|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Quote:
Quote:
Quote:
Quote:
Minggu, 13 Februari 2011, 19:33 WIB
Dalam prosesi ini, ribuan masyarakat melakukan napak tilas perjalanan Pangeran Mangkubumi yang berpindah dari pusat pemerintahan sementara di Ambarketawang, Gamping, Sleman ke Alun-alun Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Ketua Panitia Kirab Budaya Peringatan Perjanjian Giyanto Gondo mengatakan, peringatan ini bertujuan untuk mengenang kejayaan Kerajaan Mataram, khususnya saat Pangeran Mangkubumi atau Sultan Hamengkubuwono I mulai membangun Keraton atau Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat. "Kami ingin membangkitkan semangat masyarakat terhadap budaya dan sejarah, terutama pada semangat Pangeran Mangkubumi yang memulai pembangungan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat," ucapnya, Minggu (13/2/2011) di Yogyakarta. Perjanjian Giyanti atau Palihan Nagari yang terjadi pada 13 Februari 1755 merupakan momen terpecahnya Kerajaaan Mataram menjadi dua bagian, yaitu Kasunanan di Surakarta yang kemudian dipimpin Sunan Pakubuwono III dan Kasultanan di Yogyakarta yang dipimpin Pangeran Mangkubumi. Sebulan setelah pertemuan di Giyanti itu, 13 Maret 1755 atau 29 Jumadilawal 1680 tahun Jawa, diumumkan berdirinya Nagari Ngayogyakarta dengan kepala negara Sri Sultan Hamengku Buwono I bergelar Senapati Ing Ngalogo Ngabdurrachman Sayidin Panatagama Kalifatulah I ing Ngayogyakarta. Berdasarkan sejarah, sebelum Nagari atau Keraton Ngayogyakarta dibangun, selama dua tahun Sri Sultan Hamengku Buwono I (Pangeran Mangkubumi) berdiam di sebuah pesanggrahan di Ambarketawang, Gamping, Sleman sambil mengawasi proses pembangunan keraton. Karena itu, napak tilas dimulai dari Ambarketawang, Gamping menuju Taman Sari di kompleks keraton untuk mengenang proses perpindahan (jengkar) Sri Sultan Hamengku Buwono I dari Gamping ke keraton yang berjarak sekitar lima kilometer ke arah timur. Pimpinan Gerakan Rakyat Mataram Widihasto mengatakan, napak tilas Perjanjian Giyanti merupakan salah satu upaya menumbuhkan kembali semangat nasionalisme dan patriotisme masyarakat. "Melalui jasa Pangeran Mangkubumi, Nagari Ngayogyakarta Hadiningrat dilahirkan," ujarnya. Widihasto mengungkapkan, melihat proses sejarah DIY, maka tak ada alasan lagi bagi pemerintah dan DPR untuk mengakui keistimewaan DIY serta penetapan Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai Gubernur dan Sri Paku Alam IX sebagai wakil gubernur. "Kami berharap agar pemerintah dan DPR memahami sejarah DIY serta peka terhadap keinginan masyarakat DIY. Semuanya sudah jelas," kata Widihasto. Ribuan warga Ribuan warga mengikuti prosesi kirab budaya napak tilas Perjanjian Giyanti. Kirab diikuti berbagai elemen masyarakat, mulai dari seniman, budayawan, mahasiswa, dan organisasi masyarakat. Kirab ini tak hanya melibatkan warga DIY, tampak pula beberapa kelompok mahasiswa dari Riau, Kalimantan Barat, dan Padang. Mereka mengenakan pakaian adat masing-masing. Alright. Thanks for your visit in thread "Ribuan Warga Ikuti Napak Tilas Pangeran Mangkubumi". |
#2
|
||||
|
||||
![]() Some words from TS.
Quote:
Spoiler for Contribution from:
Quote:
This thread is valuable for you ? Melon might be an appreciation.
This thread is valuable for the other ? Don't forget to rate it. That'll be nice. ( ***** ) This thread was repost / salkam ? Feel free to delete / move it. |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|