Pukul enam pagi Budi terbangun dari tidurnya. Dia bergegas keluar dari kamar buat mandi, karena mau berangkat sekolah. Melihat pintu kamar orang tuanya masih tertutup, Budi bertanya pada kakeknya yang sedang asyik baca koran ditemani secangkir kopi.
“Kek, papi sama mami kemana kok gak keliatan?” tanya Budi. “Papi sama mamimu masih di kamar kayaknya” jawab kakek sekenanya. Sambil tertawa geli Budi lalu menyantap sarapan yang udah tersedia di meja makan. Kemudian berkemas-kemas dan berangkat ke sekolah.
Saat siang tiba, Budi telah kembali dari sekolah dan melihat pintu kamar orang tuanya masih tertutup rapat. Tanda masih ada orang di dalamnya. Dengan penasaran Budi menanyakan lagi hal yang sama pada kakeknya. Dan jawaban yang sama didapat Budi, “Papi sama mamimu masih di kamar kayaknya” jawab kakek. Mendengar jawaban itu Budi lalu tertawa geli, lalu dia menyantap makan siangnya. Setelah measa kenyang dia pergi bermain dengan teman-temannya di sebelah rumahnya.
Saat sore tiba, Budi memutuskan buat kembali ke rumah dan masih mendapati pintu kamar orang tuanya yang tertutup. Dan dia kembali bertanya pada sang kakek. “Kok pintu kamar papi sama mami masih tertutup, emang mereka masih pada tidur ya kek?” tanya Budi. “Iya cu, kakek juga belum melihat papi dan mamimu keluar dari kamar. Entah lagi ngapain mereka di dalam kamar betah banget kayaknya!”
Budi kembali tertawa geli. Kakek yang penasaran dengan sikap Budi melancarkan pertanyaan. “Kok kamu ketawa-ketiwi gitu mang ada yang lucu?” tanya kakek. “Ehhmm begini kek, semalem sebenernya papi semalem masuk kamarku dan mengambil body lotion punya mami yang tertinggal di kamarku. Tapi rupanya papi salah ngambil! Yang papi ambil bukan body lotion tapi lem karet yang kupake buat ngelem sepatuku yang jebol.”
Mendengar cerita cucunya, si Kakek langsung ikut tertawa geli dan berkata “Ya udah jangan ganggu papi dan mamimu, sana kamu maen lagi!” (Kakek buru-buru menelepon dokter pribadinya)</div></div></div>
Multi Quote Quote
12th April 2016
Bukan Putri Yang Tertukar, Tapi Body Lotion Yang Tertukar
