Foto: Jokowi dan Menteri di Doha
Doha -
High Speed Train (HST) atau kereta cepat Jakarta-Bandung urung direalisasikan meski sudah sejak lama dibahas, karena penawaran investor China dan Jepang melibatkan APBN. Meski demikian Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bukan berarti proyek itu dibatalkan.
"Siapa bilang proyek HST batal? Kan harus ditanya dulu soal uangnya dari mana? Perawatannya bagaimana? Pembagian keuntungannya seperti apa? Lalu, harga tiketnya terjangkau masyarakat atau tidak?" ujar Jokowi, dalam acara dialog bersama Diaspora Qatar di Wisma Duta, Doha, Qatar, Senin malam (14/9/2015).
Jokowi kemudian menyebut, saat ini sedang dicarikan alternatif. Jokowi ingin proyek kereta cepat terealisasi tanpa menggunakan dana APBN. Karena proyek itu mencapai puluhan triliun rupiah, sehingga bila pakai uang negara, maka lebih baik dialokasikan untuk transportasi di luar Pulau Jawa.
"Kita jangan mau disetir investor! Jangan karena mereka punya uang, mereka punya teknologi lalu berani atur-atur kita," kata Jokowi.
Mengenai transportasi massal sendiri Jokowi juga menyebut, IPTN akan diberdayakan kembali. Meski mungkin prosesnya memerlukan waktu hingga dua tahun.
"IPTN akan siapkan N-245 dan Pak Habibie juga sudah kembangkan pesawat R-80. Saran saya sebaiknya dikembangkan pesawat yang kapasitas 40-80 orang saja untuk perintis. Kita ini negara kepulauan sehingga biar efektif harus pakai pesawat atau kapal laut," kata Jokowi.
Acara itu juga dihadiri oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menlu Retno LP Marsudi, Menteri ESDM Sudirman Said, Seskab Pramono Anung, dan Kepala BKPM Franky Sibarani.