TEMPO Interaktif, Kairo - Dua mumi berusia 2.000 tahun di Museum Mesir, Kairo dirusak para penjarah. Mereka merobek bagian kepala mumi tersebut. Selain mumi, massa juga merusak 10 artefak kecil.
Namun para penjarah yang berusaha memancing di air keruh ini berhasil ditangkap tentara, sebelum merusak atau menjarah benda bersejarah lainnya.
Menurut kepala benda-benda bersejarah Mesir, Zahi Hawass massa yang menggeruduk masuk ke museum tidak sempat mengambil apapun. Sebuah benda bersejarah yang bernilai tinggi, yakni peninggalan Raja Tutankhamun.
Tentara pun kini menjaga lebih ketat objek-objek vital seperti Pyramid dan Museum Mesir, dua tempat tersebut memang kaya akan benda bersejarah yang amat berharga. Satu yang paling dijaga adalah topeng emas milik Raja Tutakhamun yang kini tersimpan di Museum Mesir.
Yang paling menakutkan bagi Hawass adalah bila gedung partai berkuasa yang dibakar massa roboh. "Sungguh aku takut bila gedung itu hancur, museum ini pasti kena runtuhan bangunannya," katanya. Gedung partai dan museum memang saling bersebelahan.
Direktur Museum Metropolitan New York, Thomas Campbell juga tak bisa membayangkan bila Museum Mesir dijarah atau hancur. "Koleksi museum tersebut tidak ternilai harganya," kata Campbell.
Menurut Campbell, barang bersejarah di sana adalah catatan bagi peradaban manusia. Di antaranya, berbagai patung dan naskah kuno. "Bila sampai hancur atau terbakar, sebuah kehilangan besar bagi sejarah peradaban manusia," ujarnya.
Puluhan ribu orang telah turun ke jalan lima hari ini di kota Kairo, Suez, Alexandria, hingga Al Arish dekat perbatasan Palestina. Mereka menuntut Presiden Hosni Mubarak mundur.
Massa juga meminta pemerintah melakukan reformasi untuk mengurangi pengangguran dan meningkatkan standar hidup. Paling tidak 38 orang tewas dalam bentrokan antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan dan 2.000 orang luka-luka dalam lima hari demonstrasi berturut-turut.
AP | POERNOMO G. RIDHO