya.

Akibat penyakit yang disebutnya "aneh" itu, aktivitas Widya jadi terhambat, terutama untuk kegiatan outdoor.
"Bagaimana mau bepergian ke luar rumah kalau badan gatal-gatal. Masa di jalan mau garuk-garuk, kan malu," keluhnya.

Alergi bisa menyerang siapa pun dan biasanya hilang timbul. Kendati tidak sampai membuat pengidapnya berlara-lara kesakitan, tidak urung gejala yang timbul terasa mengganggu.

Seperti penuturan peragawati sekaligus presenter Arzeti Bilbina yang mengaku bete dan kesal setiap kali alerginya muncul. Pernah suatu ketika, Zee (sapaan akrabnya), diajak fashion show di luar negeri, dan malam sebelum tampil badannya bengkak dan gatal-gatal.

"Duh, kan malu kalau harus pakai kebaya, sementara badan saya merah-merah. Untungnya, saya selalu bawa obat alergi ke mana pun," tutur Zee dalam acara bincang-bincang tentang alergi yang diselenggarakan PT Bayer Indonesia di Jakarta, akhir pekan lalu.

Lebih lanjut, ibu tiga anak ini bercerita bahwa reaksi alergi muncul setiap kali mengonsumsi seafood, terutama udang. "Badan saya langsung merah-merah dan terasa gatal, hal ini begitu mengganggu. Dokter menganjurkan saya menghindari seafood dan minum obat antialergi bila diperlukan," sebutnya.

Alergi merupakan suatu reaksi menyimpang dari tubuh yang berkaitan dengan peningkatan kadar imunoglobulin E (salah satu bagian dari mekanisme sistem imun). Kondisi ini umum dijumpai di tengah-tengah masyarakat. Sayangnya, kesadaran terhadap penyakit ini masih rendah.

"Padahal, untuk mengatasi alergi diperlukan penanganan yang tepat sehingga alergi tidak menjadi penyakit yang akan memicu timbulnya penyakit lain yang lebih berbahaya," ujar ahli dari Divisi Alergi dan Imunologi Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM Jakarta Dr Iris Rengganis SpPD KAI.

Terdapat banyak macam alergi, tapi yang sering dijumpai adalah alergi yang terkait pernapasan seperti asma dan rinitis alergi (bersin dan pilek berulang, terutama pada pagi hari), serta alergi yang terkait dengan kulit seperti urtikaria (gidubiduran/ kaligata) dan dermatitis atopik (eksem).

Penyakit alergi rinitis biasanya ditandai dengan bersin, hidung gatal, hidung berair atau tersumbat dan sukar bernapas. Sementara pada mata akan terasa gatal, kemerahan, dan berair. Bila penyakit ini dibiarkan, kemungkinan akan berkembang menjadi sinusitis.

Sementara itu, urtikaria adalah kelainan kulit yang ditandai bentol, kemerahan, dan gatal. Meskipun gejalanya merupakan manifestasi penyakit alergi, tetapi penyebabnya sering kali bukan karena alergen. Diperkirakan, selama hidupnya sekitar 15%-25% masyarakat pernah mengalami urtikaria.

Terkait:

Menu