FAQ |
Calendar |
![]() |
|
Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini. |
![]() |
|
Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
selama ini ane salah gan berpandangan terhadap orang tionghua,,, sebelumya ane berfikir mereka adalah orang asing yang hanya mementingkan perekonomian mereka sendiri di indonesia. mereka angkuh, sombong, kurang sopan, dan gak mau gabung dengan kita warga pribumi. jujur, banyak dari kita "pribumi" iri terhadap ekonomi mereka, tapi itulah hasil dari kerja keras meraka. ternyata ane salah gan, mereka adalah generasi ke3 atau ke4 saat mereka datang ke indonesia dulu.mereka udah menjadi warga indonesia seutuhnya. mereka sangat cinta indonesia, kontribusi-kontribusi mereka terhadap negeri ini sangat banyak, mulai dari perekonomian,budaya,olahraga dan pemerintahan. [/spoiler] Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
Budaya Tionghoa memainkan peran penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Awalnya Belanda hanya menaruh sedikit perhatian pada pertanian di Jawa.Orang Tionghoa lah yang mengembangkan budidaya padi. Setiap tahun, banyak kayu kayu besar yang didatangkan untuk diperdagangan oleh orang Tionghoa salurkan secara khusus untuk pertanian. Pada abad ke-17, orang Tionghoa di Batavia membudidayakan tebu untuk perdagangan gula. Dengan mengolah tebu dalam cara sederhana.Karena kekurangan bahan bakar, industri gula itu pindah ke Jawa tengah dan Jawa Timur pada tahun 1815. Orang Tionghoa tidak pernah memonopoli budidaya padi, tapi tetap memberi sumbang asih yang terhadap bidang pertanian dengan menciptakan teknologi baru, seperti tahun 1750 dengan menggunakan dua atau tiga ekor sapi,bias menghasilkan 500 ton beras per hari. Ini menggantikan sistem tradisional yang hanya menghasilkan 100 ton per hari dan banyak lagi alat-alat sederhana untuk pertanian diciptakan orang Tionghoa. Orang Tionghoa juga menfermentasi anggur beras, jus tebu, dan getah pohon palem, setelah dikembangkan teknologi distilasi tahun 1611. Mereka membudidayakan tanaman seperti kacang dan nila. Kacang diperkenalkan ke Batavia pada tahun 1755,yang kemungkinan dari China, sementara nila berasal dari Indonesia yang digunakan sebagai pewarna. Orang Tionghoa berhasil membudidayakan sayur mayur dan buah-buahan, semangka terbaik berasal dari Tanjung Kait. Orang Tionghoa juga mengimpor tanaman seperti kapas dan terung. Tanaman kaya protein yang diperkenalkan oleh orang Tionghoa adalah kacang hijau / kacang kedelai, semua produknya memiliki nama khas Tionghoa: tauge (kecambah), tahu (tahu), dan taoco (fermentasi kedelai). Kecap juga dibuat dari jenis tanaman itu. Orang Tionghoa adalah perintis dalam bidang metalurgi dan pertambangan. Mereka memulai pertambangan di pertambangan timah di Bangka dan pertambangan emas di Kalimantan Barat pada separuh pertama abad ke-19. Teknik yang digunakan oleh para penambang Tionghoa sangat efisien,teknik itu terinspirasi dari teknik irigasi. Hal-lain yang dikembangkan orang Tionghoa adalah jarum jahit - kain yang dijahit yang awalnya diimpor dari Cina - dan peralatan rumah tangga seperti pot dan tanah liat. Candi Jindeyuan di Jakarta adalah pot tanah liat berdiameter 1,2 meter berasal dari tahun 1812 yang digunakan untuk membakar uang kertas. Orang Tionghoa juga memiliki peran dalam penuangan meriam di Aceh dan Patani. Orang Tionghoa juga membuat kontribusi dalam teknologi kelautan. Mereka yang membangun kapal-kapal yang digunakan oleh Pati Unus, pangeran dari Jepara, untuk menyerang Malaka. Perahu mayang yang digunakan oleh nelayan dilepas pantai utara Jawa menggunakan bahan partisi kedap air khas kapal China. Selain itu, orang-orang Cina aktif membudidayakan tiram, kerang, dan kolam ikan. Teknik pembuatan garam dikembangkan oleh orang Tionghoa, mereka yang memonopoli industri ini sebelum abad ke-19 orang Belanda mengembangkan metode lebih modern di Gresik dan Sumenep. Penulis etnis Tionghoa juga memainkan peran penting dalam perkembangan literatur di Indonesia. Dari tahun 1870 sampai 1967 kelompok etnis Tionghoa menuliskan 806 buku dari sekitar 3.005 buku. Bahkan beberapa dari makanan sehari-hari berasal dari teknik kuliner yang dikembangkan oleh orang Tionghoa.,seperti nasi goring dan mie yang banyak dimakan berasal dari China. Metode pembuatan mie kemudian diadaptasi oleh etnis lain sehingga kini kita memiliki berbagai macam mie, seperti mie Binjai, Belitung dan Aceh. Tahu dikembangkan oleh orang Tionghoa Sumedang pada tahun 1917 hingga kini dikenal dengan tahu Sumedang. Makanan populer lainnya adalah bakpao dan siomay. Banyak makanan ringan berasal dari China, seperti hunkue dan kwaci. Beberapa peralatan dapur berasal dari China adalah cobek , ulekan, Kuali dan lain-lain. Selama ini banyak yang tidak menyadari besarnya kontribusi orang Tionghoa terhadap perkembangan teknologi waktu itu(walau sekarang tampak sederhana)yang meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan sosial. Buku sejarah nasional Indonesia yang ditulis pada tahun 1970 yang dianggap sebuah skandal maka Agustus 2002 sejarah ditulis kembali,tapi peran orang Tionghoa dalam perang kemerdekaan kembali dihilangkan,bahkan peran dalam menyebarkan agama Islam keIndonesia juga tidak ada(Peran dalam menyebarkan agama islam dijanjikan akan ditulis). Kenapa pemerintah begitu takut mengakui kontribusi orang Tionghoa untuk Indonesia dan hanya mengedepankan sejumlah sosok yang mencoreng nama baik etnis Tionghoa demi menimbulkan antipati etnis lain terhadap etnis Tionghoa dan mengkambing hitamkan etnis Tionghoa untuk menutupi korupsi dan kegagalan pemerintah dalam mengelolah perekonomi tapi menyembunyikan kontribusi positif etnis Tionghoa untuk tanah airnya.Waktu yang paling menyedihkan saat Assaat menyatakan pemerintah harus melindungi perekonomian pribumi secara tidak langsung menyatakan bahwa etnis Tionghoa bukanlah pribumi(padahal waktu tu belum jauh dari sumpah pemuda dan Assaat adalah pemuda saat 1928)dan pernyataan Asssaat yang rasialis ini disambut sangat meriah� ane kerja sebagai pramuniaga/SPB kalau cewenya SPG, sebagai SPB yang bekerja di mall di daerah yang mayoritas pengunjungnya orang tionghua, ane banyak melihat mereka sangat menghargai pekerjaan ane, mereka sopan dan ramah. apalagi sekarang bulan puasa, manager ane adalah orang tionghua, buset dah baek banget gan. sekarang ane lagi belajar untuk tidak memenggil mereka orang"cina" tapi ''tionghua". no sara ya gan,,, BHINEKA TUNGGAL IKA. ![]() ![]() ![]() maaf kalo masih banyak yang kurang bab masih newbie Terkait:
|
![]() |
|
|