Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 27th May 2012
belanjayuk's Avatar
belanjayuk belanjayuk is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: May 2012
Posts: 1,958
Rep Power: 16
belanjayuk mempunyai hidup yang Normal
Default Buah impor mengandung formalin. Indonesia menjadi keranjang sampah

[/quote][quote]







ilustrasi




Mengkonsumsi buah setiap hari sangat bermanfaat untuk kesehatan. Konsumsi buah telah menjadi gaya hidup orang kebanyakan. Ada dua jenis buah yakni buah lokal dan buah impor. Meski buah impor terlihat lebih segar akan tetapi buah kiriman dari luar negeri ini ditenggarai mengandung bahan pengawet seperti formalin.



Formalin cenderung rentan terkandung pada buah-buah impor seperti apel, jeruk, pear, dan anggur. Mengingat proses pengiriman dari negara asal menuju Indonesia membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga begitu buah tiba di tanah air kondisi sudah tak lagi segar. Untuk menjaga kesegaran itulah, buah-buah tersebut diberi formalin.



Eyon, 64, pedagang buah di Pasar Senen, Jakpus mengaku tak tak paham dengan proses pengawetan pada buah. �Yang saya jual adalah buah lokal, jadi gak perlu bahan pengawet buah dijamin masih segar sampai ke tangan pembeli,� tutur kakek 15 cucu yang sudah berdagang sejak tahun 70 an ini.



Dia mengatakan, buah lokal agak cepat busuk dibanding buah impor. �Tapi karena sudah ada pelanggan tetap, dagangan saya cepat habis,� katanya. �Buah lokal lebih sehat.�



DARI AMERIKA

Edi Susanto, Store Manager Toko Buah �Total Buah Segar� di Jalan Danau Sunter Utara, Tanjung Priok, tak menampik kalau buah-buah impor yang beredar di Tanah Air banyak mengandung bahan pengawet jenis formalin. �Biasanya buah yang rentan formalin itu buah impor dari USA (Amerika Serikat) dan China seperti apel, anggur, jeruk, dan pear,� katanya saat ditemui Pos Kota, Sabtu (28/1).



Kendati demikian, Edi meyakinkan di toko tempatnya bekerja tidak mentolerir adanya buah impor yang mengandung formalin. �Untuk tetap menjaga kesegaran buah, kita selalu memasukkan ke dalam Freezer (ruangan pendingin khusus),� ucapnya.



Edi menambahkan, untuk melihat apakah buah itu mengandung formalin atau tidak, bisa dilihat dari ciri pada buah. �Biasanya buah yang mengandung formalin itu warnanya keputihan dan sedikit licin,� jelasnya.



Diberitakan sebelumnya, Kepala Pusat Karantina Tumbuhan Badan Karantina Kementerian Pertanian, Arifin Tasrif mengeluarkan pernyataan mengejutkan. � Buah impor mengandung formalin. Indonesia menjadi keranjang sampah, � katanya.



Menurut Arifin, buah impor yang tidak layak konsumsi akibat kandungan bahan kimia berbahaya membanjiri pasar dalam negeri. Sekitar 800 ribu ton buah yang tidak laku di negara lain dengan leluasa masuk ke Indonesia melalui jalur resmi maupun jalur tidak resmi.



�Tahun lalu, kami menolak masuk sekitar 1000 ton buah impor karena mengandung berbagai residu atau bahan kimia berbahaya seperti formalin dan zat pewarna,� katanya di sela-sela acara Rembug Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional di Jombang, Jawa Timur, Sabtu (28/1).



Dijelaskan Arifin, bahan kimia berbahaya seperti formalin dan zat pewarna tersebut sengaja dicampurkan ke buah. Tujuannya agar buah menjadi lebih awet dan tetap terlihat segar meski sudah dipanen setengah tahun lalu.



Padahal endapan logam dan kandungan bahan kimia yang dicampurkan pada buah impor tersebut sangat berbahaya bagi yang mengkonsumsinya. Karena konsumsi dalam jangka panjang, bisa mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan. Seperti kelainan autis pada anak dan perilaku hiperaktif.



Diakui buah yang diawetkan dengan formalin penampilannya memang jauh lebih menarik. Ini terjadi karena bagian kulitnya terlihat kencang dan segar meski sudah berbulan-bulan dipanen. Buah yang biasanya diberi formalin seperti jeruk, anggur, dan apel. Sedangkan zat pewarna biasanya diberikan terhadap pier, mangga, belimbing, pisang, jeruk, dan semangka. Buah-buah itu antara lain diimpor China, Thailand, Amerika, New Zealand, dan beberapa negara lainnya.



Arifin Tasrif menambahkan , mudahnya buah impor masuk ke Indonesia tak terlepas dari sulitnya pengawasan di lapangan. Dengan pintu impor yang terlalu banyak, baik yang bersifat legal maupun ilegal, membuat buah impor dengan mudah merangsek masuk ke pasar dalam negeri.



Untuk jalur yang legal (resmi) saja, lanjut Arifin, saat ini tercatat ada 14 pelabuhan, dimana buah impor bisa masuk dengan bebas. Ini belum termasuk jalur tidak resmi alias ilegal. Kondisi ini membuat petugas kesulitan melakukan pengawasan.



BATASI JALUR MASUK




Upaya memperketat masuknya buah dan sayur impor, terhitung 2012 ini, pemerintah bakal membatasi jalur masuk impor buah dan sayur. Jika semula ada 14 pelabuhan, maka mulai sekarang, impor buah dan sayuran hanya bisa masuk melalui 4 jalur resmi yakni 3 pelabuhan dan 1 bandara. Pelabuhan dan bandara tersebut adalah Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya), Makasar, Belawan, dan Bandara Soekarno-Hatta.



�Dengan membatasi menjadi 4 pintu masuk diharapkan petugas kami akan lebih mudah melakukan pengawasan. Bahkan kedepan kami akan membatasi lagi menjadi hanya satu pintu masuk,� katanya.



Dia mengakui, pengurangan pintu masuk dari 14 menjadi 4 pintu ini sempat mengundang protes dari sejumlah importir sayur dan buah. Mereka menuding tindakan pembatasan tersebut bertentangan dengan perjanjian WTO yang tidak boleh mempersulit masuknya barang dari negara lain.



�Kami tidak melarang masuknya barang dari negara lain. Yang kami lakukan hanya mengatur pintu masuknya sehingga tidak bertentangan dengan perjanjian WTO,� kata Arifin.



Malaysia dan negara lainnya hanya menyiapkan satu pelabuhan sebagai pintu masuk. Bahkan negara-negara Eropa hanya membolehkan buah dan sayuran impor masuk melalui Pelabuhan Rotterdam, Belanda.



�Negara lain malah sangat ketat untuk meloloskan buah impor masuk. Contohnya, buah manggis kita sudah sekitar 7 tahun belum bisa masuk ke Australia karena mereka meminta berbagai persyaratan yang berbelit-belit,� tambahnya.



ANCAM KESEHATAN




Pembatasan pintu masuk ini, menurut Arifin mestinya dipahami betul oleh para importir. Karena selain membuat mati petani lokal, buah impor juga mengancam kesehatan masyarakat Indonesia.



�Penggunaan bahan pengawet utamanya formalin pada buah dan sayuran seperti wortel sangat berbahaya. Kita wajib melindungi konsumen,� tegasnya.



Untuk mengenali buah yang mengandung formalin ini, sebenarnya cukup mudah. Misalnya, buah jeruk berformalin biasanya daging buah dan kulitnya sudah terpisah saat kita kupas. �Seringkali daging buahnya sudah mengering, karena sudah terlalu lama disimpan,� pungkas Arifin.



Ketua Bidang Industri Perdagangan dan Koperasi Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional Soryo Bawono membenarkan bahwa Indonesia saat ini sudah kebanjiran buah dan sayur impor. Kondisi tersebut tidak hanya mengancam kesehatan masyarakat. Munculnya buah dan sayur impor terutama di pasar tradisional membuat pendapatan jutaan petani sayur dan buah Indonesia terjun bebas alias merosot tajam.



�Saat ini defisit perdagangan kita dari sayur dan buah impor nilainya sekitar Rp18 triliun per tahun. Jadi berapa besar peluang pasar petani lokal yang telah direbut petani dari negara lain,� tukasnya





sumber



Produk lokal lebih baik



Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 01:51 AM.


no new posts