
27th May 2012
|
 |
Ceriwis Lover
|
|
Join Date: May 2012
Posts: 1,958
Rep Power: 16
|
|
Alex Noerdin vs Jokowi Adu Jurus....
Alex Noerdin vs Jokowi Adu Jurus Atasi Macet Jakarta
[/quote]
Quote:
Dwi Firli Ashari | SuaraJakarta.com
Kemacetan, merupakan suatu kata yang sangat akrab di telinga warga Ibukota. Persoalan tentang kemacetan ini seolah tidak ada ujungnya. Pergantian Gubernur telah dilakukan secara berkala, visi dan misi mereka di setiap pemilihan pun silih berganti datang seolah membawa pencerahan bagi warga Ibukota. Pada kenyataannya, macet tetap ada bahkan setiap tahun bertambah parah. Jumlah kendaraan pribadi yang setiap tahun semakin meningkat tentu mempunyai andil besar dalam persoalan kemacetan di DKI Jakarta ini.
Berdasarkan data Dishub DKI Jakarta, hingga akhir tahun 2010, jumlah kendaraan di Jakarta tumbuh mencapai 7,34 juta unit. Dari jumlah itu, sebanyak 98 persen merupakan kendaraan pribadi, dan hanya 2 persen angkutan umum. Pertumbuhan rata-rata kendaraan bermotor di Jakarta dalam lima tahun terakhir sebesar 9,5 persen per tahun. Dari sembilan puluh delapan persen kendaraan pribadi tadi, melayani perjalanan sebanyak 44 persen, sementara daridua persen angkutan umum harus melayani 56 persen dari 20,7juta perjalanan per hari di kota Jakarta. Kemudian rasio jalan di Jakarta hanya 6,2 persen, angkaini sangat kecil bila dibandingkan kota-kota besar di negara lainseperti Paris yang mencapai 24 persen, Tokyo sebesar 22 persen,dan Singapura sebesar 12 persen.
Empat contoh kota ini sudah memiliki angkutan massal yang baik. Sementara itu pertumbuhan ruas jalan tidak lagi sebanding dengan pertambahan jumlah kendaraan. Panjang jalan di ibu kota mencapai 7.650 kilometer dengan luas jalan 40,1 kilometer persegi. Sedangkan pertumbuhan panjang jalan hanya sekitar 0,01 persen per tahun. Beban jalan di Jakarta pun semakin bertambah dengan adanya kendaraan komuter dari daerah sekitar Jakarta (Bodetabek) sekitar 650.000 unit per hari. Dari data tersebut sudah sangat terlihat bagaimana ketidakseimbangan antara luas jalan dan kendaraan pribadi. Hal itulah yang menjadi akar dari masalah kemacetan di Ibukota ini.
Masalah kemacetan merupakan salah satu hal yang tidak lagi ingin dirasakan oleh semua warga Ibukota. Mobilitas warga Ibukota sendiri yang amat tinggi membuat kemacetan merupakan salah satu hal yang menghambat produktivitas. Menurut data Pemprov DKI, kerugian dari kemacetan ini mencapai 17,2 triliun per tahun berdasarkan nilai waktu, biaya bahan bakar, dan biaya kesehatan serta pemborosan energi. Semua warga Ibukota pasti menginginkan tidak adanya lagi kemacetan, karena kemacetan bisa membuat warga Ibukota frustrasi dan juga stress dalan menjalani kehidupan, terutama dalam menjalani pekerjaan mereka.
Isu tentang kemacetan merupakan salah satu isu yang disoroti oleh warga Ibukota dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta yang akan diselenggarakan di tahun 2012 ini. Para calon Gubernur dan Wakil Gubernur seolah memberikan �angin segar� tentang penyelesaian masalah kemacetan bagi warga Ibukota. Para calon Gubernur dan Wakil Gubernur mempunyai visi dan misi yang hampir semuanya menjanjikan �JAKARTA BEBAS MACET� dalam waktu dekat. Alex Noerdin berkata �Kita yakin kita bisa menyelesaikan masalah di mana permasalahan yang dihadapi harus bisa diselesaikan dengan waktu terukur.
Persoalan di Jakarta ini adalah kemacetan. Kemacetan bisa dituntaskan dengan membentuk badan pengelola transportasi massal sehingga terorganisir dengan baik,� Selain itu Alex juga berkata bahwa masih banyak warga Jakarta yang tidak mau naik kendaraan umum karena keadaan yang kurang aman dan nyaman serta harga yang kurang terjangkau. Selain itu masalah kemacetan timbul dari tidak seimbangnya pertumbuhan jalan dan pertumbuhan kepemilikan pertumbuhan pribadi.�
Selain Alex Noerdin, Joko Widodo atau yang lebih akrab disapa Jokowi juga mempunyai visi dan misi tentang mengatasi kemacetan di Ibukota ini. Jokowi menyatakan dengan 150 triliun 1 periode, Insya Allah Jakarta Bebas Macet! Seperti yang dikutip dari forum.kompas.com �Harus ada manajemen fokus, kerja fokus, dan ada tindakan lapangan segera (untuk atasi kemacetan). Karena perencanaan ada semua. Busway ada, train ada, monorail ada, subway, MRT ada semuanya. Tapi (selama ini) tidak segera diputuskan dan didorong segera selesai,� ujar cagub yang berpasangan dengan Basuki T. Purnama ini.
Selain itu, masih kata pria yang masih menjabat Walikota Solo ini, dalam mengatasi persoalan kemacetan Jakarta harus melibatkan pemerintah pusat dan kota penyangga Jakarta. Seperti Tangerang, Bogor, Bekasi, Serang. �Ini perlu dilibatkan dalam sebuah lembaga yang namanya land transportation authority. Harus ada otoritas yang jelas. Karena Jakarta tidak bisa bekerja sendiri. Sehingga nanti keputusannya yang terintegrasi, saling terkait dan diputuskan bersama, tidak diputuskan sendiri,� jelasnya.
Para calon Gubernur dan Wakil Gubernur Ibukota sudah mengungkapkan visi dan misi mereka tentang kemacetan di Ibukota ini. Mungkin banyak dari warga Ibukota sendiri yang menganggap bahwa masalah kemacetan di Ibukota ini mustahil untuk diselesaikan karena berbagai hal. Tetapi dengan keyakinan, semangat dan kerja keras pasti masalah sebesar apapun pasti bisa diselesaikan sampai tuntas. Mudah-mudahan visi dan misi dari para calon Gubernur dan Wakil Gubernur Ibukota di tahun 2012 ini bukan hanya menjadi �pepesan kosong� belaka. Semoga semua visi dan misi yang telah diungkapkan bisa dijalankan dan terealisasi dengan baik sehingga semua warga Ibukota bisa menikmati �JAKARTA YANG BEBAS MACET.� (DFA)
* Mahasiswa Sampoerna School of Education
Kemacetan Jakarta
|
[quote]
|