|
Go to Page... |
Post Reply |
Tweet | Thread Tools |
#1
|
||||
|
||||
![]()
haha, ngakak klo diperhatiin gan, tapi setelah di baca pasti bner2 yakin terjadi alias no hoax ![]() cekidot gan [/spoiler] Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for sinetron:
1. Cewek Innocent Pemeran utama dari sebuah sinetron adalah cewek innocent dengan mata menatap kasihan dan wajah rupawan (?) tapi bernasib buruk kebanyakan dalam soal ekonomi tetapi baik hatinya dan budiman pekertinya (?) dan dapat dikatakan sangat sangat beruntung dalam soal cinta! Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for sinetron:
2. Tokoh yang Over Jahat dan Over Licik Biasanya diperankan oleh artis-artis berwajah bengis dan licik serta bermata indah besar (biar bisa melotot) biasanya scriptnya dipenuhi dengan ngomong sendiri. Gaje banget kan? Jahatnya juga keterlaluan dan gila-gilaan. Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for sinetron:
3. Masa Lalu Terlampau Tragis Umumnya dimiliki oleh sang empunya sinetron (heek?) eh, maksudnya orang terdekat dari pemeran utama, emaknya lah, bapaknya lah, sodaranya lah, dst.. Hmm... ![]() Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for sinetron:
4. Pernikahan Adegan pemeran cewek (gak harus si pemeran utama sih) make kebaya, rambut disanggul, prosesi Jawa dengan selendang di kepala, serta sang cowok mengucap ijab kabul. Dalam kasus-kasus tertentu (?) sang cewek (atau cowok) merasa tertekan karena tidak menginginkan pernikahan (?) Dan ujung-ujungnya... Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for sinetron:
5. Nangis! KENAPA TIAP EPISODE RASANYA ADA NANGIS-NANGIS MULU?! SENANG KEK SEDIH KEK ADA NANGIS-NANGISNYA? Biasanya pemeran utama selalu menguras ember cucian air mata.. ![]() Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for sinetron:
6. Anak Ketukar Ini gimana sih, rumah sakitnya memble membele, anak-anaknya pada ketukar semua... Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for sinetron:
7. Tes DNA Akibat dari anak ketukar, selalu ada tes DNA ![]() Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for sinetron:
8. Pemakaman Gak harus baru mati, tapi juga yang udah lama mati... Biasanya pemeran utama meratap-ratap ngomong sendiri di makam.. Hell.. Gaje abis... Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for sinetron:
9. Penculikkan Biasanya sih pake bius-biusan sejenis chloroform... ![]() Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for sinetron:
10. Cinta Terbalaskan sang Pemeran Utama Si "cewek innocent" selalu mendapatkan cowok idaman, bahkan tak jarang banyak cowok naksir dan perhatian (ngunyu nih bahasanya) sama si cewek innocent. Jiah, beruntung banget yah tuh cewek --" Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for sinetron:
hehe ![]() ![]() ![]() ![]() semoga no junker dan insyaAllah gak ![]() update Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for update:
[/quote]
Quote:
Originally Posted by demondevile ![]() ada yang lupa gan : KECELAKAAN, MATI... eh idup lagi.... Biasanya ada tokoh2 yang mengalami kecelakaan, lalu dinyatakan mati... eh kadang-kadang itu tokoh ternyata masih idup/selamat dengan berbagai cara ajaib AMNESIA Nah ini sambungannya, biasanya yang kecelakaan itu mengalami amnesia trus lupa segalanya.... biar bisa jadi lama ceritanya ![]() OPERASI PLASTIK Cara klasih buat ganti pemain, diceritain kecelakaan, ketabrak lah, kebakaran lah ujung2nya mukanya kena luka bakar tingkat empat, dibungkus perban lah semuanya, dan kemudian operasi plastik dan jreengggg.... berubah!! taruh page one gan kalo berkenan Originally Posted by cosasi ![]() tambahan gan : adegan naik mobil yang di kasih efek pohon gerak (biar keliatan jalan mobilnya) sumpah itu adegan paling gaje ![]() Pejwan jangan lupa thx buat yang udah nambahin ![]() klo yang ini 7 fakta rating gan : Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for rating:
Tujuh fakta di balik AC-Nielsen: Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for rating:
Pertama, AC Nielsen Indonesia tidak memiliki tenaga handal profesional yang direkrut dari luar negeri demi menjaga kerahasiaan sistem mereka, seperti yang selalu diklaimnya. AC Nielsen Indonesia yang sekarang banyak ditangani oleh para pekerja Indonesia, yang sebagian besar dari mereka adalah fresh graduated (sebagian besar adalah lulusan statistik dan matematika). Sehingga kerahasiaan sistem mereka sebenarnya tidak benar-benar seperti benda suci yang selalu mereka jaga kerahasiaannya. Mereka banyak merekrut tenaga dari dalam negeri dengan anggapan bahwa tenaga dari Indonesia adalah jauh lebih murah dibanding mempekerjakan tenaga dari negara mereka yang sudah berpengalaman. Bahkan Hampir setengah dari tenaga lapangan AC Nielsen adalah para mahasiswa yang belum lulus dengan hitungan tenaga magang. Sehingga dengan tujuan efisiensi pada sumber daya manusia, mereka bisa lebih banyak mendapat keuntungan. Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for rating:
Kedua, dengan banyak merekrut tenaga kerja baru lulus kuliah dan mahasiswa magang, AC Nielsen banyak memberikan toleransi kesalahan data. Terutama data-data yang ada di lapangan. Sering sekali saya alami penyimpangan data terjadi hanya karena keteledoran SDM semata-mata. Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for rating:
Ketiga, untuk pemilihan demografis responden rating televisi cenderung dilakukan dengan asal-asalan. Dan tidak diusahakan pemerataan pada sebaran datanya. Misalnya, untuk mengetahui berapa kecendrungan pemirsa untuk tayangan televisi A, mesti diambil jumlah responden yang seimbang misalnya untuk kelas ekonomi atas 33,3%, kelas ekonomi menengah 33,3 %, untuk kelas ekonomi bawah 33,3%, sehingga total 100%. Dengan model seperti ini, diharapkan angka rating yg didapat adalah lebih obyektif. Namun pada prakteknya, AC Nielsen Indonesia banyak mengambil data responden sebagian besar dari kelas ekonomi rendah. Profil mereka sebagian besar adalah: ekonomi kelas rendah, berpendidikan rendah, tidak mempunyai pekerjaan, bekerja sebagai pembantu rumah tangga, pedagang kaki lima, karyawan toko, buruh pabrik, dan lain-lain. Hal ini menjelaskan mengapa sebagian besar tayangan televisi nasional yang memiliki rating tinggi justru yang memiliki cita rasa rendah dan apresiasi seni yang rendah. Seperti tayangan gosip artis, tayangan mistik, film-film hantu, dan sinetron-sinetron picisan. Tayangan-tayangan televisi yang justru bersifat mendidik dan mencerdaskan akan selalu mendapat nilai rating yang rendah dari AC Nielsen. Kebijakan ini diambil AC Nielsen karena ia tidak mau membayar uang imbalan untuk respondennya. Sehingga responden yang diambil adalah kebanyakan dari kaum ekonomi bawah agar bisa dibayar murah. Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for rating:
Keempat,untuk pemilihan responden secara geografis juga dilakukan dengan tidak merata. Sebaran data yang diambilnya tidak pernah dilakukan dengan distribusi yang sama rata secara nasional, melainkan sekitar lebih dari 60% datanya hanya terkumpul dari Jakarta saja. Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for rating:
Kelima, sebagai imbalan (honor), responden rating hanya mendapat souvernir senilai Rp 30,000 s/d Rp 50,000,-saja per bulannya. Sehingga responden cenderung ogah-ogahan untuk menjaga integritasnya. Spoiler for open this:
Spoiler for open this:
for rating:
Keenam, idealnya sebuah keluarga atau sebuah rumah yang menjadi responden televisi menjadi reponden selama 6 bulan saja atau maksimal selama 1 tahun. Setelah itu AC Nielsen harus mencari responden baru. Secara statistik hal itu perlu dilakukan demi menjaga obyektivitas data. Agar secara psikologis, mood responden tidak mempengaruhi data selanjutnya. Namun pada kenyataannya, seorang responden kebanyakan bisa menjadi responden selama 7 TAHUN LEBIH. Untuk hal ini adalah murni dikarenakan kemalasan dari manajemen AC Nielsen untuk melakukan pemeriksaan ke lapangan. Ketujuh, para responden rating AC Nielsen sama sekali tidak mempunyai integritas. Dengan demikian, beberapa oknum televisi beserta oknum AC Nielsen dapat memberikan �pesanan� kepada ratusan responden sekaligus agar �memanteng� program televisi tertentu, agar hitungan rating program tersebut menjadi tinggi. Biasanya jumlah yang diajak adalah sekitar 100 s/d 700 orang dari total 3,500 responden. dengan 700 orang berarti program tersebut diharapkan sudah memegang rating 1/5 dari total rating. Biasanya tiap satu kali �memanteng� (demikian sebutannya) tiap responden meminta bayaran Rp 100,000,-. Sehingga dengan 700 orang x Rp 100,000,-, oknum pihak televisi tersebut hanya mengeluarkan uang Rp 70,000,000 saja per satu kali �manteng�. Dengan begitu angka rating dapat dimanipulasi dengan mengeluarkan biaya yang relatif murah sebenarnya bagi para stasiun televisi. Terkait:
|
Sponsored Links | |
Space available |
Post Reply |
|