Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > HOBI > Sports > Martial Arts

Martial Arts Forum berkumpulnya pecinta ilmu beladiri / martial arts

Reply
 
Thread Tools
  #11  
Old 29th April 2011
ashurarudy's Avatar
ashurarudy ashurarudy is offline
Newbie
 
Join Date: Jun 2010
Posts: 23
Rep Power: 0
ashurarudy mempunyai hidup yang Normal
Default

AKAN mendjadi terlampau pandjang kiranja kisah ini, djika kita mengikuti semua sepakterdjang Pek Bin Kim Kong Lo Ban Teng selagi ada di Tiongkok. Tjukup bila ditjeritakan, bahwa selama berdiam di Tiongkok Selatan, belum pernah ia menemui tandingannja. Ahli silat, lebih2 jang berani temberang dan mem-busuk2kan namanja atau nama Ho Yang Pay, seorang demi seorang didatanginja dan didjatuhkannja, sehingga tiada jang berani terhadapnja.

Didalam tahun 1927, pada waktu Ban Teng berumur kira2 41 tahun, la mendapat undangan dari seorang penduduk Tionghoa di Semarang, Jo Kian Ting, supaja datang di Indonesia. Jo mengetahui, bahwa di Tiongkok Selatan Ban Teng tiada taranja. Maksud Jo ialah menjuruh Ban Teng bertanding dalam sebuah pertempuran diatas sematjam loeitay melawan seorang Negro jang sangai temberang. Negro itu tengah melawat di Indonesia dan mengadakan pertundjukan2 tentang kekuatannja. Dalam pertjakapan2 ia sering mentjela2 silat Tionghoa, jang mana menimbulkan rasa mendongkol Jo. Maka timbullah pikiran padanja untuk tjoba2 mempertandingkan Negro itu melawan Ban Teng.

Ban Teng sendiri rupanja ada niat untuk datang di Indonesia, terutama untuk mengundjukkan kepada saudara-misannja, Lo Ban Keng, jang dulu menganggapnja sebagai seorang manusia tidak punja guna, bahwa kini ia seorang jang sangat dimalui dan dihormati. Ia terima baik usul Jo dan ber-kemas2 untuk bertolak ke Indonesia. Pada waktu itu Lo Boen Lioe sudah ada di Indonesia dan tinggal di Tjirebon, dimana ia memberi peladjaran ilmusilat Tionghoa. Nama Lo Boen Lioe terkenal sampai di Semarang dan tempat2 lain. Lo Ban Teng datang di Indonesia dengan mengadjak seorang kemenakan lain, Lim Tjoei Kang (jang namanja belakangan djuga terkenal dalam kalangan khunthao di Indonesia) jang pada waktu itu dititipkan pada susiok Lo Ban Teng, jaitu sinshe Sim Jang Tek di Singapura. (Sim kini masih hidup dan bekerdja sebagai sinshe di Singapura, disamping mengadjar silat Tionghoa. Jang mengadjar sebenarnja ialah anaknja jang perempuan. Dalam kalangan persilatan disitu Sim sangat disegani). Meskipun Sim sebenarnja merasa keberatan, namun terpaksa ia melepaskan Tjoei Kang pergi bersama Ban Teng, apalagi karena Ban Teng menerangkan: "Aku tidak punja anak laki2. Kepada siapakah dapat kuturunkan kepandaianku kalau tidak kepada Tjoei Kang dan Boen Lioe ? Kini Boen Lioe ada di Tjirebon dan kalau aku berdiam di Semarang, tentunja kumerasa kesepian. Tiada kawan untuk berlatih. Di Indonesia takkan kutinggal lama. Sekembalinja, Tjoei Kang akan kutitipkan pula disini."

Kedatangan Ban Teng di Semarang dan desas-desus tentang kemungkinan diadakannja pertandingan antara dia melawan orang Negro itu, menerbitkan kegemparan dalam kalangan Tionghoa disitu. Jo segera mengadakan persiapan2 untuk mendirikan loeitay, akan tetapi pemerintah tidak memberikan izin, sehingga pertandingan itu mendjadi batal. Lo Ban Teng, jang sebermula niat berdiam paling lama 8 bulan di Indonesia, hendak kembali ke Tiongkok, akan tetapi atas desakan dan permintaan kenalan2nja, djuga mereka jang pernah disembuhkan daripada penjakitnja selama kediamannja jang pendek disini, ia berkeputusan untuk menetap di Semarang. Ia mengusahakan rumah obat dan mendjadi sinshe. Waktu2nja jang terluang dipergunakannja untuk berlatih dan memberi pendidikan lebih djauh kepada Tjoei Kang.

Belum lama berdiam di Semarang, ia berkenalan dengan seorang gadis, Go Bin Nio, jang sangat ramahtamah, halus budi-bahasanja dan wadjahnja selalu dihiasi senjuman. Sinshe Lo Ban Teng mendjadi ketarik hati dan dengan perantaraan beberapa sanak-keluarga dan sahabat2nja, antara keduanja dilangsungkanlah pernikahan. Nona ini mendjadi njonja Lo jang kedua, karena, seperti telah kita tahu, di Tiongkok Ban Teng sudah punja isteri dan seorang anak perempuan,Lee Hwa.
Reply With Quote
  #12  
Old 29th April 2011
ashurarudy's Avatar
ashurarudy ashurarudy is offline
Newbie
 
Join Date: Jun 2010
Posts: 23
Rep Power: 0
ashurarudy mempunyai hidup yang Normal
Default

SETAHUN kemudian, daripada perkimpoian ini terlahirlah seorang anak laki2 jang dinamakan Siauw Hong. Sinshe kita mendjadi girang tertjampur sedih: girang karena untuk pertama kalinja ia memperoleh seorang anak laki2, jang telah lama di-idam2kannja; sedih karena mengingat umurnja jg. telah landjut, jang mana menimbulkan ke-ragu2annja, kalau2 ia tidak dapat menunggu sampai anak itu besar-dewasa dan mendidiknja se-baik2nja. Mengingat djandjinja kepada marhum guru nja Yoe Tjoen Gan, Ban Teng lalu bersembahjang kepada arwah guru itu, bahwa anak itu hendaknja dianggap sebagai anak gurunja dan diberinja she (nama-keturunan) Yoe pula.

Pada tahun berikutnja (1931) lahirlah anak laki2 jang kedua, L o Siauw G o k, jang kini mewarisi keahlian silat dan pengetahuan ajahnja tentang ilmu obat2an.

Dalam tahun 1931 Ban Teng menimbulkan gempar masjarakat Tionghoa dipulau Djawa dengan mengadakan pertundjukan2 Barongsay Berhidung Hidjau, disertai pertundjukan2 silat. Menurut adat-kebiasaan dan aturan di Tiongkok, orang jang berani mengadakan pertundjukan2 Barongsay Berhidung Hidjau jang dinamakan "Tjing Pie Say", berani pula dan bersedia diudji keahliannja dalam ilmu silat oleh siapapun djua. Maksud Lo Ban Teng adalah untuk mentjari tahu, kalau2 dipulau Djawa terdapat guru2 silat Tionghoa jang pandai. Turutserta dalam pertundjukan2 itu ialah Lo Boen Lioe, Lim Tjoei Kang dan Tan Hoei Liong, lebih djauh murid2 Eng Bu Kwan jang dipimpin Lo Boen Lioe dan Tan Hoei Liong. Pertundjukan2 diadakan di Semarang, Solo dan Djokja serta mendapat penjambutan luar biasa hangat daripada penduduk2 Tionghoa. Selama pertundjukan2 ditempelkan poster2 atau plakat2 jang berbunji: "Tjing Pie Pek Bak Pay, (Hidung Hidjau, Alis Putih), Bwee Pa, Tju Li Lay (Kalau mau tjoba2, silakan naik),Kia Sie Emtang Lay (Kalau takut mati, djangan datang disini), Pa Sie Ka Tie Tay (Kalau kena pukul sampai mati, kubur sendiri)".

Poster2 jang bunjinja agak temberang dan 'beranimati' itu tidak mendapat sambutan dari pihak ahlisilat2 Tionghoa jang pada waktu itu sudah ada dipulau Djawa. Melainkan belakangan timbul reaksi jang berupa surat2-kaleng jang memaki2 Lo Ban Teng, antaranja ada jang berbunji: "Engkau djangan membuka mulut besar. Kutendang kau dengan sebelah kakiku, nanti kau terpental kembali ke Tiongkok!"

Berkenaan dengan surat2-kaleng itu sinshe Lo Ban Teng memasukkan iklan dalam koran2 Tionghoa, mengundang mereka jang begitu gagah bermain pena supaja memperkenalkan diri dengan terus-terang, dan memberikannja petundjuk2 setjara berterang. Atas iklan ini tidak terdapat sesuatu reaksi.

Didalam pertundjukan barongsay itu, sinshe Lo Boen Lioe memperlihatkan kemahirannja dengan bersilat dengan "sianggan", sematjam sendjata aneh jang berbentuk mirip potlot, udjungnja seperti bidji kana dan gagangnja pendek pesegi lima seperti belimbing. ("Sianggan" pun dinamakan "Poan Koan Pit"). Sinshe Lim Tjoei Kang memperlihatkan kekuatan 'laykang' dengan rebah terlentang, ditindih 4 karung beras dan diduduki lima orang dewasa
jang me-ngibarkan2 bendera pesegi-tiga dengan menggunakan tenaga pinggang. Bendera itu dikibarkan sehingga melukiskan huruf "Giok Beng", nama pemimpin Ho Yang Pay. Sinshe Tan Hoei Liong mempertundjukkan kekuatan perutnja dengan ditimpah sebuah batu Tiongkok (siang-tjio) besar. (Setelah ia wafat, batu itu didjadikan bongpay, nisan, kuburannja). Lebih djauh ia menelan pedang dan memuntahkannja kembali dengan kekuatan pernapasan ('laykang'). Sinshe Lo Ban Teng memberi tjeramah tentang intisari ilmusilat Tionghoa tjiptaan Tat Mo Tjouwsoe, jang terpandang sebagai pentjiptanja, dan Thio Sam Hong. Lebih djauh ia memberi demonstrasi tentang tjara latihan, tentang hasil latihan, tentang tenaga getaran atau kibasan tubuh, jang mentjontoh pada kibasan tubuh hewan2.

Karena biaja2 pertundjukan besar dan tudjuan pertundjukan2, jakni mentjari tahu ada atau tidak adanja ahli silat2 Tionghoa pandai disini, tidak tertjapai, pertundjukan itu diberhentikan
Reply With Quote
  #13  
Old 29th April 2011
ashurarudy's Avatar
ashurarudy ashurarudy is offline
Newbie
 
Join Date: Jun 2010
Posts: 23
Rep Power: 0
ashurarudy mempunyai hidup yang Normal
Default

SEBAGAIMANA telah dikatakan. diantara anak2 mendiang Lo Ban Teng, jang dapat mewarisi keahlian silat dan pengetahuan tentang obat2an daripada ajahnja adalah Lo Siauw Gok. Ia kini melandjutkan usaha mendiang ajabnja dalam ilmu pengobatan Tionghoa. Mengenai kemahirannja dalam ilmusilat golongan Ho Jang Pay, jang tadinja mendjadi keahlianja mendiang sinshe Lo. bolehlah dikatakan bahwa ia ahliwaris Ho Jang Pay di Indonesia.

Namun Siauw Gok hampir2 sadja gagal. Semendjak masih kanak2 ajahnja sudah mulai melatihnja, akan tetapi pada waktu itu ia berlatih setjara atjuh-tak-atjuh. Minat untuk memahirkan ilmusilat tidak ada padanja. la lebih suka bermain2 bersama kawan2 diluar rumah, bahkan mengadu kelapa dan ......mengadu ajam tempo2, seperti lazim anak laki2 jang agak nakal dan binal. Disekolah iapun sering berkelahi, tetapi kebanjakan ia menderita labrakan, sehingga kawan2nja mengedjeknja. "Anak guru silat tidak punja kemampuan apa2" demikian edjekan tersebut. Lama2 ia mendjadi sakit hati dan mau djuga ia memperhatikan peladjaran ilmu silat. Dalam umur 17 tahun barulah ia berlatih dengan sungguh2. Sinshe Lo mendjadi girang sekali dan menggembleng puteranja itu dengan saksama. Akan tetapi karena pada waktu itu beliau sudah berumur 60 tahun dan hatiketjilnja bergelisah, karena diantara putera2nja belum ada jang kelihatan akan dapat mewarisi keahlianja kelak. maka ia ingin Siauw Gok lekas2 pandai sehingga ia mendidik Siauw Gok dengan tangan besi. Bengis sekali pendidikan sanj ajah, sampai2 Siauw Gok sering diumpat djika berbuat kesalahan2 dalam latihan.

Tjara pendidikan itu membawa effek sebaliknja daripada jang diinginkan sinshe Lo. Siauw Gok bukan mendjadi tjepat pintar. sebaliknja mendjadi semakin bebal dalam peladjaran silatnja,karena belum2 ia sudah ketakutan dimaki2. Tiap pagi. djika ajahnja sudah menantikannja diloteng untuk berlatihan dengan kaki dirasakannja berat sekali Siauw Gok mendaki tangga menudju ketempat latihan ditingkat kedua itu. Sinshe Lo semakin lama semakin tidak sabar mengadjarnja dan semakin pedas memakinja. sehingga kian lama semakin berkuranglah napsu beladjar Siauw Gok. Bahkan suatu waktu ia sudah mendapat pikiran untuk berhenti beladjar pada ajahnja dan mentjari seorang guru lain sadja. Ibu Siauw Gok mendjadi kasihan kepada puteranja Istrinja seringkali menasehati suaminja supaja djangan bersikap terlampau keras. "Bagaimana mungkin anak itu lekas pandai "ilmu silat." kata njonja Lo kepada suaminja, "kalau engkau selalu memarahinja dan menghardik2nja dengan bengis. Lagipula, seorang jang baru beladjar. tidak mungkin dapat melaksanakan segala gerak-gerik jang diadjarkan tanpa sesuatu kesalahan. Hendaknja sabar2 sadja. lama2pun tentu ia mahir."

Dalam pada itu, Siauw Gok sendiri mendapat edjekan2 daripada beberapa orang keluarganja. Kata salah seorang antaranja kepada Siauw Gok: "Engkau tidak mau beladiar silat dengan giat. Semakin dimaki ajahmu, semakin kau mendjadi malas. Engkau seorang anak jang tidak punja guna. Hanja pandai berkelujuran sadja. Nanti kalau ajahmu meninggal dunia, pastilah kaumendjadi djembel."

Nasihat pedas ini se-olah2 membuka pikiran Siauw Gok. Ia bertekad bulat untuk mempeladjari ilmu silat dengan sungguh2, begitupun ilmu obat2an Tionghoa. tidak perduli bagaimana bengispun ajahnja mendidik dan memperlakukannja. Selama dua tahun pertama Siauw Gok tidak menerima banjak matjam peladjaran. melainkan beberapa djenis sadja jang merupakan pokok2 dasar ilmu silat Ho Jang Pay. Jang lebih diutamakan pada masa peladjarannja itu ialah memperkembangkan pernapasannja (laykang) dengan latihan jang dinamakan Tjing Tjo Tao Kie, lebih djauh latihan Kao-ta dan Tjen-tjeng dgn. kaki-tangan kiri dan kanan;memperkembangkan kerasnja pukulan dan dajatahan terhadap pukulan lawan; ketadjaman perasaan; ketjepatan; timing; menggerakkan kaki dan tangan dengan berbareng; melempar tjioso dan memperkeras lengan2 tangan dengan djalan, "go kie" mengadu lengan dengan seorang partner.

Pada tahun 1952 Siauw Gok jang peladjaran silatnja sudah dapat diandalkan, pula sudah paham ihmi obat2an Tionghoa dan dapat menjembuhkan penjakit2, pindah ke Bandung. Disitu ia mengusahakan sebuah toko obat. akan tetapi kurang beruntung; dalam tahun 1954 ia pindah lagi 'ke Djakarta disebabkan ia mendapat luka2 terbakar lantaran kompor meledak. Mulai waktu itu ia membantu toko obat2an ajahnja di Djelakeng.
Reply With Quote
  #14  
Old 11th May 2011
ashurarudy's Avatar
ashurarudy ashurarudy is offline
Newbie
 
Join Date: Jun 2010
Posts: 23
Rep Power: 0
ashurarudy mempunyai hidup yang Normal
Default

Feel free to ask about this Kung Fu
Reply With Quote
  #15  
Old 22nd August 2011
DreamWorld's Avatar
DreamWorld DreamWorld is offline
Ceriwis Geek
 
Join Date: Mar 2011
Location: Bandung
Posts: 19,160
Rep Power: 90
DreamWorld is Ceriwis ProphetDreamWorld is Ceriwis ProphetDreamWorld is Ceriwis ProphetDreamWorld is Ceriwis ProphetDreamWorld is Ceriwis ProphetDreamWorld is Ceriwis ProphetDreamWorld is Ceriwis ProphetDreamWorld is Ceriwis ProphetDreamWorld is Ceriwis ProphetDreamWorld is Ceriwis ProphetDreamWorld is Ceriwis Prophet
Default

keren neeh ada unsur shaolin ny jg

ijin nyimak ndan
Reply With Quote
  #16  
Old 24th October 2012
lndonesiano lndonesiano is offline
Newbie
 
Join Date: May 2012
Posts: 3
Rep Power: 0
lndonesiano mempunyai hidup yang Normal
Default

Siaw Gok Bukoan emang keren gan
Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 12:40 AM.


no new posts