Sejarah sepakbola Indonesia diwarnai oleh sebuah kekalahan sangat memalukan yang diderita oleh timnas saat menghadapi Bahrain di ajang Pra-Piala Dunia 2014 lalu. Direktur Pembinaan Usia Muda PSSI, Timo Scheunemann, beranggapan bahwa kekalahan ini tak lepas dari perpecahan yang terjadi di tubuh persepakbolaan tanah air.
Meski menurut Timo keputusan-keputusan yang diambil oleh wasit Andre El Haddad pada pertandingan tersebut juga terbilang kontroversial, faktor perpecahan dalam sepak bola kitalah yang sebenarnya lebih berpengaruh.
"Kekalahan kemarin membuat semua pihak yang berjiwa nasionalis menangis, bukan miris lagi. Terlepas dari keputusan-keputusan wasit yang super kontroversial, ketidaksatuan memang selalu berujung kegagalan,� ungkap Timo yang juga merupakan pemegang Lisensi A UEFA ini.
"Hal ini terjadi karena rakyat Indonesia suka berpikir kesukuan, golongan dan pribadi. Akibatnya, begitu gampang penjajah mengadu domba rakyat. Begitu bersatu jangankan dengan bambu runcing, dengan tusuk gigi pun penjajah bisa diusir," lanjutnya lagi.
Seperti halnya harapan masyarakat pada umumnya, pria berkewarganegaraan Jerman ini berharap agar perpecahan di sepak bola Indonesia bisa segera usai dan semua pihak yang terlibat mau berkorban demi majunya persepakbolaan Indonesia. "Semoga dualisme cepat berakhir dan semua pihak berpikir demi kepentingan Indonesia," tandasnya.
(
via)