FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Solo, 30 April 2012 Sore itu memang kampus saya Nampak cerah. Wajah-wajah kelelahan para mahsiswa sehabis menempuh kuliah hari itu pun terlihat di berbagai penjuru kampus. Seperti biasa aktivitas kampus yang bermacam-macam di sore hari menarik perhatian saya sore itu. Saya pun seperti biasa pulang melalui pintu depan kampus untuk melihat lebih banyak kejadian sore itu. Tiba-tiba 2 sosok kakek dan nenek di depan saya menarik perhatian saya sore itu. Saya pun perlahan mengurangi kecepatan laju motor saya untuk sedikit memperhatikan apa yang dilakukan kedua kakek nenek yang mungkin adalah sepasang suami istri itu. Setelah benar-benar dekat dan saya mengerti apa yang beliau lakukan, kemudian saya tercengang dan hanya bisa mengucapkan istighfar. �Astaghfirullah�� ucap saya sore itu. Saya tiba-tiba malu pada diri saya sendiri. Karena apa? Mereka adalah sepasang suami istri yg berjualan kemoceng, sapu dan alat-alat kebersihan lain. Mereka menjual dagangannya dengan berjalan kaki. Dan yang lebih membuat hati saya semakin teriris seperti diiris-iris pisau adalah suami dari nenek renta ini adalah seorang tuna netra. Suaminya dituntun oleh ibu ini dengan membawa sapu di pundaknya dan kemoceng dibawa dengan tangan satunya. Sungguh apa yang saya lihat benar-benar membuat saya seakan-akan ditampar oleh malaikat. Dalam hati ini juga bergumam, apa kakek-nenek ini tidak mempunyai keluarga? Bukankah dalam UUD 45 juga dikatakan bahwa mereka dipelihara oleh Negara? Tapi apa peran Negara disini?? Lantas saya berpikir bagaimana jika sepasang kakek nenek ini adalah kerabat saya atau bahkan ayah dan ibu saya?? Hati ini benar-benar semakin menangis� Dengan kekekurangan yang dimiliki dan keterbatasan mereka, mereka tidak pernah lelah untuk mencari sesuap nasi. Mengeluh pun mungkin tidak pernah mereka lakukan. Mereka hanya ingin bertahan hidup, ingin kaya pun gak pernah terpikir dalam benak mereka. Lalu lalang keangkuhan orang-orang disana menemani langkah tegap penuh semangat bapak ibuk penjual sapu ini. Mereka berdua ini mungkin sepakat berpikir bahwa Lebih baik tangan diatas dari pada tangan dibawah� bagaimanapun kondisi kehidupan mereka� [/spoiler][spoiler=open this] for baca: Berjalan ditengah kota yg panas dan gersang,,menempuh jarak yg sangat jauh,,demi untuk sesuap nasi� Demi bisa menghidupi diri dan keluarga dari hina nya kehidupan� Ia berjalan menjajakan jualan�tak ada doa nya ingin menjadi kaya .. Tak ada niat nya esok makan yg lezat.. dipikiran nya hanya tak ada pangku tangan dari seseorang yang membantunya secara paksaan� Aku merintih,,aku menangis melihat nya� POTRET kehidupan di kota ku� Apa ini negara indonesia ku.. apa ini Rakyat ku.. yang kaya hanya tertawa diatas mobil nya.. Yang miskin hanya berkata kasihan� apa yang harus kulakukan kawan,,sedangkan aku sebagian ujung nya jua� Kita bisa mengambil pengajaran,,kita bisa mengambil contoh dari bapak ibu tua yg hebat.. dimana kita susah masih banyak lagi diluar sana yg susah dari kita� Hidup bagaikan roda yg terus berputar� sapalah dan bantulah ketika seseorang memerlukan harta mu� Sekian� Maaf gan ga ada pic, ane ga sempet ngambil gambarnya.. ![]() |
![]() |
|
|