TEMANGGUNG�Aktivitas Gunung Sindoro yang selama ini dinyatakan sudah �mati� kembali menggerkan warga sekitar. Pasalnya di gunung yang menjadi perbatasan dengan Kabupaten Wonosobo dalam beberapa hari terakhir muncul kawah-kawah baru yang mengeluarkan asap putih tebal. Hal tersebut diketahui dari peneliti Badan Vulkanologi Bandung.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Sindoro dan Sumbing di Desa Gentingsari, Kecamatan Bansari, Sumaryanto di Temanggung, Selasa, mengatakan kepulan asap sulfatara tersebut diketahui saat tim Volkanologi Bandung naik ke puncak Sindoro pada akhir Oktober lalu.
Ia mengatakan, tim volkanologi naik ke puncak Sindoro untuk mengukur geomahnit. Kegiatan ini dilakukan berkala sesuai kebutuhan. Sumaryanto menuturkan asap tersebut keluar dari dinding kawah Sumur Jolotundo di puncak Sindoro. "Ada sekitar lima hingga enam titik asap keluar dari dinding kawah tersebut," katanya.
[spoiler=open this] for SINDORO:
Kepala Resor Pemangku Hutan (RPH) Jumprit, Muchtasori, mengatakan, pihaknya telah mendengar informasi terkait aktivitas Gunung Sindoro selama beberapa hari terakhir. Menurutnya, kepulan asap tersebut muncul dari 9 titik.
Ia mengatakan, masing-masing kawah mengeluarkan asap tebal, namun tidak disertai gas beracun seperti yang terjadi di Dieng, Banjarnegara. Diduga, asap tersebut berasal dari aktivitas dapur magma gunung dengan ketinggian 3.150 meter dpl ini. �Kami belum mempunyai data lengkap terkait informasi tersebut, data yang kami peroleh masih dangkal,� lanjutnya.
9 titik yang mengeluarkan asap tersebut masuk wilayah BKPH Wonosobo. Namun potensi meluas ke BKPH Temanggung, khususnya wilayah RPH Jumprit dan RPH Kwadungan sangat mungkin. �Sebenarnya puncak tidak ada batasan masuk wilayah mana, tetapi kecenderungannya masuk ke wilayah Wonosobo,� lanjutnya.
Kawah yang disertai jurang dapat ditemukan di sisi barat laut ke selatan gunung, dan yang terbesar disebut Kawah Kembang. Sebuah kubah lava kecil menempati puncak gunung berapi. Hutan di kawasan Gunung Sundoro mempunyai bertipe hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
Sejarah letusan Gunung Sindoro yang telah terjadi sebagian besar berjenis ringan sampai sedang (letusan freatik). Terakhir Gunung Sindoro mengalami letusan pada 1971 dengan skala ringan. Potensi terjadi letusan masih mungkin dan bersifat eksplosif karena dapur magma telah tertutup lapisan tanah dan bebatuan gunung. (zah)