|
Go to Page... |
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
[/quote]
Quote:
WELCOME TO MY THREAD ![]() [/spoiler] Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for pembukaan:
TS menolak Junker :maho dan ![]() tidak menolah ![]() ![]() ![]() Assalamualaikum om mimin momod dan ceriwiser sekalian.. ane mau share berita hot tentang buruknya sepak bola kita yang semakin terungkap mafia2nya nih.. dan tau gak gan,ternyata salah 1 mafia itu berasal dari Luar negeri dan negara Malaysial salah satunya ![]() langsung aja gan ,cekibrot ! Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for Berita:
![]() Pelatih Bontang FC: Fakhri Husaini
Quote:
BALIKPAPAN � Kisruh PSSI yang berlarut-larut hanya untuk menyelesaikan suksesi kepemimpinan, tampaknya akan sulit mengubah kualitas sepak bola Indonesia dalam waktu dekat. Pasalnya, permasalahan yang dialami sangat kompleks. Bahkan, sepak bola Indonesia sudah dikuasai mafia judi internasional. Adalah Fakhri Husaini, pelatih Bontang FC yang bersedia buka-bukaan soal adanya pengaturan skor pertandingan demi memuluskan upaya cukong judi yang disinyalir berasal dari Malaysia. Mantan pemain tim nasional Indonesia di era 90-an itu buka-bukaan bukan karena timnya terdegradasi, tapi karena keinginan memperbaiki kondisi persepakbolaan tanah air. Pengakuan Fakhri didasarkan pada temuan sebelum timnya melakoni laga kandang kontra Persiwa Wamena, 7 Juni lalu. Kecurigaan awal Fakhri berasal dari permintaan salah seorang anggota manajemen BFC yang memintanya untuk mengalah. Jika Fakhri bersedia, maka BFC akan mendapatkan imbalan dana yang bisa digunakan untuk membayar tunggakan gaji pemain dan persiapan tur terakhir ke Malang, untuk menghadapi Arema Indonesia dan laga di babak playoff Indonesia Super League, kontra Persidafon. Fakhri yang meminta nama anggota manajemen BFC itu dirahasiakan, berujar bahwa ada orang yang bersedia membayar sejumlah uang, jika ia menurunkan pemain-pemain lokal saat jumpa Persiwa, dan mengalah lebih dari 3 gol. Anggota manajemen BFC itu, sebut saja Mr X, mengaku dihubungi oleh salah satu rekannya yang merupakan petinggi di salah satu klub Kaltim (sebut saja Mr Y), dan siap bertemu di Bontang. Keseriusan Mr X, dibuktikan dengan menyambangi rumah Fakhri. Bahkan, sehari sebelum laga, kala ada pertemuan dengan seluruh anggota tim di rumah Ketua Umum BFC Sofyan Hasdam, sehari sebelum pertandingan, Mr X mengaku kalau permintaan mengalah itu juga sudah diketahui oleh petinggi BFC. Namun Fakhri tidak percaya begitu saja, dan menanyakan hal tersebut pada Sofyan Hasdam. Justru saat Fakhri bertanya, Sofyan Hasdam balik menanyakan ke Fakhri, �Apakah Anda akan menerima jika ada penawaran seperti itu?� dan dijawab oleh Fakhri, �Tim kita sudah miskin prestasi, dan juga miskin dana, tapi saya tidak miskin harga diri untuk menjual pertandingan ke lawan,� ujar Fakhri kala tu. Tapi, setelah pertemuan itu, Fakhri terus mendapat rayuan dari Mr X untuk tetap bisa mengabulkan permintaan mengalah. Karena didesak, Fakhri pun menanyakan, apakah Mr Y ada di Bontang?. Mr X pun menjawab, dia siap ke Bontang, jika Fakhri siap mengabulkan permintaannya. Namun, Fakhri menganggap tidak mungkin Mr Y tidak ada di Bontang, jika begitu bersedia, dan Mr Y langsung bisa ditemui. Ternyata, kekhawatiran Fakhri itu menjawab beberapa keraguan yang pernah didapat dari pernyataan salah seorang teman, kala timnya pulang dari lawatan ke Sriwijaya FC, Palembang, 16 April silam. �Saat itu ada yang bilang ke saya, untuk memperhatikan skor kekalahan timnya yang selalu mencolok. Dan teman saya bilang untuk mewaspadai pemainnya. Yang dimaksud bukan segi teknis, tapi dari segi di luar lapangan,� ujar Fakhri. Memang, saat itu BFC keok dengan skor telak 1-4. Mulai dari situlah, Fakhri berpikir kemungkinan pemainnya memanfaatkan kondisi memperkaya diri dari hasil culas. Namun ia tetap berusaha positive thinking pemainnya kalah karena murni soal kualitas. Tapi, santernya permintaan untuk mengalah semakin besar, Fakhri pun terus berupaya mencari pembuktian. Dan sebelum melawan Persiwa, tepatnya, sesudah technical meeting 4 jam sebelum kick off, Fakhri memanggil pemainnya. Ia meminta pemain jujur soal adanya isu suap itu. Ternyata ada pernyataan menarik dari salah seorang pemain yang menyebut melihat salah seorang pengurus klub lokal Kaltim, dan disinyalir oleh Fakhri sebagai utusan Mr Y, bersama beberapa orang berperawakan India, dengan logat bahasa Malaysia, di hotel tempat menginap tim Persiwa. Setelah meminta keterangan dari pemain, Fakhri langsung berangkat ke hotel tempat tim Persiwa menginap. Ia ditemani Johny Rinning, dan juga wartawan Kaltim Post Edwin Irawan yang kala itu bertugas di Bontang untuk peliputan pertandingan, dan mengaku sehari sebelum pertandingan melihat pengurus salah satu klub di Kaltim itu berada di tempat Persiwa menginap. Dari keterangan Edwin, salah satu pengurus klub Kaltim itu dilihatnya ada di hotel, saat ia melakukan wawancara dengan pemain dan tim teknis Persiwa, sehari sebelum pertandingan. Fakhri pun langsung menanyakan kepada resepsionis perihal cirri-ciri orang yang dimaksud. Ternyata, dari pengakuan salah seorang resepsionis, orang yang dimaksud menginap di hotel tersebut, dan sudah check out pada Selasa (7/6) pagi, bersama seorang rekannya berperawakan India, dan berlogat bahasa Malaysia. �Mungkin dia langsung check out begitu saya tidak mau mengabulkan permintaan (dari Mr X) untuk memasang pemain lokal dan mengalah,� ujar Fakhri. �Dan saat sore hari sebelum pertandingan, dia (Mr X) menemui saya untuk meminta maaf. Ia mengaku kalau mendapat tekanan dari atasannya di BFC,� ujar Fakhri. Dan, keteguhan hati Fakhri dilanjutkan dengan tetap memasang pemain-pemain terbaik dan paling siap untuk melawan Persiwa. Hasilnya, laga berakhir imbang 3-3. Tapi, permintaan untuk melakukan hal serupa tidak datang lagi, baik saat menghadapi Persipura (1-1) ataupun saat lawan Arema yang berakhir dengan kekalahan telak 0-8. �Makanya saya heran saat ada berita di koran lokal Bontang yang menyebut ketua harian (Udin Mulyono) akan mempolisikan pemain jika ada yang terbukti menerima suap setelah kalah besar dari Arema. Waktu itu, karena saya di Malang dan dia di Bontang, komunikasi hanya lewat SMS, maka saat dia menanyakan hal itu, saya hanya menjawab, tolong kalau memang benar-benar mau mengusut dan mempolisikan, silakan mulai dari anak buah Bapak yang pernah meminta saya untuk mengalah,� ujar Fakhri. �Makanya saya kemudian berpikir, jangan-jangan kekalahan-kekalahan kami sebelumnya dengan skor mencolok, memang sudah diatur. Dan yang lebih saya takutkan, karena ada kemungkinan itu berhubungan dengan mafia internasional, bisa jadi itu bukan hanya dialami oleh Bontang FC. Tapi semua klub di Indonesia juga melakukan hal yang sama,� imbuh pelatih yang pernah mengantar Bontang PKT jadi runner up Liga Indonesia 2000 itu. (obi/ji) Sumber: http://balikpapaners.com/balikpapane...im-kaltim.html Sekian gan info dari ane,ini dijamin no Hoax..mudah2an semua terungkap dan Persepakbolaan kita semakin maju amien !! ![]() ![]() Terkait:
|
#2
|
|||
|
|||
![]()
mafia....
![]() |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|