Kebun anggur bersejarah, gudang anggur dan sampanye rumah di wilayah Champagne Prancis terdaftar sebagai situs warisan dunia oleh Unesco, 4 Juli 2015 (AFP Photo/Alain Julien)
Unesco's World Heritage Committee mengumumkan 24 warisan kekayaan baru di seluruh dunia. Situs-situs itu termasuk daerah yang sudah dikenal maupun beberapa lokasi yang belum banyak diketahui namun diharapkan dapat mendorong wisata di sana.
Situs-situs itu menambah daftar warisan kekayaan dunia yang telah ada sebelumnya, seperti Tower of London, Statue of Liberty dan Great Barrier Reef.
Sejumlah negara menempatkan situsnya dalam daftar terbaru tersebut. Inggris misalnya, menempatkan satu situsnya yaitu Scotland's Forth Bridge, yang selesai dibangun pada 1890. Jembatan kereta di atas Forth River itu masih digunakan hingga saat ini.
Kemudian Amerika Serikat menempatkan San Antonio Missions - salah satu dari lima situs Spanish Roman Catholic- dalam daftar tersebut.
Situs itu dibangun pada abad 18. Hal yang paling dikenal dari lokasi itu adalah benteng The Alamo. Benteng tersebut terkenal dengan pertempuran pada 1836, ketika sekelompok orang dari Texas dengan berani mempertahankan benteng itu sebelum Jenderal Antonio Lopez de Santa Anna dan pasukan Meksiko merebut benteng itu.
Sementara Prancis menempatkan lereng bukit, rumah dan gudang di kawasan Champagne dalam daftar situs itu. Negara itu juga menempatkan kebun anggur Burgundy di selatan Dijon, dalam daftar situs tersebut. Di lokasi itu, industri anggur sudah ada setidaknya pada abad ke-12.
Selanjutnya, salah satu dari dua situs di Turki yang masuk daftar yaitu pemukiman Yunani dan Romawi kuno di Efesus. Sebelumnya, Turki menempatkan situs Temple of Artemis sebagai salah satu dari Seven Wonders of the Ancient World.
Selain itu, Jepang menerima status warisan dunia lantaran memiliki hampir dua lusin situs yang menggambarkan revolusi industri di negara itu selama abad ke-19.
Pulau benteng di dekat Nagasaki merupakan petunjuk perkembangan pesat di Jepang selama 1868-1912 pada era Kaisar Meiji, yang berusaha untuk mengejar ketinggalan dari kekuatan kolonial Barat.
Lis Yuliawati/LIS