|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]() Jakarta - Universitas Indonesia kini dinilai tidak pelit lagi memberikan gelar Doctor Honoris Causa pada para tokoh dan pemimpin dunia. Dulu, hanya beberapa orang saja yang menerima gelar HC dari UI. "Ini bagus UI melebarkan sayap. Hal yang sama (HC) juga diberikan pada Sultan Brunei, Presiden Iran, dan saya dengar akan diberikan juga pada Raja Yordania. Tapi yang terakhir ini baru rencana," kata Ketua Iluni Fakultas Ilmu Budaya UI, Fadli Zon, kepada detikcom, Selasa (6/9/2011). Menurut Fadli, dulu hanya beberapa tokoh nasional seperti Muhammad Hatta, lalu ada Taufik Abdullah dan penyair Taufik Ismail yang mendapat gelar HC. Soeharto dulu pernah menolak saat akan mendapat gelar HC. "Dulu malah terlalu pelit. Sekarang ini malah bisa dianggap sebagai terobosan UI," jelasnya. Menurutnya, polemik soal pemberian gelar HC karena kasus TKI tidak pada tempatnya. Semuanya telah sesuai prosedur yang berlaku di dunia akademik. Terkait hukuman mati bagi TKI Ruyati, Fadli meminta semua pihak introspeksi siapa yang kurang memperdulikan TKI hingga Ruyati bisa dihukum pancung. Jangan dilupakan juga pemerintah Arab Saudi memberikan bantuan yang besar saat bencana alam dan tsunami, selain itu bantuan fasilitas dan beasiswa kerap diberikan pada pelajar dari Indonesia. Jumlahnya juga tidak kecil. "Pemerintah Indonesia yang kurang peduli, memantau dan memberikan perlindungan hukum bagi para TKI. Ini yang harus dibenahi, jangan menyalahkan pihak lain dulu," katanya. Dengan pemberian HC bagi para pemimpin negara, akan ada kerjasama yang menguntungkan dengan pihak UI. Pemberian beasiswa dan perluasan jaringan bagi UI akan sangat terasa. "Alumni juga tidak perlu terpecah menyikapi hal ini karena semuanya sudah sesuai dengan prosedur," tutup dia. sumber Terkait:
|
#2
|
||||
|
||||
![]()
wah..
bagus kalo begitu caranya.. |
#3
|
||||
|
||||
![]()
apanya yg bagus
malah mengalami kemunduran ![]() |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|