Untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara 2015, pemerintah menerbitakan
Obligasi Ritel Indonesia (ORI) seri ORI012. Penerbitan ORI ini juga untuk mengembangkan pasar Surat Utang Negara domestik melalui diversifikasi sumber pembiayaan. Nah, yang tak kalah penting adalah memperluas basis investor.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyatakan penerbitan ORI, Sukuk Retail, atapun Saving Bond Retail merupakan langkah untuk memperdalam pasar domestik. Jika kepemilikan investor dalam negeri meningkat, Indonesia tidak terpengaruh dengan lonjakan dana asing keluar (sudden reserval) ke negara yang lebih aman (safe haven). Langkah ini telah dirasakan oleh Jepang ketika investor domestiknya mencapai 93 persen. Kemarin, Bambang mengatakan, “Kami berharap lebih dari 50 persen kelas menengah berani masuk.”
Tahun ini pemerintah menerbitkan ORI012 dengan tenor tiga tahun dan berkupon sembilan persen. Target pemerintah, penawaran ini bisa terserap Rp 20 hingga 25 triliun. Sasaran ini lebih tinggi dari ORI011 yang terserap Rp 21,2 triliun pada 2014. Sementara pada 2013 dan 2012, nilainya baru Rp 20,2 dan 12,68 triliun.
Untuk mencapai target penjualan tersebut, pemerintah hendak mendistribusikannya secara merata ke pelosok tanah air. Agen penjuala ORI tahun ini akan mengadakan marketing ke 27 kota, termasuk yang berada di Idonesia Tengah dan Timur, seperti Palu, Timika, Tahuna, dan Sorong.
Menurut Kementerian Keuangan, tema ORI012, yang mulai dijajakn sejak kemarin, masih mengusung mengenai lingkungan seperti beberapa tahun lalu. Kali ini temanya, "Terumbu Karang, Investasi Masa Depan".
Sumber