|
Closed Thread |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Quote:
Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada Maret 2010 sebesar 312,18 ribu orang (3,48 persen) atau mengalami penurunan sebesar 10,99 ribu, jika dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2009 sebesar 323,17 ribu orang (3,62 persen).
Seperti dikutip dari situs Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Sabtu (10/7/2010), penurunan tersebut disebabkan antara lain oleh kondisi ekonomi makro yang relatif stabil dimana pertumbuhan ekonomi triwulan I-2010 mencapai angka 6,21 persen. Alasan selanjutnya, pada Januari-Maret 2010 inflasi sebesar 0,92 persen dan Upah Minimum Provinsi (UMP) di DKI Jakarta terjadi peningkatan dari Rp1.069.865 pada 2009 menjadi Rp1.118.009 pada 2010. Dijelaskannya, besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Selama Maret 2009-Maret 2010, Garis Kemiskinan naik sebesar 4,49 persen, yaitu dari Rp316.936 per kapita per bulan pada Maret 2009 menjadi Rp331.169 per kapita per bulan pada Maret 2010. Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM), terlihat bahwa peranan komoditi makanan lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada bulan Maret 2009, sumbangan GKM terhadap GK sebesar 64,44 persen, dan pada Maret 2010, peranannya relatif tidak berubah yaitu 64,46 persen. Komoditi yang paling penting bagi penduduk miskin adalah beras. Pada Maret 2010, sumbangan pengeluaran beras terhadap Garis Kemiskinan Makanan sebesar 29,09 persen. Selain beras, barang-barang kebutuhan pokok lain yang berpengaruh cukup besar terhadap Garis Kemiskinan adalah rokok kretek filter (13,46 persen), daging ayam ras (6,48 persen), telur ayam ras (5,53 persen), mie instan (4,83 persen), gula pasir (3,43 persen) dan tempe (3,06 persen). Untuk komoditi bukan makanan, biaya perumahan mempunyai peranan yang cukup besar terhadap Garis Kemiskinan Non-Makanan, yaitu 34,76 persen. Biaya pemeliharaan kesehatan, listrik dan pendidikan mempunyai pengaruh yang cukup besar, yaitu masing-masing sebesar 14,52 persen, 9,77 persen dan 8,61 persen. http://economy.okezone.com/read/2010...rta-turun-3-62 ![]() karena mereka sekarang dah super miskin :m021: jadi dah ngak layak di sebut miskin lagi :m155: |
#2
|
||||
|
||||
![]() Sebetulnya, kriteria miskin itu apa sih? ![]() |
#3
|
||||
|
||||
![]()
Orang miskin berkurang... Koruptor bertambah. hehehe...
|
#4
|
||||
|
||||
![]()
bukanya pada di usirin ya ndan ama pemda nya????
![]() ![]() ![]() ![]() |
#5
|
||||
|
||||
![]()
yg miskin dah turun, yg super miskin makin naik
|
#6
|
||||
|
||||
![]()
ya terang saja jumlah penduduk miskin turun
yang di data...yang tinggal di apartemen n kompleks perumahan mewah yang tinggal di perumahan kumuh n di kolong jembatan ga diikutkan dalam perhitungan.... ![]() |
#7
|
||||
|
||||
![]()
wah baguslah kalau begitu
![]() |
#8
|
|||
|
|||
![]()
Emang bener udah berkurang... Karena penduduk miskin dki jakarta udah pada mati kelaparan semua...
|
#9
|
||||
|
||||
![]() ![]() |
#10
|
||||
|
||||
![]()
yang super miskin naik??
![]() banggakah pemerintah:nyahaha: |
Sponsored Links | |
Space available |
Closed Thread |
|