Ciri-ciri Capres 2014

[sijampang]

Pemilihan Presiden (Pilpres) masih tiga tahun lagi, tetapi sejumlah partai politik sudah mulai ramai menyebut nama-nama calon presiden (Capres) tahun 2014 mendatang.



Sebut saja, Partai Golkar dengan ketua umumnya, Aburizal Bakrie atau Ical dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang mengaku berpeluang kembali menjadi Capres dari Partai Golkar pada Pilpres 2014 mendatang. Begitu pula, dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yang menyebutkan nama Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.



Tak ketinggalan, partai-partai lainnya seperti Partai Gerindra yang kembali mencalonkan Prabowo Subianto. Partai Hanura dengan Wiranto, serta Partai Amanat Nasional (PAN) yang mengusung Hatta Rajasa sebagai Capres.



Bahkan, beberapa partai pendatang baru ikut meramaikan bursa Capres 2014. Partai Nasional Republik menjagokan Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto untuk ikut bersaing pada Pemilu 2014. Lalu, Partai Serikat Rakyat Independen atau Partai SRI yang mengusung mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai calon presiden.



Namun, semua itu sebagian besar baru dicalonkan saja dan pernyataan tersebut belum diiyakan secara jelas atau diamini para kandidat-kandidat tersebut.



Tapi tak ada salahnya, bila kita mencermati tindaktanduk para calon yang dijagokan itu. Baik melalui pemberitaan di media elektronik maupun cetak. Bahkan, bisa dipantau melalui iklan media massa. Bisa iklan pribadi atau yang mengatasnamakan lembaga maupun partainya.



Sebab, media massa sering dianggap sebagai salah satu cara yang ampuh dalam mempengaruhi. Apalagi, jika seseorang atau suatu produk itu berkali-kali ditayangkan.



Sebagai contoh, saat Megawati masih menjabat sebagai presiden, ia merasa tidak nyaman menyaksikan menterinya (Menko Polkam SBY, kini presiden RI ke 6) yang dianggap melakukan langkah-langkah politik yang dapat mengancam kedudukannya.



Ketidaknyamanan Megawati memuncak (mungkin) setelah ada iklan di banyak televisi, yang menayangkan SBY mengajak rakyat untuk ikut serta menjaga keamanan dalam Pemilu 2004. Meski banyak kalangan menganggap iklan itu wajar-wajar saja karena sebagai Menko Polkam, sudah selayaknya SBY berusaha menciptakan suasana damai dalam pemilu mendatang.



Bahkan, oleh kalangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan kalau itu, dianggap suasana kompetisi politik semakin dekat sehingga segala gerak-gerik SBY amat mudah ditafsirkan sebagai langkah-langkah yang ingin memanfaatkan jabatan untuk kepentingan politik.



Nah, jadi, sering-seringlah Anda menonton televisi, mendengar radio, berselancar di online media, atau membaca suratkabar maupun media cetak lainnya. Siapa tahu, dari situ Anda akan bisa menebak siapa-siapa saja yang bakal menjadi presiden RI berikutnya.



Bisa jadi, dia dari kalangan politikus, budayawan, bangsawan, atau pejabat pemerintah. Tapi yang pasti, ia bukan seorang koruptor, penjahat, atau teroris yang sering menjadi pemberitaan di media massa.



Mungkinkah, Pak Mahfud, yang belakang juga sering muncul di media televisi, baik itu soal pemberitaannya terkait Partai Demokrat, tuduhan akan maju sebagai Capres pada Pilpres 2014. Atau karena sering muncul di layar kaca. Bukan, dalam rangka wawancara atau menjadi pembicara program talkshow, melainkan menjadi salah satu pemeran iklan layanan masyarakat tentang pemilukada. Iklan layanan itu diproduksi MK dalam rangka menjelaskan peran MK dalam menangani perkara pemilukada.



Bagaimana komentar Anda?



Sumber : VIVAnews