FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
biar gak BWK [/spoiler][spoiler=open this] for : ![]() SERUAN PARA HABAIB UNTUK MENINGGALKAN PERAYAAN MAULID NABI SHALLALLAHU 'ALAIHI WASALLAM Berikut ini adalah teks pernyataannya: Risalah untuk Ahlul Bait (Anak-Cucu Rasulullah Shallallahu �alaihi wasallam) tentang Peringatan/ perayaan Maulid Nabi. Di antara Prinsip-prinsip yang agung yang berpadu di atasnya hati-hati para ulama dan kaum Mukminin adalah meyakini (mengimani) bahwa petunjuk Nabi Muhammad Shallallahu �alaihi wasallam adalah petunjuk yang paling sempurna, dan syari�at yang beliau bawa adalah syari�at yang paling sempurna, Allah Ta�ala berfirman: Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu. (QS. Al maidah:3) Dan meyakini (mengimani) bahwa mencintai Rasulullah shallallahu �alaihi wasallam merupakan keyakinan atau tanda kesempurnaan iman seorang Muslim, Rasulullah shallallahu �alaihi wasallam bersabda: Tidak sempurna iman salah seorang di antara kamu sehingga aku lebih dia cintai dari ayahnya, anaknya, dan semua manusia. (HR. al-Bukhari & Muslim) Beliau adalah penutup para nabi, Imam orang- orang yang bertaqwa, Raja anak-cucu Adam, Imam Para Nabi jika mereka dikumpulkan, dan Khatib mereka jika mereka diutus, si empu Tempat yang Mulia, Telaga yang akan dikerumuni (oleh manusia), si empu bendera pujian, pemberi syafa�at manusia pada hari kiamat, dan orang yang telah menjadikan umatnya menjadi umat terbaik yang dikeluarkan untuk manusia, Allah Ta�ala berfirman: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (QS. al-Ahzab: 21) Dan di antara kecintaan kepada beliau adalah mencintai keluarga beliau (Ahlul Bait/ Habaib), Rasulullah shallallahu �alaihi wasallam bersabda: Aku mengingatkan kalian kepada Allah pada Ahlu Bait (keluarga)ku. (HR. Muslim). Maka Kewajiban keluarga Rasulullah (Ahlul Bait/ Habaib) adalah hendaklah mereka menjadi orang yang paling yang mulia dalam mengikuti Sunnah Beliau Shallallahu �alaihi wasallam, mengikuti petunjuknya, dan wajib atas mereka untuk merealisasikan cinta yang sebenarnya (terhadap beliau shallallahu �alaihi wasallam, red.), serta menjadi manusia yang paling menjauhi hawa nafsu. Karena Syari�at datang untuk menyelisihi penyeru hawa nafsu, Allah Ta�ala berfirman: Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (QS. An-Nisa�: 65) Sedangkan cinta yang hakiki pastilah akan menyeru Ittiba� yang benar. Allah Ta�ala berfirman: Katakanlah:�Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu�. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali �Imran: 31) Tidak cukup hanya sekedar berafiliasi kepada beliau secara nasab, tetapi keluarga beliau (Ahlul bait) haruslah sesuai dengan al-haq (kebenaran yang beliau bawa) dalam segala hal, dan tidak menyalahi atau menyelisinya. Dan di antara fenomena menyakitkan adalah orang yang diterangi oleh Allah Ta�ala pandangannya dengan cahaya ilmu, dan mengisi hatinya dengan cinta dan kasih sayang kepada keluarga NabiNya (ahlul bait), khususya jika dia termasuk keluarga beliau pula dari keturunan beliau yang mulia adalah terlibatnya sebagian anak-cucu Rasulullah shallallahu �alaihi wasallam yang mulia (Ahlul Bait/ Habaib) dalam berbagai macam penyimpangan syari�at, dan pengagungan terhadap syi�ar-syi�ar yang tidak pernah dibawa oleh al-Habib al-Mushtafa Shallallahu �alaihi wasallam. Dan di antara syi�ar-syi�ar yang diagungkan yang tidak berdasarkan petunjuk moyang kami Muhammad Shallallahu �alaihi wasallam tersebut adalah bid�ah peringatan Maulid Nabi dengan dalih cinta. Dan ini jelas merupakan sebuah penyimpangan terhadap prinsip yang agung, dan tidak sesuai dengan Maqasidu asy-Syar�I al-Muthahhar (tujuan- tujuan syari�at yang suci) untuk menjadikan ittiba� (mengikuti) Nabi shallallahu �alaihi wasallam sebagai standar utama yang dijadikan rujukan oleh seluruh manusia dalam segala sikap dan perbuatan (ibadah) mereka. Karena kecintaan kepada beliau shallallahu �alaihi wasallam mengharuskan ittiba� (mengikuti) beliau Shallalllahu �alaihi wasallam secara lahir dan batin. Dan tidak ada pertentangan antara mencintai beliau dengan mengikuti beliau shallallahu �alaihi wasallam, bahkan mengikuti (ittiba�) kepada beliau merupakan inti/ puncak kecintaan kepadanya. Dan orang yang mengikuti beliau secara benar (Ahlul ittiba�) adalah komitmen dengan sunnahnya, mengikuti petunjuknya, membaca sirah (perjalanan hidup)nya, mengharumi majlis-majlis mereka dengan pujian-pujian terhadapnya tanpa membatasi hari, berlebihan dalam menyifatinya serta menentukan tata cara yang tidak berdasar dalam syari�at Islam. Lanjutan page one Terkait:
|
![]() |
|
|