FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Cerita Horor Kumpulan cerita-cerita mistis yang dibagikan sesama ceriwiser. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Kisah nyata ini dialami oleh salah seorang saudara penulis yang bernama Zaenuddin, warga Desa Kedungwungu, Blok Wanguk Lor, kec. Anjatan, kab. Indramayu, Jawa Barat. Beriktu ini penuturannya pada penulis.
Sebenarnya pengalaman ini enggan aku ceritakan karena aku takut orang akan menuduhku sudah tidak waras lagi. Bagaimana mungkin, sebuah batu bisa mempunyai kelebihan yang sangat luar biasa, diantaranya dengan mudah menaklukkan beberapa orang wanita. Bisa membaca pikiran orang lain dan keajaiban lainnya. Namun karena desakan dari seorang wartawan Misteri, akhirnya kuceritakan pula keanehan-keanahan yang aku alami selama ini. Waktu itu, aku masih bekerja di sebuah pabrik sepatu merk terkenal yang ada di salah satu wilayah kabupaten Tengerang Banten. Jabatanku cukup lumayan tinggi sehingga aku bisa berkenalan dengan teman-teman dari perusahaan lain dan juga kalangan supranatural. Saat itu aku menyukai hal-hal yang bersifat gaib khususnya terhadap benda-benda yang mengandung magis. Hoby terhadap dunia gaib mengantarku berkenalan dengan seorang tokoh supranatural yang suka mengelana diberbagai tempat keramat dan angker di pulau Jawa. Aku juga mengenal pak Suherman yang bermukim di Babelan Bekasi, Jawa Barat. Aku juga mengenal beliau atas bantuan pak Ratijo salah seorang kenalanku. Peristiwa itu terjadi sekitar tahun 2000. Karena sering kali aku silahturahmi pada beliau, suatu hari aku mengungkapkan keinginanku pada beliau bahwa aku ingin memiliki batu combong yang memang dalam dunia supranatural dikenal sebagai jimat agar mudah digandrungi oleh kaum hawa atau atau lawan jenis. "Oh, kamu ingin memiliki batu combong itu, Din?" tanya pak Suherman padaku. "Ini. Aku punya, malahan batu combong punyaku ini memiliki lubang dua buah." tambah pak Suherman. Menurut penuturan pak Suherman yang sudah kuanggap sebagai guruku itu, batu combong yang diberikan padaku itu di dapatnya saat beliau bertapa di sebuah petilasan keramat di wilayah Pandeglang, Banten. Beliau bertapa selama satu minggu lamanya. Pada saat bertapa itulah beliau banyak mendapat berbagai macam godaaan, baik godaan yang menakutkan seperti di datangi kalajengking. Godaan yang menggelikan seperti melihat seekor katak yang bisa joget. Hingga godaan yang mengundang birahi kelaki-lakiannya yakni didatangi oleh seorang wanita cantik yang mengajaknya berhubungan intim. Tetapi beliau tetap tabah dan tidak tergoda oleh rayuannya. Akhirnya pada hari yang terakhir yakni hari yang ketujuh, guruku itu ditangi oleh seorang kakek tua berwajah teduh dan berwibawa. Ia berkata, "Cucuku, aku Eyang Munget. Aku tahu penderitaan yang kau alami bersabarlah. Pasrahkan semuanya pada Sang Pencipta. Aku hanya bisa memberimu batu cincin combong berlubang dua ini, semoga akan berguna bagimu. Rawatlah baik-baik." Menurut guruku lagi, cara merawat cincin batu combong pemberiannya itu yakni dengan cara mengoleskan minyak Arab pada bagian atas batu tiap malam Jum'at. Lebih-lebih pada malam Jum'at Kliwon. Sejak aku memiliki cincin batu combong pemberian guruku itu, dilingkungan kerjakupun dengan mudah aku mendekati beberapa wanita. Yang lebih mengejutkan lagi ada wanita bagian administrasi yang menaruh hati padaku dan akupun mulai berpikir apakah ini pengaruh dari cincin batu combong itu? Entahlah yang pasti kehidupanku mulai berubah. Kurang lebih 12 tahun aku bekerja di kota Tangerang, karena suatu hal akupun mengundurkan diri dari tempat yang selama ini menjadi sumber mata pencaharian. Setelah mendapat pesangon yang cukup lumayan besar akupun pulang ke kampung halamanku di Indramayu. Pada suatu hari, aku kedatangan tamu yang tidak lain adalah Amiruddin, teman akrabku sewaktu aku masih duduk dibangku sekolah Madrasah di desaku. Ia datang bersama dua orang temannya. Amiruddin menceritakan bahwa salah seorang temannya tersebut yakni pak Broto (bukan nama sebenarnya) mempunyai bambu yang ruasnya bertemu dan orang-orang menyebutnya bambu pethuk. Kata pak Broto, bahwa bambu pethuk tersebut mempunyai khasiatnya yang sangat luar biasa. Diantaranya adalah apabila di celubkan di air yang panas mendidih, maka seketika itu juga air yang panas mendidih tersebut akan menjadi dingin. Selain itu bambu pethuk ini juga bisa digunakan untuk mendatangkan burung walet. Caranya adalah bambu pethuk tersebut ditaruh di gedung tempat walet berada. Maka suhu gedung tersebut akan menjadi dingin. Tempat seperti inilah yang disukai oleh para burung walet. Pak Broto memintaku untuk menjualkannya lantaran ekonomi keluarganya yang kurang stabil. Kebutuhan hidup yang menyebabkan ia merelakan bambu pethuk miliknya tersebut berkhodam dan memiliki nama Dewi Rengganis. Bahkan khodam bambu pethuk itu juga sudah pernah menampakkan diri kepada dirinya yang berwujud seorang perempuan cantik berambut panjang dan berwarna merah. Karena tertarik oleh cerita pak Broto, temannya kawanku tersebut. Maka akupun menyanggupi akan mengusahakan mencari pembeli. Kebetulan aku punya relasi yang suka mengoleksi benda-benda antik dan bertuah. Tapi aku minta syarat agar aku diperbolehkan untuk mencobanya terlebih dahulu. Pak Brotopun tidak keberatan. Dengan keyakinan yang penuh pak Broto menyuruhku untuk memasak air sampai benar-benar mendidih. Tapi dengan halus permintaannya aku tolak. Kataku, "Pakai air termos saja. Airnya lumayan masih hangat-hangat kuku. Lagi tidak perlu repot memasak air." Keteganganpun sempat terjadi. Karena pihak pak Broto tetap ingin mendemontrasikan dengan air yang sangat panas. Bahkan pak Broto sampai ngotot katanya, "Baru saja bambu pethuk ini saya test dengan air mendidih, buktinya begitu bambu ini diculupkan ke dalam air yang panas itu, akhirnya menjadi dingin." Akhirnya ketegangan itu bisa diselesaikan dengan baik. Maka akupun segera menyiapkan satu mangkuk air yang telah diisi dengan air yang hangat-hangat kuku. Sebelum bambu pethuk dicelupkan ke air hangat tadi, aku gabungkan dulu dengan cincin batu combong milikku. Setelah itu menyuruh pak Broto untuk memasukkan bambu pethuk tersebut ke dalam mangkok yang sudah diisi oleh air hangat. Lantas apa yang terjadi? Sampai kurang lebih sepuluh menit berlalu air itu masih terasa hangat tidak berubah menjadi dingin seperti yang telah diceritakan padanya. Setengah kebingungan pak Broto menyuruh temannya untuk membuktikan sendiri apa yang ia rasakan. Kaget bercampur heranpun terjadi pada temannya itu, karena benar-benar air itu tidak berubah menjadi dingin. Pak Broto dan temannya merasa malu dengan kejadian itu. Maka pamitlah ia bersama rombongan. Setelah berunding. Kemudian disarankan agar pak Broto pergi ke rumah gurunya untuk menceritakan peristiwa yang memalukan itu. Menurut penuturan gurunya yang juga bertempat tinggal masih satu blok denganku, bahwa khodam bambu pethuk yang bernama Dewi Rengganis itu tidak berani menghadapi khodam cincin batu combong, yaitu Eyang Munget. Bahkan sebelum sampai ke rumahku tepatnya disebuah jembatan, khodam bambu pethuk itu telah keluar terlebih dahulu. Yang menjadi herannya adalah gurunya pak Broto itu mengetahui persis nama pemilik cincin batu combong itu. Itulah keanehan yang aku alami selama memegang cincin batu combong itu. Tapi aku yakin bahwa semua itu adalah kehendak Allah SWT semata. Batu, bambu dan benda keramat yang lainnya adalah bukti kekuasaan Allah SWT. Tinggal bagaimana kita menyingkapinya, akankah semua ini membuat keimanan kita menjadi kuat atau bahkan sebaliknya.
__________________
![]() |
#2
|
||||
|
||||
![]() sangar ceritanya adu khodam.... :deff:
|
#3
|
||||
|
||||
![]()
harusnya adu kondom mod bp
|
#4
|
||||
|
||||
![]() |
#5
|
||||
|
||||
![]() |
#6
|
||||
|
||||
![]()
wew nice share ndan
![]() |
![]() |
|
|