for
arti 212:
�Segala apa yang ada di dunia ini selalu terdiri atas dua bagian, Wiro! Dua bagian yang berlainan satu sama lain tapi yang menjadi pasangan-pasangannya....�
Wiro Saksana kerenyitkan kening tak mengerti. �Misalnya Eyang?� tanyanya.
�Misalnya...., ada laki-laki ada perempuan. Bukankah itu dua bagian yang berlainan?
Tapi merupakan pasangan?!�
�Betul Eyang....�
�Misal lain.... ada langit.... ada bumi. Ada lautan ada daratan. Ada api ada air.... ada panas ada dingin. Ada hidup ada mati, ada miskin ada kaya. Ada buta ada melek. Ada lurus ada bengkok, ada panjang ada pendek, ada tinggi ada rendah, ada dalam ada cetek! Semuanya selalu begitu Wiro, Kemudian.... ada susah ada senang, ada tertawa ada menangis. Di atas semua itu ada satu yang tertinggi. Yang satu ini ialah penciptanya. Siapa yang ciptakan kau, Wiro....?�
�Tidak tahu Eyang....�
�Bogrol!�
�Aku tahu Eyang....�
�Siapa?�
�Ibu sama bapakku.�
�Siapa yang mencipatakan ibu sama bapak kau?�
�Nenek sama kakek....�
�Yang menciptakan nenek sama kakek....?�
�Nenek dari nenek dan kakek dari kakek....�
�Dan yang menciptakan nenek dari nenek serta kakek dari kakek....?�
�Ya nenek dari nenek dari nenek dan kakek....�
�Geblek!� bentak Sinto Gendeng. �Manusia tidak pernah bisa menciptakan manusia!
Bapak kau kimpoi sama ibu kau dan ibu kau cuma melahirkan kau, lain tidak!! Ibu kau dilahirkan sama nenek, kau begitu seterusnya goblok! Semua manusia ini, semua apa saja di dunia ini diciptakan oleh Yang Satu. Oleh Gusti Allah! Hal-hal yang dua itupun juga diciptakan dengan kodrat iradatnya Gusti Allah. Gusti Allah ciptakan laki-laki juga Dia ciptakan perempuan. Gusti Allah bikin langit, juga bikin bumi. Bikin orang-orang susah juga bikin orang-orang senang. Bikin manusia-manusia kaya juga bikin manusia-manusia miskin. Sekarang aku mau tanya sama kau. Berapa kau punya mata?�
�Dua, Eyang.�
�Hidung?�
�Satu Eyang.�
�Lobang hidung?�
�Dua Eyang....�
�Mulut?�
�Satu....�
�Bibir?�
�Dua Eyang.�
�Kepala?�
�Satu....�
�Tangan?�
�Dua....�
�Kaki....?�
�Juga dua Eyang....�
�Kau punya biji kemaluan....?�
�Dua Eyang,� dan dalam hatinya Wiro memaki tapi geli.
�Kau punya batang kemaluan?�
�Satu Eyang....� Wiro geli lagi dan memaki lagi.
�
Nah.... itu semua membuktikan di dunia ini kehidupan manusia adalah tak ubahnya seperti bilangan dua dan satu, satu dan dua, dua satu dua dan seterusnya. Angka dua dan satu itu selalu ada melekat dalam diri manusia. Dan semuanya itu hanya diciptakan oleh Yang Maha Kuasa yakni Gusti Allah! Kehidupan dua dan satu ini, kehidupan dua satu dua ini, dan adanya dua satu dua ini tak bisa diingkari dan harus melekat dalam diri manusia! Manusia pasti akan merasakan senang susah, gembira sedih, kaya miskin, lapar kenyang, hidup mati, dan manusia juga musti percaya pada yang satu yakni Gusti Allah....�
�Tapi manusia yang picak, Eyang, matanya cuma satu, manusia yang buntung kakinya sebelah, berarti cuma punya satu kaki. Jadi dia tidak memiliki angka dua yang sempurna dalam dirinya....�
�Betul, meski begitu berarti dia cuma punya satu mata, punya satu kaki! Nah,
bukankah ada juga melekat angka satu pada dirinya?! Aku sudah bilang sama kau bahwa dalam diri manusia musti ada angka dua dan satu itu! Apa kau masih kurang ngerti, goblok?!�
Wiro diam, kata-kata gurunya itu memang betul.
�Sekarang berdirilah kau!,� perintah Eyang Sinto Gendeng.
Wiro Saksana berdiri.
Eyang Sinto Gendeng menyeringai dan tertawa cekikikan. Tiba-tiba dari balik pakaian hitamnya dikeluarkannya kembali kapak saktinya. Terkejut Wiro Saksana dan pemuda ini mundur beberapa langkah ke belakang. Sinto Gendeng menyeringai lagi, tertawa lagi hingga kedua matanya berair.
baca yang aku tebalin gan, itu arti dari 212
jadi bukan seperti pemahaman yang agan bilang, simple aja kok. ga
Kalo boleh taro depan gan