|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Quote:
Damaskus - Pasukan keamanan Suriah menembakikerumunan orang di pusat kota Homs setelah mereka menghadirai pemakaman demonstran anti-pemerintah. Sedikitnya 5 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
"Puluhan ribu orang menyertai prosesi pemakaman al-Nasr Tal di masjid utama kota. Penembakan itu dimulai ketika orang keluar dari pemakaman," kata seorang aktivis, seperti dilansir AFP, Sabtu (21/5/2011). Dia mengatakan, ribuan orang berdemonstrasi pada Sabtu (21/5) di kota Saqba dekat Damaskus. Sementara itu, pasukan keamanan pada Jumat (20/5) menewaskan 44 orang, termasuk 13 di Homs. Masyarakat internasional telah memberi tekanan kepada Presiden Suriah, Bashar al-Assad untuk menghentikan penindasan terhadap Turki sebelum terlambat. "Masih ada kesempatan untuk transisi yang stabil dan damai di Suriah, reformasi harus dimulai pada kecepatan dan dalam lingkup yang akan memuaskan rakyat," kata Menteri Luar Negeri Turki, Ahmet Davutoglu. "Jika mereka tetap pada metode yang menggunakan aparat keamanan untuk menekan protes tanpa memperkenalkan reformasi beton, risiko terburuk bisa benar-benar terjadi," tambahnya. Meskipun mendapat tekanan internasional, rezim Assad tetap menantang dan menyalahkan kerusuhan yang melanda negaranya sejak 15 Maret 2011 itu kepada kelompok teroris bersenjata yang didukung oleh umat Islam. Dalam pidato awal pekan ini mengenai kebijakan Timur Tengah AS, Presiden AS, Barack Obama mengatakan kepada Assad untuk memimpin transisi ke demokrasi atau pergi. "Presiden Assad sekarang memiliki pilihan, dia bisa memimpin transisi atau pergi. Pemerintah Suriah harus berhenti menembak demonstran dan mengizinkan aksi damai," kata Obama. Namun, kepala Organisasi Nasional Hak Asasi Manusia, Ammar Qurabi, mengatakan, hal itu adalah perbuatan rezim yang tunduk pada penggunaan kekuatan untuk menumpas unjuk rasa. Menurut Qurabi, di antara 44 orang tewas pada hari Jumat itu di antaranya adalah anak laki-laki 12 tahun dan 4 lainnya berusia antara 15 dan 18 tahun. Salah satu korban diidentifikasi sebagai seorang prajurit. Kantor berita resmi SANA menyebutkan korban tewas 17 orang, di antara mereka pasukan polisi dan keamanan, serta menyalahkan kekerasan itu pada kelompok-kelompok bersenjata. Media asing tidak diizinkan untuk melakukan perjalanan di negaranya untuk melaporkan kerusuhan, sehingga sulit untuk memverifikasi informasi. Rami Abdel Rahman dari Observatorium Suriah yang berbasis di London untuk Hak Asasi Manusia mengatakan, selain dari mereka yang tewas dalam unjuk rasa hari Jumat, beberapa orang telah dilaporkan hilang di tengah gelombang penangkapan di Daraa. Unjuk rasa mengajukan tantangan terbesar bagi rezim 11 tahun Assad, didominasi oleh anggota komunitasnya minoritas Alawite, sebuah cabang dari Islam Syiah. Mayoritas dari 23 juta penduduk Suriah adalah Sunni Muslim. Sekitar 250 orang melarikan diri dari kerusuhan menyeberang ke Turki pada bulan lalu, sementara sedikitnya 5.000 lebih mencari suaka di negara tetangga, Libanon. (lrn/lrn) SUMBER |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|