|
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
Quote:
TEMPO Interaktif, Jakarta - Cendekiawan Katolik, Romo Franz Magnis Suseno menilai pemerintah seharusnya dengan tegas menyatakan tak ada toleransi terhadap kekerasan, seperti yang terjadi dalam penyerangan terhadap warga Ahmadiyah di Pandeglang, Banten, kemarin, Minggu 6 Februari 2011. "Sekali lagi kalau negara tidak memberikan pengertian bahwa tidak dibolehkan ada kekerasan terhadap Ahmadiyah, maka peristiwa semacam ini akan terus terulang," kata Romo Franz, saat menyampaikan pandangannya dalam acara Pokja Hukum dan Hak Asasi Manusia Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, bertema: 'Meningkatkan Pemajuan dan Perlindungan HAM: Perlindungan Kelompok Minoritas', di Hotel Nikko Jakarta, Senin 7 Februari 2011. Ketidaktegasan pemerintah itu tampak pada sikap aparat penegak hukum yang bertugas mengamankan situasi di lapangan. Polisi, kata dia, tak mengambil tindakan apapun karena dua hal. Khawatir tindakannya melanggar HAM, dan polisi belum mendapatkan instruksi resmi bahwa tindakan mereka di didukung atasannya di tingkat Kepolisian Daerah, bahkan Kepala Polri. Hal itu, menurut Franz, bukan kesalahan anggota polisi yang bertugas di lapangan, tetapi kesalahan atasan yang tidak tegas menyatakan untuk menghentikan kekerasan. "Kalau pemimpin tegas, menyatakan tidak mengizinkan kekerasan maka yang bawah ikut," ujar Franz. "Masalahnya bukan polisi di bawah." Romo kelahiran Jerman ini juga menilai penyerangan terhadap Jemaah Ahmadiyah yang menewaskan tiga orang pengikutnya di Pandeglang itu tak terjadi secara spontan. "Aksi penyerangan itu mesti ada yang mendorong," kata dia. HAMLUDDIN |
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|