
27th May 2012
|
 |
Ceriwis Addicted
|
|
Join Date: May 2012
Posts: 4,192
Rep Power: 19
|
|
Mengulas Taman Makam Pahlawan Margarana
Kalau bisa bagi
Kalo ga  minimal
Bukti ga 
[/spoiler][spoiler=open this] for Check:
Bukti
[/quote]
Quote:
Monumen Nasional Taman Pujaan Bangsa (TPB) Margarana berjarak sekitar 25 km dari Denpasar. Sebelum memasuki areal parkir, orang akan menemui sebuah pohon beringin yang besar dan rindang. Melewati candi bentar, pertama-tama akan ditemui patung "Panca Bakti" yang heroik, dengan posisi siap bertempur sampai titik darah terakhir. Jalan pedestrian di sebelah kiri kanannya mengelilingi pelataran yang menuju Taman Suci, Gedung Bersejarah, Taman Makam Pahlawan, sampai pada Candi Pahlawan Margarana, dan Balai Peristirahatannya. Pengalaman apa yang bisa diterima memasuki kawasan Monumen Nasional ini? Bagaimana rancangan dasar arsitekturalnya?
|
Quote:
DI satu sisi ada pembangunan yang bersifat material fisik, di sisi lain diperlukan pula pembangunan mental spiritual, sebagai penyala spirit perjuangan dalam berbagai bidang kehidupan. Keberadaan sebuah monumen merupakan salah satu elemen spirit tersebut, yang punya kontribusi memanusiawikan manusia dan sebagai "roh" kearifan semangat juang di dalam mewujudkan harapan atau cita-cita membangun struktur penyempurna hidup manusia. Ia bisa dikatakan sebagai ruang kontemplatif yang membingkai sanubari.
|
Quote:
Monumen Nasional (Monas) TPB Margarana ini merupakan salah satu monumen yang memiliki keunikan, nilai-nilai dan makna perjuangan historis.
|
Quote:
Spirit juang para pendahulu ibarat pelita semangat kemerdekaan. Maka, keberadaan sebuah Monas bisa merupakan elemen penguat fungsi dan karakter spirit perjuangan manusia Bali khususnya, dan manusia bangsa Indonesia umumnya. Monumen tersebut bukan semata ditempatkan sebagai elemen estetik, tetapi turut menjiwai "benang merah putih" sejarah bangsa, selain sebagai media simbolisasi spirit perjuangan dan identitas bangsa.
|
Quote:
Monas (TPB) Margarana ini terletak di Desa Marga, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Monumen ini dibangun untuk mengenang semangat para pejuang yang bertempur dalam perang Puputan Maragarana, sebuah peristiwa heroik yang puncaknya terjadi pada 20 November 1946 di tempat ini. Sebanyak 96 orang pasukan Ciung Wanara pimpinan Letkol I Gusti Ngurah Rai gugur dalam pertempuran di Subak Umakahang, Desa Marga. Mereka gugur di dalam mengusung dharma bakti-nya terhadap nusa dan bangsa tercinta, yang mesti diteladani bagi generasi kini dan nanti. Gagasan untuk mendirikan TPB Margarana ini timbul pada 1953 melalui pikiran seorang tokoh Veteran Pejuang Kemerdekaan RI bernama I Nengah Wirtha Tamu yang lebih akrab dipanggil Pak Tjilik. Ide awalnya berupa suatu candi, yang menurut pertimbangannya, candi merupakan hasil budaya nenek moyang bangsa Indonesia pada zaman dahulu, menggambarkan kemegahan dan kebesaran jiwa bangsa Indonesia. Guna mengagungkan jiwa para pahlawan, amat relevan bila diwujudkan dalam bentuk candi.
|
Quote:
Peninjauan awal ke lokasinya dilakukan pada 1950. Lantas, perencanaan dan persiapan pembangunan Candi Pahlawan Margarana diadakan pada 1953. Rancangan atau desain dari candi itu sendiri merupakan buah sketsa dari IB Kalem, yang memenangkan sayembara, di mana ide serta penjiwaannya merupakan hasil pemikiran Pak Tjilik. Kemudian peletakan batu pertamanya dilakukan pada 15 Mei 1954 dan diresmikan pada 20 Nopember 1954, bertepatan dengan Hari Puputan Margarana ke-7. Belakangan, berdirinya bangunan candi ini disusul oleh bangunan-bangunan lainnya.
|
Quote:
Wujud Arsitektur dan Ornamen
Seluruh areal monumen ini berluasan 9 hektar, terbagi menjadi tiga zonasi (tri mandala), yaitu bagian hulu (luan) -- sebelah utara, tengah, dan hilir (teben) atau selatan. Di bagian hulu berluasan 4 hektar, disebut sebagai area "Taman Pujaan Bangsa", yang merupakan kompleks bangunan suci, di dalamnya berdiri bangunan-bangunan seperti Candi Pahlawan Margarana, yang dikelilingi tembok panyengker, dilengkapi lima candi bentar, pada bagian tenggaranya dibangun sebuah bale kulkul yang punya dua buah kentongan, biasanya dipukul saat peringatan Hari Puputan Margarana. Candi tersebut berketinggian 17 meter, melambangkan tanggal Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sementara Agustus (bulan ke-8) diwujudkan oleh delapan tingkat bangunan candi.
|
Quote:
Sedangkan makna tahun kemerdekaan 1945 pada candi, diungkap melalui jumlah anak tangga empat buah, bersegi lima (memiliki lima pilar). Pada masing-masing sudut dari tumpang-tumpang yang berbentuk segi lima terdapat stupa-stupa, sebagai pencerminan dari kebesaran jiwa Pancasila. Lantas stupa-stupa itu membentuk satu bulatan pada puncak candi, melambangkan kebulatan tekad seluruh bangsa Indonesia dalam mempertahankan dan membela negara, yang berdasarkan Pancasila.
|
Quote:
Jika diamati, badan candi punya aneka ukiran, yang masing-masing memiliki makna sbb.: di setiap dasar pilar, dipahatkan kelima simbol dari Pancasila -- bintang, kepala banteng, pohon beringin, rantai, padi dan kapas. Pada badan candi bagian bawah ada sebentuk ukiran karang asti (Ganesha), melambangkan Dewa Kebudayaan yang menjadi aksis atau sumbu budi pekerti dan kesusilaan umat. Sedangkan pada badan candi bagian atas, dipasang ukiran karang manuk (burung), melambangkan garuda -- kendaraan Dewa Wisnu selaku penuntun roh suci menuju ke alam sorga.
|
[quote]
Di atas lubang pintu candi ada ukiran karang boma, melambangkan Dewa Kala Rudra, penjaga keselamatan candi, penolak segala kejahatan yang mau masuk. Ada pula ukiran kuta mesir yang menempel pada pinggir masing-masing tumpang candi, melambangkan kehidupan, bermakna kejayaan yang meliputi empat penjuru semesta. Di puncak candi dipasang bulatan berpahat kepulauan Indonesia, diletakkan di atas patra kembang teratai, melambangkan kesucian. Selain itu, ada Taman Makam Pahlawan, terletak di sebelah utara dan timur laut Candi Pahlawan Margarana, terdiri atas 1372 nisan pahlawan pejuang yang gugur di medan pertempuran selama revolusi fisik terjadi di Bali. Jumlah tersebut di atas terdiri dari nisan: 11 orang bekas tentara Jepang yang memihak Indonesia, 64 orang ALARI, 644 remaja belum menikah, 652 orang telah berkeluarga, dan sebuah nisan untuk pahlawan tak dikenal. Ornamen arsitektural dari bentuk nisan-nisan tersebut merupakan perpaduan ornamen yang ada dalam konsep agama Hindu, Budha, Islam dan Kristen, sebagai cerminan agama-agama yang dianut berbeda oleh para pejuang yang gugur tersebut.
Lanjutan di Post 2
|