[Berduka] Politisi Seniman Pembela Kaum Lemah
Jakarta - Franky Sahilatua tak hanya dikenal sebagai musisi. Ia juga memilih politik pinggiran dalam berartikulasi untuk memihak kaum yang lemah. Ia bukan hanya seniman, melainkan juga pegiat perburuhan dan politik sebagai kebajikan.
Quote:
Musisi yang memiliki nama lengkap Franky Hubert Sahilatua menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Medika Permata Hijau, Jakarta Selatan pada pukul 15:15 WIB, Rabu (20/4). Ayah dua anak ini sudah lama menderita penyakit kanker sumsum tulang belakang.
Franky tak hanya menekuni dunia musik. Di kancah politik ia juga cukup dikenal. Ia sempat mendukung pencalonan Sri Sultan HB X dalam pilpres 2009. Franky melihat Sultan sebagai sosok yang ia percaya, dengan agenda tahta untuk rakyat. Tak jadi capres, Franky dan Sultan jalan terus dengan cita-cita dan komitmen masing-masing.
Di masa lalu, pria yang lahir di Surabaya, Jawa Timur, 16 Agustus 1953 itu bergabung dengan kelompok-kelompok politik kritis, sebagai pilihan sadar. Ia juga tidak silau dengan masuknya, aktor Sophan Sophian yang bergabung ke PDI Perjuangan kemudian menjadi anggota DPR. Franky memilih di pinggiran sebagai ruang bebas bagi artikulasi kebajikan dan keadilan.
Jiwa Franky memang di sana, di pinggiran yang marginal, namun memberikan inspirasi, kekuatan, spirit dan keberdayaan. �Franky Sahilatua adalah saudara kita, sosok yang kaya hati, ketulusan, kesahajaan dan persaudaraan,� kata Yudi Latif PhD, cendekiawan Muslim.
Di era SBY-JK sampai SBY-Boediono, Ia memilih bergabung dengan kelompok angkatan muda yang kritis atau oposisionis, dengan para pendekarnya seperti Yudi Latif, Fadjroel Rachman, Adhie Massardi, Ray Rangkuti dan sebagainya. Franky juga dekat kalangan wartawan dan aktivis mahasiswa.
Publik ingat ketika ia telah terkenal dengan lagu �Musim Bunga�, �Kepada Angin dan Burung� dan sebagainya, ia tetap bersahaja dan berdiri di sisi pinggir kebudayaan rakyat, bukan malah menikmati kebudayaan kaum gedongan.
Ketika popularitasnya tinggi, terbukti ia justru memilih tinggal di rumah kontrakan di daerah Jalan Deplu, Jakarta Selatan. Berkali-kali banjir merendam rumah kontrakan itu, malah membuat Franky kian produktif, dan dari sini energy kreatifnya menggelora. Maka, jika tak �dipaksa� oleh sang istri untuk berpindah ke rumah yang lebih �beradab�.
Franky bersemangat ketika ketemu orang muda, dia ingin orang muda berkuasa untuk melakukan perubahan seperti Soekarno, Hatta, Sjahrir dan Natsir yang di usia muda melakukan perjuangan kemerdekaan serta menegakkan perubahan.
Franky bukan hanya seniman, tapi juga pegiat kemanusiaan. Status Franky yang telah menjadi Duta Buruh Migran, nampak sangat dekat dengan para buruh migran di Hong Kong, Malaysia, misalnya.
Dalam pidatonya di hadapan para buruh migran, Franky meminta supaya para TKI itu jangan takut memperjuangkan nasibnya serta melawan para calo yang telah merampas penghasilan mereka. Ia juga aktif dalam masa peralihan politik dari Orde Baru menuju reformasi, penentangan RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi (APP) serta gerakan anti globalisasi.
Ibunda Franky, Theodora Yosefa Sahilatua, saat ditemui di rumah duka, di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan mengungkapkan, putranya tetap bersemangat membuat lagu karena ia ingin melihat masyarakat Indonesia bahagia. Bagi sang bunda, Franky sesungguhnya sakit hati.
"Dia itu ingin negara ini bisa mensejahterahkan rakyat, jangan sampai tidak. Dia itu ibaratnya orang yang sakit hati, kalau melihat dan mendengar negara lain lebih maju dari indonesia. Padahal Indonesia itu memiliki semuanya. Kenapa masyarakat kecil selalu dimarginalkan," ungkapnya.
Penyanyi balada itu kini telah berpulang setelah mengalami sakit yang cukup lama. Peristirahatan abadi yang akan memberinya kedamaian. Selamat jalan bung�
|
========
Quote:
Franky Sahilatua Dimakamkan Jumat 22 April 2011
Jakarta - Jenazah Franky Sahilatua akan dimakamkan pada Jumat (22/4) di TPU Tanah Kusir. Pemakaman diundur satu hari karena menunggu keluarga dan kerabat yang berada di luar negeri.
"Pemakaman rancanannya akan dilakukan Jumat pukul 14.30 atau 15.00 WIB. Dikarenakan menunggu kerabat dan teman-temannya Franky," kata Jane Sahilatua, adik Franky saat ditemui di rumah duka, di Perumahan Pelangi Bintaro, Pondokranji, Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (20/4).
Sementara itu, di rumah duka terus ditangi sahabat dan keluarga almarhum. Garin Nugroho, Eros Djarot dan Jockie Suryoprayogo terlihat mendatangi rumah duka.
Franky lahir di Surabaya, pada 16 Agustus 1953 dengan nama lengkap Franklin Hubert Sahilatua. Franky meninggal di RS Medika Permata Hijau pada Rabu (20/4) sekitar pukul 15.15 WIB, setelah sebelumnya dirawat sejak 16 April lalu karena penyakit kanker sumsum tulang belakang. Franky juga sempat dirawat selama tujuh bulan di sebuah rumah sakit di Singapura.
|
======================
Quote:
Franky Sahulatua Dimakamkan di TPU Tanah Kusir
Jakarta - Jenazah Franky Sahilatua rencananya dimakamkan Kamis (21/4) di TPU Tanah Kusir. Namun hingga berita ini diunggah, keluarga belum bisa memastikannya.
"Jenazahnya akan dimandikan dulu dan diberikan formalin," ujar Markus Murtijo (77), Penetua Jemaat Gereja, Saksi Yehoa, di rumah duka, di Komplek Pelangi Bintaro, Pondok Ranji, Tangerang Selatan, Rabu (20/4).
Murtijo menambahkan, rencananya jenazah Franky akan dimakamkan Kamis (21/4) di TPU Tanah Kusir. Namun rencana itu bisa berubah jika ada keputusan lain dari keluarga. "Pihak keluarga masih membicarakan terlebih dahulu," tambahnya.
Sementara itu, di rumah duka terus didatangi sahabat dan keluarga almarhum. Garin Nugroho dan Jockie Suryoprayogo terlihat mendatangi rumah duka.
Franky lahir di Surabaya, pada 16 Agustus 1953 dengan nama lengkap Franklin Hubert Sahilatua. Franky meninggalkan seorang istri, Harwantiningrum, dan dua orang anak, yakni Ken Noorca Sahilatua (anak pertama), dan Hugo Delani Sahilatua.
Franky dikenal musisi balada yang vokal menyuarakan tema sosial. Lagu-lagu seperti Perahu Retak, Orang Pinggiran, Terminal dan Di Bawah Tiang Bendera adalah sedikit dari karya sukses Franky.
|
=================
Quote:
In Memoriam Franky Sahilatua
Franky Sahilatua Sakit Hati Melihat Indonesia
Ibunda Franky Sahilatua, Theodora Yosefa Sahilatua mengatakan putranya tetap bersemangat membuat lagu karena ia ingin melihat masyarakat Indonesia bahagia. Meskipun, sesungguhnya sakit hati.
"Dia itu ingin negara ini bisa mensejahterahkan rakyat, jangan sampai tidak. Dia itu ibaratnya orang yang sakit hati, kalau melihat dan mendengar negara lain lebih maju dari indonesia. Padahal Indonesia itu memiliki semuanya. Kenapa masyarakat kecil selalu dimarginalkan," ungkap ibunda Franky, Theodora Yosefa Sahilatua, saat ditemui di rumah duka, di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan, Rabu (20/4).
"Selain itu, kalau bunda keluar negeri, saya selalu membawa oleh-oleh berupa cerita yang selalu saya ceritakan sama Frangky. Karena dia itu selalu haus akan cerita-cerita perjalan akan negara lain. Katanya, kalau di sana itu tidak ada perbedaaan antara orang kaya dan orang miskin'. Mungkin di situlah dia merasa sakit hati akan keadaan di negeri ini," imbuhnya.
Meski tak sempat mempublikasikan karya-karya terakhirnya, orang pasti tidak akan pernah lupa dengan karya-karya hebatnya yang pernah dipersembahkan untuk Indonesia.
Franky lahir di Surabaya, pada 16 Agustus 1953 dengan nama lengkap Franklin Hubert Sahilatua. Franky menininggalkan satu orang istri, Harwantiningrum, dan dua orang anak, yakni Ken Noorca Sahilatua (anak pertama), dan Hugo Delani Sahilatua.
Franky dikenal musisi balada yang vokal menyuarakan tema sosial. Lagu-lagu seperti Perahu Retak, Orang Pinggiran, Terminal dan Di Bawah Tiang Bendera adalah sedikit dari karya sukses Franky.
|
======================
Waktu Sakit, Franky Sahilatua Peduli Indonesia
Jakarta - Kegelisahan yang menjadikan Franky Sahilatua terus berkarya hingga akhir hayatnya. Franky gelisah melihat masyarakat Indonesia yang belum juga sejahtera hingga saat ini.
Franky terkenal dengan lagu-lagunya yang kebanyakan bicara tentang masalah sosial, politik dan alam. Bahkan di tengah kondisinya yang kritis, pria kelahiran 16 Agustu 1957 ini masih sempat memperhatikan kondisi politik dan sosial di Indonesia.
"Luar biasa, dalam sakit diantara kemoterapi, dua hari sudah enak utak-atik lagu. Meski dia sakit masih suka melihat kondisi luar. Dia mengkutinya lewat i-pad miliknya," kata Harwantiningrum, biasa disapa Antiq, istri Frangky saat ditemui di RS Medika Permata Hijau, Selasa (16/4) malam.
Ada empat buah lagu yang sempat Frany buat selama ia sakit. Taman Sari Indonesia, Kemiskinan, Sirkus dan Pangan dan Anak Tiri Republik.
"Lagu Taman Sari Indonesia itu dibuat waktu dia melihat ulang tahun kemerdekaan Singapura, Franky sempat menangis. Dia bilang, 'kenapa rakyat Indonesia tidak bisa tersenyum seperti mereka,'" sambung Antiq.
Last edited by putra1st; 21st April 2011 at 10:46 AM.
|
21st April 2011
