|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() Frustasi, Petani Membakar Tanaman Padi
Quote:
Quote:
MADIUN, KOMPAS.com - Sejumlah petani di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Rabu (8/6/2011) membakar tanaman padi yang gagal panen akibat serangan hama wereng coklat. Mereka frustasi setelah upaya pembasmian menggunakan insektisida tidak membuahkan hasil. Kerugian diperkirakan mencapai miliaran rupiah.
Pembakaran tanaman padi diantaranya dilakukan oleh petani di Desa Kebonagung, Kecamatan Mejayan, dan Desa Purworejo, Kecamatan Pilangkenceng. Total tanaman padi yang dibakar mencapai 50 hektar lebih, terbesar di Kecamatan Pilangkenceng. Sebelum dibakar, tanaman padi dibabati terlebih dahulu. Setelah itu batang padi dikumpulkan di tengah sawah untuk dibakar menggunakan korek api. Dalam sekejap, batang padi yang telah menguning dan kering itu habis dilalap di jago merah. Karsono (62) petani dari Desa Kebonagungmengatakan tujuan petani membakar tanaman padi untuk mematikan hama wereng. Pasalnya, hama itu tidak mati meskipun sudah disemprot berkali-kali menggunakan pestisida. Rata-rata tanaman yang diserang berumur 60 hari. Sudah disemprot dua kali setiap tiga hari sekali. Tapi wereng malah mengganas, jumlahnya itu tambah banyak. "Sakjane (sebenarnya) ya eman, wong umurnya padi ini baru 60 hari. Tapi mau bagaimana lagi wong tidak bisa dipanen," katanya. Nasib Gimin (45) tetangga Karsono tidak kalah buruk. Tanaman padinya yang berumur 80 hari seluas 3 hektar habis diserang wereng. Padahal tinggal 20 hari lagi ia panen. Impian untuk mendapatkan uang minimal Rp 45 juta, sirna. Sebaliknya, ia harus menanggung kerugian puluhan juga untuk menutup biaya produksi yang sudah dikeluarkan. "Bayangkan untuk beli pestisida saja dalam seminggu terakhir ini saya sudah keluarkan uang Rp 1,5 juta. Harusnya tahun ini saya panen 15 ton gabah. Tapi sekarang dapat 5 ton gabah saja susahnya setengah mati, lha wong 85 persen tanaman saya kena wereng," ujarnya. Dijumpai secara terpisah, Samadi (58) petani dari Desa Purworejo mengatakan serangan wereng coklat tahun ini lebih parah dibandingkan tahun kemarin. Penyebabnya anomali cuaca ekstrem diawal musim tanam. Kondisi itu semakin diperparah dengan datangnya musim pancaroba. Serangan wereng terjadi secara sporadis, artinya setiap petak sawah terdapat satu blok serangan. Namun, apabila terlambat ditanggulagi, serangan langsung meluas ke seluruh petak. Bahkan merembet ke petak sawah tetangga. Waktu yang diperlukan hanya beberapa hari. Data Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Madiun menunjukkan total luas serangan wereng hingga awal Juni 2011 mencapai 850 hektar dari luas total tanaman padi 27.300 hektar. Serangan organisme penganggu tanaman ini terjadi merata di 14 kecamatan dari 15 kecamatan di Kabupaten Madiun. Kerugian akibat serangan wereng ini diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Pasalnya, rata-rata produksi padi di Madiun mencapai 6-10 ton gabah per hektar. Dengan asumsi harga gabah kering panen Rp 3.000 per kg, setiap hektar mampu menghasilkan Rp 18 juta hingga 30 juta. Sementara itu Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Madiun Mardii mengatakan untuk membantu petani menghadapi serangan wereng, pemerintah daerah telah membagikan pestisida sebanyak 200 kilogram. Meski tidak mampu mengatasi seluruh serangan wereng, bantuan pestisida itu diharapkan menjadi stimulan yang mampu memotivasi petani. Minimal mencegah mereka gagal panen untuk meminimalkan kerugian. Spoiler for Sumber:
![]() |
#2
|
||||
|
||||
![]()
kasian petaninya rugi gede neeh pastinya...ayo mahasiswa dan para peneliti pertanian di Indonesia...ciptakan tanaman padi yang lebih tahan oleh hama
![]() |
#3
|
||||
|
||||
![]() ![]() |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|