|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
|||
|
|||
![]() FAKTOR-FAKTOR YANG MENETUKAN KEBAHAGIAAN KELUARGA PEMBUKAAN: Kita akan mempelajari lagi Firman Tuhan tentang keluarga supaya kita bisa sungguh-sungguh membangun keluarga yang bahagia. I. Mengatasi perbedaan (Kejadian 2:18) a. Setiap orang diciptakan beda. - Laki dan perempuan beda - Cara menciptakan beda - Cara berpikir hobby selera berbeda. b. Semakin besar perdebaan semakin sulit membangun kesatuan - Maka waktu akan menentukan pasangan hidup pertimbangan perbedaan-perbedaan yang ada. - Karena kalau kita bisa menyesuaikan perbedaan-perbedaan yang ada maka tidak menjadi masalah, tetapi kalau kita tidak bisa menyesuaikan akan menjadi masalah dan penderitaan. Contoh: perbedaan pendidikan, sosial, kebiasaan, budaya dll. c. Namun juga ada perbedaan yang sepadan untuk saling melengkapi. - Hawa dan Adam diciptakan oleh Tuhan berbeda, tujuannya adalah supaya mereka menjadi sepan dan saling melengkapi - Contoh: pedal rem dan gas dalam mobil, dll d. Kalau kita sudah menikah, maka kita harus membuat perbedaan yang besar menjadi kecil dan perbedaan yang kecil dihilangkan. II. MIliki kasih tanpa syarat (Kolose 3:14) a. Dalam bahasa Yunani ada 4 macam kasih yaitu: 1. Eros: Kasih antara pria dan wanita yang lebih banyak didorong oleh nafsu seksual. Keterangan: kalau sudah tidak seksi sudah tidak dikasihi lagi. 2. Phileo: Kasih antara orang-orang yang terikat pertalian darah satu sama lainnya. Keterangan: ada kasih lagi. 3. Stroge: Kasih antara orang-orang yang terikat pertalian darah satu sama lainnya. Keterangan: dalam keadaan tertentu juga tidak akan ada kasih lagi. 4. Agape: Kaih Ilahi yang tanpa pamrih/ tanpa syarat/ kasih sekalipun. Keterangan: tetap mengasihi dalam keadaan apapun. Contoh: Kaih Tuhan Yesus kepada kita jemaat-NYA. b. Supaya keluarga bisa tetap utuh bersatu, kita harus memiliki kasih Agape. III. Jaga hati dengan damai sejahtera a. Tuhan ingin damai sejahtera menguasai kita (Kolose 3:15) b. Apa yang ada dalam kita akan terpancar dalam kehidupan kita (Amsal 4:23) c. Kalau hati kita resah maka kita akan membuat keluarga kita, tempat kerja kita, pelayanan kita juga menjadi resah (Amsal 17:1; Amsal 21:9) d. Suami istri yang punya hati damai sejahtera, maka rumah tangga suasananya jadi tenang dan sejuk e. Ijinkan Tuhan Yesus bertahta dalam hati kita maka damai sejahtera akan memenuhi hati kita. IV. Mau minta maaf dan memaafkan a. Harus selalu ada pengampunan dalam hati kita (Matius 18:21-22) b. Kalau tidak ada maaf/ pengampunan maka tidak akan ada lagi pemulihan dan kesatuan dalam keluarga. Selama masih ada maaf, maka masih ada kesempatan untuk dipulihkan dan disatukan. Contoh: - Hanya karena ada pengampunan dari Tuhan, maka hubungan kita dengan Allah bisa dipulihkan - Anak yang hilang kembali. V. Miliki komitmen untuk setia a. Sifat yang diinginkan oleh Tuhan dan keluarga kita adalah kesetiaan kita (Amsal 19:22) b. Komitmen setia pada keluarga akan mendatang banyak kebaikan: - Membuat kita senantiasa kembali pada pasangan dan keluarga kita - Membuat Membuat kita menolak untuk godaan untuk perzinahan/penyelewangan - Membuat pernikahan kita tetap utuh didalam Tuhan. c. Gembala Sidang kita memakai nama Obaja Tanto Setiawan karena gembala kita berkomitmen untuk setia pada Tuhan, keluarga, gereja dan pelayanan. Maka marilah kita juga komitmen untuk menjadi orang yang setia. VI. Bertumbuh dewasa dalam rohani a. Kedewasaan rohani tidak ditentukan oleh berapa lamanya kita menjadi orang Kristen. - Tetapi bisa dilihat bagaimana kita berkata-kata, apa yang kita lakukan serta bagaimana menghadapi masalah yang datang dalam kehidupan kita. b. Masalah dalam keluarga bisa diselesaikan atau tidak sangat tergantunng kita mau dewasa rohani atau tidak. Contoh: 3 Fase dalam pernikahan. 1. Fase Bulan madu: yaitu masa pacaran, saat itu segala sesuatu kelihatan sangat indah 2. Fase Konflik: yaitu setelah sepakat menjadi pasangannya atau setelah dilamar, atau menikah, maka sering terjadi konflik, karena sudah merasa menjadi miliknya lalu menjadi ego. 3.Fase Penyesuaian: yaitu mulai berusaha untuk mengatasi masalah dan perbedaan-perbedaan yang ada supaya bisa bersatu dengan rukun. 4. Fase Kerukunan: kapan Fase ini terjadi??? tergantung kedewasaan rohani dari anggota keluar!!! VII. Percaya kuasa dan mujizat Tuhan di dalam keluarga a. Dalam kehidupan seringkali kita menghadapi banyak hal yang tidak bisa kita atasi. b. Tetapi kita tahu bagi Tuhan tidak ada yang mustahil c. Maka marilah kita memiliki iman bahwa ada kuasa dan mujizat dari Tuhan yang bisa terjadi dalam keluarga kita. d. Sehingga kita bisa mengalami kuasa dan mujizat Tuhan yang membawa pemulihan dalam Keluarga kita seperti perjalanan perkawinan di Kana. PENUTUP: Marilah kita melakukan pelajaran-pelajaran tentang keluarga yang sudah kita pelajari sehingga kita sungguh-sungguh bisa membangun keluarga bahagia. |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|