FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Nasional Berita dalam negeri, informasi terupdate bisa kamu temukan disini |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() Manado - Bunaken boleh jadi bukan lagi primadona bagi para penyelam di Indonesia. Namanya kini kalah sohor dibanding Wakatobi di Sulawesi Tenggara dan Raja Ampat di Papua Barat. Meski demikian, situs-situs penyelaman di Bunaken tetap bikin penasaran para penyelam yang singgah di Kota Manado, Sulawesi Utara. Meski terbilang sepi kala musim sekolah, Bunaken Sabtu (30/7) lalu tetap dikunjungi oleh wisatawan asing dan lokal yang kangen menyelam. "Pantai memang sepi, tapi selalu ada saja wisatawan yang menyelam tiap harinya. Rata-rata mereka yang singgah di Manado," kata Rudolf, seorang pemandu. Bawah laut Bunaken, promosi Rudolf, menjanjikan kenangan dan kejutan tersendiri bagi 'orang luar' yang sedang singgah di Kota Manado. Meski tidak seindah dulu, banyak orang bilang, selalu ada yang berkesan setiap kali menjelajah kedalaman laut Bunaken, 35 menit perjalanan laut dari Pelabuhan Manado. Setidaknya hal itu dirasakan detikcom, saat menyelami dua situs di Taman Nasional Bunaken, Likuan 2 dan Likuan 3. Dua situs itu terkenal dengan batu karang besar berupa dinding (wall) besar dengan lereng (slope) dan gua-gua (caves) kecil di beberapa bagian. Jangan tanya di mana letak dasar dinding itu. Yang jelas, di kedalaman 40 meter pun dasar karang besar itu tidak terlihat. Karang keras (hard coral) dan karang lunak (soft coral) di situs itu kini memang tak sebanyak dan sevariatif dulu. Namun lereng dan gua-gua kecil masih menjadi tempat favorit bagi ikan-ikan. Sebut saja butrerfly fish, angle fish, sweetlips fish, frog fish, morish idol, napoleon, dan masih banyak ikan-ikan yang bisa ditemui di kedalaman rata-rata 25 meter. Meski tidak menemui hiu dan barracuda, yang menjadi biota favorit di situs itu, setidaknya detikcom bisa dipuaskan dengan melihat dua penyu hijau (chelonia mydas) di dua titik berbeda. Satu di dalam gua kecil dan satunya lagi sedang bersembunyi di balik karang. Seakan mengerti sedang diperhatikan, penyu itu pun 'melayang' ke laut lepas dengan sesekali mengayuh 4 kakinya. Lereng-lereng di dalam laut itu pun menjadi sarang sejumlah moray eel. Tapi jangan terlalu menggoda belut itu, karena bisa-bisa kepalanya keluar dari lubang dan menggigit tangan-tangan yang dianggap mengancam. Berbeda lagi clownfish yang seakan tidak takut ketika didekati. Seperti namanya ikan badut, semakin diperhatikan mereka seperti semakin beratraksi dengan menyelinap di sela-sela juluran anemon, biota tempatnya bersimbiosis. Seandainya jumlah terumbu karang tidak menyusut, ikan-ikan di Bunaken pasti akan lebih banyak. Namun lepas dari kekurangannya saat ini, Bunaken tetaplah tempat yang membuat penasaran para penyelam. Bayangan akan keindahan Bunaken masa lalu seolah dibayar oleh kejutan-kejutan yang tak bisa ditebak di dalam laut. sumber |
#2
|
||||
|
||||
![]()
wah..
pastinya ndan.. ane juga mendamba2kan tuh tempat ndan.. |
#4
|
||||
|
||||
![]()
bunaken emang indah mas bro
jadi pengen k sana ![]() |
![]() |
|
|