Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 27th May 2012
ps3black's Avatar
ps3black ps3black is offline
Senior Ceriwiser
 
Join Date: May 2012
Posts: 5,732
Rep Power: 21
ps3black mempunyai hidup yang Normal
Default artikel motivasi yang wajib kita renungkan

ane mau share artikel motivasi nih gan. . .

mungkin banyak di antara kita yang berani melawan orang tua bahkan melanggar nasehatnya. . nah mari kita baca baik baik dan renungkan dalam dalam gan. . jujur ane sampe nangis ngebacanya. .




[/quote]
Quote:





Ketika Aku Sudah Tua



Ketika aku sudah tua, bukan lagi aku yang semula.

Mengertilah,bersabarlah sedikit terhadap aku.



Ketika pakaianku terciprat sup, ketika aku lupa bagaimana mengikat sepatu,

ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu.



Ketika aku berulang-ulang berkata-kata tentang sesuatu yang telah bosan kau

dengar, bersabarlah mendengarkan, jangan memutus pembicaraanku.

Ketika kau kecil, aku selalu harus mengulang cerita yang telah beribu-ribu

kali kuceritakan agar kau tidur.



Ketika aku memerlukanmu untuk memandikanku, jangan marah padaku.

Ingatkah sewaktu kecil aku harus memakai segala cara untuk membujukmu mandi?



Ketika aku tak paham sedikitpun tentang tehnologi dan hal-hal baru, jangan

mengejekku.

Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar menjawab setiap �mengapa� darimu.



Ketika aku tak dapat berjalan, ulurkan tanganmu yang masih kuat untuk

memapahku.

Seperti aku memapahmu saat kau belajar berjalan waktu masih kecil.

Ketika aku seketika melupakan pembicaraan kita, berilah aku waktu untuk

mengingat.



Sebenarnya bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting, asalkan kau

disamping mendengarkan, aku sudah sangat puas.



Ketika kau memandang aku yang mulai menua, janganlah berduka.

Mengertilah aku, dukung aku, seperti aku menghadapimu ketika kamu mulai

belajar menjalani kehidupan.



Waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini, sekarang

temani aku menjalankan sisa hidupku.



Beri aku cintamu dan kesabaran, aku akan memberikan senyum penuh rasa

syukur, dalam senyum ini terdapat cintaku yang tak terhingga untukmu.





up date. . .!!!

mudah mudahan bukan

Quote:





Bapak Tua Penjual Amplop Itu



Setiap menuju ke Masjid Salman ITB untuk shalat Jumat saya selalu melihat seorang bapak tua yang duduk terpekur di depan dagangannya. Dia menjual kertas amplop yang sudah dibungkus di dalam plastik. Sepintas barang jualannya itu terasa �aneh� di antara pedagang lain yang memenuhi pasar kaget di seputaran Jalan Ganesha setiap hari Jumat. Pedagang di pasar kaget umumnya berjualan makanan, pakaian, DVD bajakan, barang mainan anak, sepatu dan barang-barang asesori lainnya. Tentu agak aneh dia �nyempil� sendiri menjual amplop, barang yang tidak terlalu dibutuhkan pada zaman yang serba elektronis seperti saat ini. Masa kejayaan pengiriman surat secara konvensional sudah berlalu, namun bapak itu tetap menjual amplop. Mungkin bapak itu tidak mengikuti perkembangan zaman, apalagi perkembangan teknologi informasi yang serba cepat dan instan, sehingga dia pikir masih ada orang yang membutuhkan amplop untuk berkirim surat.



Kehadiran bapak tua dengan dagangannya yang tidak laku-laku itu menimbulkan rasa iba. Siapa sih yang mau membeli amplopnya itu? Tidak satupun orang yang lewat menuju masjid tertarik untuk membelinya. Lalu lalang orang yang bergegas menuju masjid Salman seolah tidak mempedulikan kehadiran bapak tua itu.



Kemarin ketika hendak shalat Jumat di Salman saya melihat bapak tua itu lagi sedang duduk terpekur. Saya sudah berjanji akan membeli amplopnya itu usai shalat, meskipun sebenarnya saya tidak terlalu membutuhkan benda tersebut. Yach, sekedar ingin membantu bapak itu melariskan dagangannya. Seusai shalat Jumat dan hendak kembali ke kantor, saya menghampiri bapak tadi. Saya tanya berapa harga amplopnya dalam satu bungkusa plastik itu. �Seribu�, jawabnya dengan suara lirih. Oh Tuhan, harga sebungkus amplop yang isinnya sepuluh lembar itu hanya seribu rupiah? Uang sebesar itu hanya cukup untuk membeli dua gorengan bala-bala pada pedagang gorengan di dekatnya. Uang seribu rupiah yang tidak terlalu berarti bagi kita, tetapi bagi bapak tua itu sangatlah berarti. Saya tercekat dan berusaha menahan air mata keharuan mendengar harga yang sangat murah itu. �Saya beli ya pak, sepuluh bungkus�, kata saya.



Bapak itu terlihat gembira karena saya membeli amplopnya dalam jumlah banyak. Dia memasukkan sepuluh bungkus amplop yang isinya sepuluh lembar per bungkusnya ke dalam bekas kotak amplop. Tangannya terlihat bergetar ketika memasukkan bungkusan amplop ke dalam kotak.

Saya bertanya kembali kenapa dia menjual amplop semurah itu. Padahal kalau kita membeli amplop di warung tidak mungkin dapat seratus rupiah satu. Dengan uang seribu mungkin hanya dapat lima buah amplop. Bapak itu menunjukkan kepada saya lembar kwitansi pembelian amplop di toko grosir. Tertulis di kwitansi itu nota pembelian 10 bungkus amplop surat senilai Rp7500. �Bapak cuma ambil sedikit�, lirihnya. Jadi, dia hanya mengambil keuntungan Rp250 untuk satu bungkus amplop yang isinya 10 lembar itu. Saya jadi terharu mendengar jawaban jujur si bapak tua. Jika pedagang nakal �menipu� harga dengan menaikkan harga jual sehingga keuntungan berlipat-lipat, bapak tua itu hanya mengambil keuntungan yang tidak seberapa. Andaipun terjual sepuluh bungkus amplop saja keuntungannya tidak sampai untuk membeli nasi bungkus di pinggir jalan. Siapalah orang yang mau membeli amplop banyak-banyak pada zaman sekarang? Dalam sehari belum tentu laku sepuluh bungkus saja, apalagi untuk dua puluh bungkus amplop agar dapat membeli nasi.

Setelah selesai saya bayar Rp10.000 untuk sepuluh bungkus amplop, saya kembali menuju kantor. Tidak lupa saya selipkan sedikit uang lebih buat bapak tua itu untuk membeli makan siang. Si bapak tua menerima uang itu dengan tangan bergetar sambil mengucapkan terima kasih dengan suara hampir menangis. Saya segera bergegas pergi meninggalkannya karena mata ini sudah tidak tahan untuk meluruhkan air mata. Sambil berjalan saya teringat status seorang teman di fesbuk yang bunyinya begini: �bapak-bapak tua menjajakan barang dagangan yang tak laku-laku, ibu-ibu tua yang duduk tepekur di depan warungnya yang selalu sepi. Carilah alasan-alasan untuk membeli barang-barang dari mereka, meski kita tidak membutuhkannya saat ini. Jangan selalu beli barang di mal-mal dan toko







sumber
http://rinaldimunir.wordpress.com/20...al-amplop-itu/







semoga artikel ini bisa membuat agan sekalian semakin berbakti dan cinta sama orang tua . .

dan ane selalu berharap dan . .



thread ane yang lain gan



[quote]





artikel motivasi yang wajib kita renungkan



kata kata motivasi berdasarkan abjad



Film HDrip,MKV,BRrip,Blu ray + sub Indo Rp.1000 paling murah ,bisa request!!



film yang bikin ceriwiser emosi dan jengkel??



fakta unik tentang handphone



trik agar bisa download dari mediafire di komputer yang di protect admin di kantor









Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 07:37 AM.


no new posts