|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]() ![]()
Quote:
Tiga perempat wilayah Indonesia adalah lautan, tapi Indonesia kini mengimpor ikan. Jumlah ikan berkurang separuhnya dibandingkan sepuluh tahun terakhir. Pekalongan, Jawa Tengah, pada era 1970an berjaya sebagai pelabuhan ikan terpenting se-Asia Tenggara. Tahun ini, Pekalongan kehilangan sepertiga dari pendapatan tahun lalu di pelelangan ikan.
Kapal milik Tarmuji baru saja bersandar di pelabuhan Pekalongan, Jawa Tengah. Kapal bermuatan 1 ton ikan ini tengah menurunkan puluhan keranjang berisi ikan. Anak buah kapal sibuk membersihkan ikan yang berlumuran lumpur. Ikan-ikan ini tak terlihat begitu segar, matanya merah. Tarmuji, pemilik kapal bercerita, es di kapalnya keburu habis sebelum kapal sampai ke pelabuhan. Ia melaut selama lebih 3 bulan, lebih lama dari biasanya. Kapal Tarmuji adalah satu-satunya kapal yang bersandar di Pelabuhan Pekalongan dalam 10 hari terakhir. Begitu kapal tiba, ratusan pembeli langsung berkerumun ke tempat pelelangan ikan. Tempat pelelangan ikan berada di sebuah bangunan seukuran setengah lapangan bola, dekat pelabuhan. Tarmuji jadi satu-satunya pedagang ikan di sana. Keranjang-keranjang ikan itu disusun memanjang. Setiap keranjang berisi 10-30 kilogram ikan dari berbagai jenis. Paling banyak ikan tongkol. Julenah adalah pemilik warung makan kecil di Pekalongan. Ia tengah melihat-lihat ikan yang akan dibelinya. �Kemarin banyak sekali ikannya, kapalnya besar-besar, ikannya bagus-bagus. Sekarang gak ada. Sulit sekali TPI Pekalongan ini. Gak ada ikannya. Adanya ikan asin,� kata Julenah. Kondisi ikan di pelelangan yang jelek terjadi karena nelayan harus melaut lebih jauh dan lebih lama. Tak ada lagi ikan di perairan dekat Pekalongan, kata aktivis perikanan dari LSM lingkungan WWF, Abdullah Habibie. �Nelayan Pekalongan ini dikenal mereka cari ikannya sampai jauh-jauh sampai Samudera Hindia, Laut Indonesia, sebelah barat Sumatera maupun utara Jawa, kemudian Laut Cina Selatan sampai ke perbatasan sana kemudian Laut Arafura. Mereka penjelajah yang sangat terkenal hanya untuk mendapatkan stok ikan,� papar Abdullah. Sulitnya mendapatkan ikan mulai dirasakan nelayan sejak awal 2000-an, kata nelayan senior Rasjo Wibowo. �Kondisi pada waktu tahun 1970, ikan itu ada di depan itu mau tangkap berapa aja bisa. Termasuk layang, banjar, luar biasa subur sekali. Mulai surut pada 2001-2004 itu fatal sekali,� tambahnya. Dulu, nelayan lokal Pekalongan bisa mengekspor ikan sampai ke Jepang dan Korea Selatan. Tapi sekarang ekspor harus diambil dari pasokan daerah-daerah lain. �Bahkan sekarang kesulitan bahan baku juga. Kalau dulu di sekitar Pekalongan sekarang didatangkan dari Medan dan Jakarta,� kata Kepala Dinas Perikanan Pekalongan, Widagdo. Indonesia bahkan sudah mengimpor ikan, kata profesor ilmu perikanan dari Institut Pertanian Bogor, Ari Purbayanto. �Jadi kita mengekspor tuna jenis segar, loin, dan macam-macam tapi kita juga mengimpor beberapa jenis ikan. Saya pikir dalam waktu dekat kita akan terjadi krisis kekurangan supply ikan. Keinginan pemerintah meningkatkan konsumsi 30 kg/perkapita/tahun akan repot juga tercapai, kalau kebutuhannya makin susah didapatkan.� Tahun lalu, total produksi ikan tangkap di Indonesia mencapai 5 juta ton ikan segar. Kota Pekalongan hanya mampu menyumbang tak sampai 1 persen. Permintaan ekspor yang naik dari tahun ke tahun dan kebutuhan lokal menuntut nelayan untuk bekerja lebih keras lagi menjaring ikan sebanyak mungkin. |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|