tentang sebuah alternatif dari "nilai"
yang selama ini dianggap paling relevan
untuk menunjukkan tingkat pendidikan.
[/spoiler]
Spoiler for open this:
for
pertamax:
okey,,
langsung aja lah,,,
ga pake basa basi...
yang jelas, makin banyak orang pinter,
makin banyak yang menyadari kalau
nilai itu ga relevan dengan tingkat pendidikan.
lalu selama ini, yang jadi masalah itu
bukan sadarnya akan ketidakrelevanan "nilai",
tapi apa yang bisa menjadi standar selain "nilai"?
itu kan?
pertanyaan itu yang sering membuat kaum terpelajar terhenti berpikir
lalu melanjutkan pengejarannya atas "nilai".
untungnya ane bukan kaum terpelajar.
ane orang gila,, jadinya ga ada yang namanya berenti berpikir.
apalagi harus ngejar nilai...

w
please don't try this at home.
adegan ini dilakukan oleh orang2 profesional
dan sudah berada dalam pengamanan yang ketat. wakakakaka
Spoiler for open this:
for
keduax:
okey, setelah bertapa di
Pertapaan Wiro Gendheng
ane menemukan pangsit,,, eh wangsit,,
begini gan,,,,
kata orang bijak,,,
motivasi terbesar seseorang adalah
ketika dia tau apa manfaat yang dia lakukan.
sekarang mari kita berpikir bersama,,,,
apa motivasi kita sekolah?
biar pinter. klo udah pinter?
dapet kerja. klo dah dapet kerja?
bisa hidup sejahtera. klo dah sejahtera?
hhmmm,,,,, ngapain ya,,,,
ow ya,,, bagi2 kesejahteraan donk,,,
kan banyak orang susah,,,.
okey.
jelas klo dah bagi2 kesejahteraan akhirnya insyaallah dapet surga.
berhubung urusan surga itu urusannya Allah,
kita ambil step sebelumnya, yaitu bagi-bagi kesejahteraan.
okey?
so, kalau diruntut lagi..
motivasi kita sekolah adalah untuk bagi2 kesejahteraan.
betul? (nada Aa Gym)
jadi, sebetulnya orang yang mau sekolah, tujuan akhirnya pasti mulia.
hanya kadang ada yang tidak menyadarinya.
jadi kalau memang tujuan sekolah
untuk berbagi kesejahteraan, manfaat,
lalu kenapa sekolah tidak menyetandarkan manfaat
sebagai standar tingkat pendidikan?
ya, MANFAAT sebagai STANDAR TINGKAT PENDIDIKAN.
yang diujikan adalah manfaat.
yang dilaporkan di rapot adalah manfaat.
yang dibanggakan adalah manfaat.
Spoiler for open this:
for ketigax:
maksudnya manfaat?
ane contohkan ya,,,,
misal anak SMP, dengan ilmu biologinya,
dia bisa membuat kebun cabe di halamannya.
dengan begitu, ibunya ga perlu bayar mahal buat beli cabe.
nyata kan manfaatnya?
kepake kan ilmunya?
daripada menang olimpiade biologi,
tapi ibunya masih susah beli cabe.
kemana ilmunya?
cuma buat pamer ke luar negeri klo anak indonesia itu pinter2?
dari dulu orang luar juga dah tau anak Indonesia itu pinter.
yang orang luar belum tau, orang pinter Indonesia itu ngapai aja
koq negerinya masih moloooorrr aja,,, kya dewan yang tercela.
misal lagi,
anak SMA, dengan ilmu akuntansinya,
dia bisa membuat usaha warung ibunya tercatat dengan rapih
pemasukan dan pengeluarannya,
jadi jelas untung ruginya.
kepake kan ilmunya?
nyata kan manfaatnya?
anak kuliah desain grafis,
bisa bikin tembok2 warung makan yang kecil2 itu
jadi unik, lucu, menarik,,,,
jadi warungnya bisa rame,
kenapa selama ini jarang sekali
yang berani atau tertarik untuk mengaplikasikan ilmunya.
mungkin karena terlalu sibuk mengejar nilai.
nilai yang sebetulnya manfaatnya apa c?
apa tujuannya?
coba kalau selama ini para intelektual
bukan mengejar nilai tapi mengejar manfaat,
masa iya, kota jakarta bisa se semrawut ini?
masa iya pariwisata kita yg mendunia cuma Bali?
masa iya masih banyak orang kurang gizi?
masa iya masih banyak orang miskin?
masa iya cuma jakarta pusat perekonomian Indonesia?
kalau semua orang berpendidikan
berlomba-lomba mengejar manfaat, udah lah,,,,
setahun aja minimal kita bisa sama dengan Singapura.
[spoiler=open this] for
klimax:
gmn??? gila kan!!! wakakakaka
lalu ada masalah lagi, ketika manfaat menjadi standar,
berarti sejak awal anak masuk sekolah harus punya impian
mau bisa apa, bermanfaat dalam bidang apa?
ya, sejak awal dia harus tau mau bisa apa.
ini bisa ditentukan dengan impiannya sendiri.
dan petunjuk dari pemandu bakatnya, baik itu orang tua maupun guru.
sebetulnya masih banyak yang masih ngantri di otak ane,,
cuman 10 jari ini minta berhenti dulu, dah cape. wkwkw
mungkin tulisan ane ini bisa memperkuat tulisan ane sebelumnya,
AKU MENDIKNAS GILA
jadi intinya,
MANFAAT lah yang harusnya menjadi STANDAR PENDIDIKAN.
bukan NILAI.
dan memberikan manfaat tidak perlu menunggu
kalau sudah kaya, kalau sudah pinter.
karena memberikan manfaat itu kegiatan yang perlu latihan.
dan latihan paling baik dilakukan sejak dini.
sekecil dan sesederhana apapun manfaat,
itu lebih baik ketimbang
menunggu kaya dulu, menunggu pintar dulu.
sering sekali ketika sudah kaya dan pintar,
justru sayang untuk memberikan manfaat untuk sesama.
KEJARLAH MANFAAT, BUKAN NILAI.
JANGAN TANYA NILAIMU BERAPA.
TAPI TANYAKAN BISA APA KAMU UNTUK MEREKA DENGAN NILAIMU?
SEBAIK-BAIK MANUSIA ADALAH YANG BERMANFAAT UNTUK SESAMA.
DAN ORANG BERMANFAAT, PASTI KAYA.
(tom_ si orang gila)
tolong sebarkan, semoga bisa makin bermanfaat.
mohon di rate