Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Lounge

Lounge Berita atau artikel yang unik, aneh, dan menambah wawasan semuanya ada disini dan bisa dishare disini.

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 27th May 2012
kukubimasakti's Avatar
kukubimasakti kukubimasakti is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: May 2012
Posts: 1,635
Rep Power: 16
kukubimasakti mempunyai hidup yang Normal
Default Obituari Menkes: Dokter, Ilmuwan Lalu Moncer Jadi Menteri

[/quote]
Quote:







Quote:





Setelah berjuang keras melawan penyakit kanker parunya yang sudah parah, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih akhirnya tutup usia di usia 57 tahun pada Rabu 2 Mei 2012 sekitar pukul 11.41 WIB.



Demikian penjelasan dirut RSCM Akmal Taher dan suami Menkes Dr. Reanny Mamahit, SpOG, MM saat dihubungi detikcom, Rabu (2/5/2012).



Menkes yang sudah mengajukan pengunduran diri sejak 26 April 2012 ini mengalami penurunan kondisi yang terus menerus setelah masuk RSCM hampir 4 minggu lalu. Menkes dirawat di Ruang Kencana lantai 7 RSCM.



Puncaknya pada Selasa kemarin (1/5/2012), Menkes sudah dalam kondisi kritis dan sempat hilang nadinya. Karena kondisi Menkes yang sempat kehilangan kesadaran itu seluruh keluarga berkumpul untuk melepas kepergian Menkes dengan tenang.



Menkes telah berjuang selama 1,5 tahun melawan sakit kanker parunya. Awalnya, penyakit kanker paru Menkes terdeteksi sejak Oktober 2010.



Sejak itu Menkes telah menjalani pengobatan baik di dalam negeri dan luar negeri selama kurang lebih satu setengah tahun.



Namun sudah hampir 4 minggu terakhir ini, Menkes terpaksa kembali dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) karena kondisi tubuhnya yang menurun drastis.



Kesimpulan hasil pemeriksaan menyeluruh yang dilakukan tim dokter RSCM menemukan Menkes memerlukan pengobatan berupa radioterapi atau radiasi secara serial. Selain radioterapi, dilakukan pula pemantauan kondisi darah dan metabolisme untuk meningkatkan stamina atau kondisi tubuh.



Namun setelah selesai pelaksanaan radioterapi dan radiasinya kondisi Menkes malah justru kian memburuk karena kanker parunya telah menyebar ke tubuhnya



Menkes yang kelahiran Jakarta, 1 Februari 1955meninggalkan suaminya Dr. Reanny Mamahit, SpOG, MM (Direktur RSUD Tangerang) dan 3 orang anaknya yaitu Arinanda Wailan Mamahit, Awandha Raspati Mamahit dan Rayinda Raumanen Mamahit



SUMBER








[quote]







Obituari Endang Sedyaningsih: Dokter, Ilmuwan Lalu Moncer Jadi Menteri

Endang Sedyaningsih mungkin tak pernah mengira dirinya akan menduduki jabatan penting di negeri berpenduduk 243 juta jiwa ini. Berawal dari karirnya sebagai dokter, lalu menjadi ilmuwan yang meneliti kesehatan masyarakat tapi nasib membawanya menduduki jabatan Menteri Kesehatan hingga akhir hayatnya.



Memang Menkes Endang sudah mengajukan pengunduran diri sebagai Menteri Kesehatan dengan alasan sakit kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 26 April 2012. Namun karena belum ada serah terima jabatan, Menkes Endang secara definitif belum mengakhiri jabatannya.



Enam hari setelah menyatakan mundur dari jabatannya, Menkes Endang tutup usia pada Rabu 2 Mei 2012 pukul 11.41 WIB di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta.



Menkes Endang hanya mampu bertahan 1,5 tahun melawan kanker parunya, yang makin lama justru kian parah. Semula hanya dideteksi stadium 3, tapi terakhir kanker parunya naik menjadi stadium 4 dan dokter yang merawatnya pun sulit menjanjikan kesembuhan.



Menkes Endang adalah sosok yang pembawaannya tenang, ramah, suka tersenyum dan punya kemampuan menjelaskan sesuatu dengan jelas.



Ketenangannya yang luar biasa menghadapi masalah memang patut diacungi jempol. Ia tenang saat namanya dipertanyakan banyak pihak kala ditunjuk menjadi Menteri Kesehatan Kabinet Indonesia Bersatu II ( (2009-2014) menggantikan Siti Fadilah Supari.



Begitu pula ketika divonis terkena penyakit kanker paru stadium 3 pada Oktober 2010. Dengan tenang, Menkes Endang pun pernah berujar, "Kalau saya diberi kanker, why not? Ini salah satu anugerah yang lain dari Allah".



Karirnya di bidang penelitian sempat cemerlang setelah ditunjuk mantan Menkes Siti Fadilah Supari menjadi Kepala Puslitbang Biomedis dan Farmasi pada 26 Januari 2007 setelah sebelumnya hanya menjadi Peneliti Madya.



Tapi oleh Siti Fadilah Supari juga, jabatannya sebagai Kepala Puslitbang Biomedis dan Farmasi dicopot dan ia turun lagi menjadi peneliti Madya pada 24 Juli 2008. Tapi akhirnya naik lagi menjadi Peneliti Utama pada Puslitbang Biro Medis dan Farmasi pada 1 Agustus 2008.



Dan yang lebih mengagetkan dirinya dan juga mungkin beberapa pihak lain adalah saat dirinya yang hanya menjabat Peneliti Utama ditunjuk menjadi Menteri Kesehatan pada Kabinet Indonesia Bersatu II ( (2009-2014) menggantikan mantan bosnya Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K) pada 22 Oktober 2009.



Tapi dokter yang ahli di bidang kesehatan masyarakat ini mampu menunjukkan ke publik bahwa ia memang pantas menjadi Menteri Kesahatan. Hanya dalam hitungan singkat selama 2,5 tahun masa jabatannya ia sudah mempunyai banyak karya.



Beberapa karya monumentalnya adalah seperti mewajibkan pemberian ASI eksklusif yang dikuatkan dalam Peraturan Pemerintah, melarang iklan dan tenaga medis menyebarkan pemberian susu formula, mewajibkan perkantoran untuk membuat ruang menyusui.



Endang juga menggolkan Jampersal (jaminan persalinan) yang membuat ibu melahirkan dari keluarga tak mampu bisa bersalin gratis dengan imbalan mau ikut KB.



Endang juga fokus pada masalah penyakit flu burung yang sewaktu-waktu bisa mewabah lagi di Indonesia. Tenaga medis baik di rumah sakit, bandara maupun pelabuhan dilatih untuk bisa menangani kasus Flu Burung. Rumah sakit utama di daerah kini juga sudah memiliki ruang isolasi Flu Burung.



Penyakit-penyakit dasar rakyat seperti Malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD), Filariasis (kaki gajah), Frambusia juga terus dicarikan akar permasalahnnya, agar Indonesia bisa mencapai target MDG's. Begitu juga dengan penyakit HIV AIDS dan penyakit-penyakit tidak menular seperti kanker atau penyakit langka GBS mendapat bantuan untuk pengobatan gratis atau dengan subsidi.



Di forum internasional, Endang berhasil membuat angota WHO menyepakati resolusi virus sharing yang diperjuangkan Indonesia sejak 2007. Dalam sidang WHO yang berlangsung 16 Mei 2011 itu, negara-negara anggota WHO telah menetapkan kerangka kerjasama multilateral dalam mekanisme virus sharing, akses pada vaksin dan manfaat lainnya.



Pengabdiannya ke rakyat saat menjadi menteri memang hanya 2,5 tahun. Tapi jauh sebelum menjadi menteri, ia sudah mengabdikan dirinya ke negeri ini yakni mulai saat menjadi dokter di daerah terpencil di Sikka NTT, menjadi ilmuwan dan peduli pada kesehatan masyarakat.



Selamat jalan Menkes Endang!



Biodata



Nama:

dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, DR.PH



Tempat Tanggal Lahir:

Jakarta, 1 Februari 1955



Suami:

Dr. Reanny Mamahit, SpOG, MM (Direktur RSUD Tangerang)



Anak:

Arinanda Wailan Mamahit

Awandha Raspati Mamahit

Rayinda Raumanen Mamahit



Pendidikan:

- Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (Sarjana tahun 1979)

- Gelar Master on Public Health dari Harvard School of Public Health 1992

- Gelar Doktor Kesehatan Masyarakat diperoleh di Harvard University, USA tahun 1997



Karir:

- Tahun 1990, memulai karirnya di Departemen Kesehatan.

- Tahun 2004 sebagai pejabat fungsional dengan pangkat Peneliti Madya.

- Pada 26 Januari 2007 dipercaya oleh Menkes Siti Fadilah Supari sebagai Kepala Puslitbang Biomedis dan Farmasi.

- Pada 24 Juli 2008 sebagai peneliti Madya pada Puslitbang Biro Medis dan Farmasi.

- Sejak 1 Agustus 2008 sebagai Peneliti Utama pada Puslitbang Biro Medis dan Farmasi.

- Menteri Kesehatan pada Kabinet Indonesia Bersatu II ( (2009-2014) yang menjabat sejak 22 Oktober 2009, menggantikan Dr. dr. Siti Fadilah Supari, Sp. JP (K).



Penghargaan:

- Penulis Artikel terbaik ke-2 Badan Litbangkes tahun 2000

- Presentasi Poster Terbaik ke-3 pada Conferensi Asia Pasifik ke-3 tentang Perjalanan Kesehatan.



Karya:

- Pengembangan Jaringan Virologi dan Epidemiologi Influenza di Indonesia (2007)

- Karakteristik kasus-kasus flu burung di Indonesia (Juli 2005-Mei 2006)

- Kajian penelitian sosial dan perilaku yang berkaitan dengan Infeksi Menular Seksual, HIV/AIDS di Indonesia (1997-2003).

- Lebih dari 50 artikel ditulis dr Endang di jurnal nasional dan internasional. Penghargaan yang pernah diperoleh dr Endang antara lain Sulianti Award dan APACPH (Asia Pacific Academics of Public Health) Award.



SUMBER














Kembali salah satu putri terbaik Indonesia telah berpulang ke pangkuan Tuhan Yang Maha Esa.. Selamat jalan Ibu Endang Sedyaningsih, Semoga segala amal ibadah diterima Sang Ilahi dan diampuni segala dosa2 beliau semasa hidup.



Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 05:21 PM.


no new posts