FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
"Coba kalau Pemilu Presiden seperti Ini"
![]() ![]() Senin, 3 Agustus 2009 | 03:44 WIB "Bapak Kayat, silakan memilih di bilik dua," demikian terdengar panggilan yang datang dari pengeras suara. Seorang bapak berusia 73 tahun menghampiri layar monitor. Jari-jarinya sedikit bergetar ketika menyentuh layar. Panggilan itu bukan datang dari seorang yang berbicara dengan mikrofon, tetapi datang dari komputer yang sudah diprogram untuk memanggil secara otomatis orang-orang yang masuk dalam daftar pemilih. Sabtu (1/8) malam, puluhan orang berkumpul di lapangan RT 07 RW 06 Kelurahan Pedurungan Tengah, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, untuk memilih calon Ketua RT 07. Meski hanya memilih ketua RT, cara mereka jauh lebih modern dari pemilu presiden lalu. Mereka menggunakan dua komputer dengan layar sentuh untuk memilih satu dari tiga calon ketua RT. Setiap warga yang datang membawa kartu dengan RF-ID (radio frequency identification), memindainya ke pembaca RF-ID, dan nama mereka pun tercantum dalam daftar pemilih. Setelah itu, satu per satu warga dipanggil untuk memberikan pilihan melalui layar sentuh. Rata-rata warga hanya membutuhkan waktu sekitar tiga detik. Untuk orangtua, waktu yang dibutuhkan lebih lama, tetapi tidak lebih dari 10 detik. Ketua Panitia Pemilihan Raya Hadi Santoso mengungkapkan, beberapa warga berinisiatif membuat pemilihan RT yang berbeda. Ide awalnya, membuat pemilihan yang terkoneksi dengan data kependudukan. Mereka lalu membuat perangkat lunak yang mampu menghubungkan data kependudukan dengan sistem pemungutan suara. �Dengan sistem ini, tidak mungkin ada pemilih ganda. Mereka yang tidak memenuhi syarat, seperti masih di bawah umur, atau kriteria yang lain, secara otomatis tidak akan bisa memilih,� ujar Hadi. Hadi menuturkan, ide itu muncul ketika Pemilu 2009 berlangsung penuh dengan karut-marut daftar pemilih tetap (DPT). Dengan teknologi informasi, hal itu ternyata dapat diatasi dengan mudah. Kartu RF-ID yang dibawa warga adalah �KTP�, syarat untuk dapat memilih. Sutrisno (27) dan Panji (21) berada di balik sistem teknologi informasi tersebut. Mereka menamakan sistem itu dengan Sistem Informasi Pemilihan RT. Pemindai terhubung dengan komputer yang secara otomatis mengolah, memasukkan nama dalam daftar pemilih, memanggil pemilih, menampilkan pilihan di layar, kemudian merekapitulasi hasil pemilihan. Waktu yang dibutuhkan pun sangat singkat. Sejak dimulai pukul 19.30 dan diawali dengan sosialisasi dan penjabaran visi dan misi calon ketua RT, warga sudah mendapatkan hasilnya pada pukul 20.45. Calon yang masih menjabat, Achmad Umar Andi Susilo, kembali terpilih dengan perolehan 44 persen suara. Salah satu pemilih, Sariyah (32), mengatakan, cara itu sangat mudah dan cepat. �Gampang sekali caranya. Coba kalau pemilu seperti ini,� ujarnya. Hadi berharap gagasan ini dapat menjadi masukan bagi pemerintah untuk memperbaiki sistem pendataan kependudukan. Saat pemilu legislatif dan pemilu presiden lalu, nyata bahwa sistem kependudukan Indonesia bermasalah dan memengaruhi proses demokrasi. (UTI) ![]() Sambil momong anak, sambil nyolek... ![]() Ini Biliknya...(supaya rahasia kudu dikasih sekat neh kayaknya) ![]() Dimana ada kemauan di situ ada jalan ![]() |
#2
|
|||
|
|||
![]()
TOP ONE gan!wah kok lebih canggih yah daripada pilpres, patutu ditiru neh tapi biaya anggaran pasti mahal
|
#3
|
|||
|
|||
![]()
TOP TWO gan.. itu kan ane yg bikin..
![]() |
![]() |
Thread Tools | |
|
|