|
Go to Page... |
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Dapet dari facebook teman.....ane disini sharing aja [/quote][quote] (Hampir) Ditipu Orang Ceritanya, kemarin sekitar pukul 9:00 WIB saya bergegas menuju dokter gigi di Bumi Medika Ganesha (BMG) karena gigi saya nyeri sejak hari Kamis. Seperti biasa, saya menaiki motor kesayangan saya menyusuri Jalan Cisitu, Sangkuriang, Siliwangi, berbelok ke Sumur Bandung, dan menyusuri Jalan Tamansari hingga Jalan Gelap Nyawang. Ketika menyusuri Jalan Tamansari di tepian kampus tercinta, ponsel saya berdering, seseorang menelepon saya. Karena tidak ada ruang untuk menepi di Tamansari, saya biarkan saja, karena saya pikir orang tua saya yang menelepon menanyakan keadaan saya ~ karena saya bercerita tentang gigi saya semalam sebelumnya. Sesampainya di Jalan Gelap Nyawang, saya menepi sejenak, mengangkat telepon, tak ada jawaban, 1-2 detik kemudian telepon mati, ya sudahlah, jalan lagi beberapa meter, lagi-lagi berdering, berulang lagi. Saya putuskan menunda dulu mengangkat telepon. Untuk informasi saja, ada tiga nomor telepon berbeda yang menghubungi ponsel saya, yaitu +6285399873942, +6285399873952, dan +6285242330165 (saya pikir privasi mereka tidak perlu dilindungi lah, penipu kok). Karena saya mulai tidak sabar saya kirim SMS aja "You are annoying" ke salah satu nomor itu. Tapi telepon tidak berhenti dan terus menerus. Sementara saya angkat-tutup telepon sambil mengurus administrasi ke dokter gigi di Bumi Medika Ganesha. Dan mengantrilah saya ke dokter gigi di dalam BMG, dengan hujan telepon yang masih terus menerus. Saya tidak curiga apa pun, mengira paling ada anak iseng nih. Untungnya saya mengaktifkan fitur call waiting, jadi ketika telepon saya angkat, ada telepon dari ayah saya masuk, saya pikir pasti penting kalau dari orang tua. ~Bagian ini kita tunda dulu~ Kita liat cerita dari sisi keluarga saya, jadi Senin Pagi, adik saya menerima telepon, tanpa menyebut identitas, si penelepon bertanya, "Ini benar rumahnya Pak (Nama Ayah Saya)" kemudian terjadi percakapan sebagai berikut: Adik: "Iya benar" Penelepon: "Punya saudara yang di luar kota?" Adik: "Punya, kakak saya" Penelepon: "Namanya siapa? Di mana? Kerja? Nomor handphonenya berapa?" Adik: "(Nama saya), Kuliah, di ITB, (Nomor handphone saya)" Penelepon: "Saya dari Polres Bandung dik, kakak kamu kecelakaan, sekarang dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin, sedang kritis dan butuh bantuan perawatan segera" Karena panik, adik saya memberi tahu ayah saya, singkat cerita si penelepon akhirnya berbicara langsung dengan ayah saya. Si penelepon bilang kalau perawatan saya butuh alat senilai 95 juta rupiah, karena itu butuh DP 9,75 juta rupiah dan meminta transfer sebesar 10 juta rupiah. Ayah saya pun menghubungi ibu saya dan mengabarkan cerita itu. Karena panik dan khawatir akan keadaan saya, orang tua saya langsung berniat mencari uang dan transfer kepada si penelepon. ~lanjutan yang tadi~ Di saat yang bersamaan, ayah saya mencoba menelepon saya, dan berulang kali terdengar nada sibuk. Jelas, karena ada yang menelepon saya terus menerus secara kontinu, ketiga nomor tadi. Karena saya cukup sabar untuk tidak mematikan ponsel saya, siklus telepon-angkat-2 detik-putus terus berulang antara saya dan penelepon gelap terus terjadi. Suatu saat ketika sedang state 2 detik, karena call waiting, telepon ayah saya masuk. Tanpa pikir panjang saya angkat. Ayah saya: "halo, kamu di mana" Saya: "lagi ngantri di dokter gigi" Ayah saya: "nggak kenapa-napa?" Saya: "nggak." Ayah saya: "ini ada orang telepon, katanya kamu kritis di rumah sakit" Saya: "hah? nggak, bohong itu.." Ayah saya: "syukurlah, berarti orang tadi itu bohong, kok sulit sekali dihubungi?" ... Saya pun berpikir, "oh, jadi ini tujuannya telepon saya terus menerus, memblokir komunikasi orang lain ke saya agar tidak bisa mengkonfirmasi keberadaan saya, pinter juga nih orang". ... Saya: "daritadi ada yang telepon, tapi diangkat nggak ada suara, terus putus lagi" Ayah saya: "Alhamdulillah, yang penting kamu selamat, tolong telepon ibu, panik semua di sini" Setelah ayah saya menutup teleponnya telepon saya masih berbunyi, dan sepanjang telepon dengan ayah saya, ponsel saya juga terus dihubungi oleh 3 nomor tak dikenal itu (call waiting ftw). Karena saya berniat iseng, saya kirim SMS, "Percuma, penipu nggak akan berhasil sama saya". Dan telepon annoying itu pun berhenti (wow). Beberapa menit kemudian saya SMS lagi "kok gak nelpon lagi, kan sayang 10 juta ilang". :P Di sana, ayah saya pun menelepon pelaku, dan bilang, "uangnya sudah saya transfer, 10 juta". Pelaku pun segera mengecek rekeningnya dan bilang "kok belum masuk?". Ayah saya pun dengan enteng menjawab, "ya nggak tahu, yang penting saya sudah transfer 10 juta". Pelaku sepertinya kesal dan sekenanya menjawab, "ya sudah meninggal" -.-" Saya pun menghubungi keluarga dan kerabat bahwa saya baik-baik saja, Setan nih orang. Udah saya sakit gigi, diganggu, keluarga saya dibikin panik. Syukurlah saya masih baik-baik saja - uhm well, kecuali gigi saya ) - dan keluarga saya gagal kena tipu. Tips: * Aktifkan call waiting, kerasa banget gunanya di saat kaya gini * Beritahu orang tua nomor kontak temen-temen dekat kita * Jangan matikan ponsel, siapa tahu ada yang penting. Terkait:
|
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|