FAQ |
Calendar |
![]() |
#1
|
|||
|
|||
![]()
Yang Arya Maha Sesepuh: "Alam tidak berpengetahuan dan keahlian
(no knowledge and skill). Alam tidak pernah belajar, membaca atau meniru untuk melatih diri. Alam bekerja tanpa kata, tanpa teori dan buku referensi. Namun semua semuanya berjalan dengan sempurna dan konsisten. Sungguh inilah refeleksi kebenaran agung. Dimanakah kebesaran LAU MU? Disinilah kebesaran-Nya." Tak Berpengetahuan dan Keahlian Alam penuh dengan kewajaran dan kesederhanaan. Alam jujur, tulus dan apa adanya. Alam polos dan lugu. Tidak munafik, berpura-pura atau penuh curiga. Alam tidak sekolah dan belajar seperti kita. Alam tidak berpengetahuan dan keahlian seperti seorang ilmuwan dan teknokrat. Alam bukan seorang filsuf yang jago berpikir dan berfilosofi. Alam tidak mengenal IQ atau EQ. Tidak punya gelar akademis seperti sang profesor dengan segudang titelnya. Bukan sang guru besar yang memiliki sejuta teori dan asumsi. Alam tidak pernah belajar dan tak berpendidikan. Alam begitu lugu, begitu polos apa adanya. Bersih tiada seludang intelek dan emosi. Alam tidak berpidato. Alam bukan orator. Alam adalah sang pendiam sejuta bahasa namun Alam adalah pekerja nyata tiada duanya. Pekerja keras yang tak mengenal lelah. Pengabdi paling tulus dan jujur. Pemikul beban yang paling sabar dan tabah. Pemberi kebutuhan hidup yang paling tulus-iklas. Penanggung jawab yang terpercaya. Pelaksana tugas yang paling konsekuen dan konsisten. Sahabat manusia yang paling lugu dan setia. Alam tidak pernah mengucap janji namun alam adalah penggenap semua janji dan harapan hidup manusia. Alam tak pernah berteori namun semua kerja terlaksana dengan disiplin dan sistematis. Alam tak mengenal ilmu manajemen namun semua tugas diselesaikan dengan sempurna. Alam tidak pandai berhitung namun alam tak pernah melakukan kekeliruan. Alam paling polos dan lugu, bekerja tanpa konsep filosofi dan Dharma. Mengabdi tanpa bicara. Berkorban tanpa konsep pahala dan kebajikan. Bekerja dan terus bekerja, berkorban dan terus berkorban, berjuang tanpa pamrih dan tanpa batas! Sekalipun demikian besar pengabdian Alam, Alam tak pernah menuntut balas jasa, pahala atau ucapan terima kasih. Alam tak pernah mencari kemuliaan. Yang Arya: "Alam sungguh lugu, saking lugu tampaknya bodoh, tak berpengetahuan atau keahlian apapun, namun inilah yang membuat Alam besar sepanjang masa." Alam bajik namun bebas dari konsep kebajikan. Agung namun bebas tiada konsep keagungan. Alam sederhana seperti apa adanya, tidak butuh pengetahuan dan skill. 'Ketiadaan pengetahuan dan skill' itulah pengetahuan dan skill Alam. 'Tak-berpengetahuan' itulah sifat asal Nurani Apa dan siapa yang dimaksud dengan 'Sang Tak-berpengetahuan'? Sang Tak-berpengetahuan itu tiada lain adalah Emanasi Roh? Tuhan, yaitu Hati Nurani? Semua umat manusia. Mengapa disebut 'tak-berpengetahuan'? Sebab pada dasarnya, hati Nurani itu suci bersih, kosong tidak berwujud. Bebas tiada surat dan kata, tiada sedikit pun seludang intelek, konsep Dharma dan Filosofi. Bahkan bebas dari segala macam istilah dan ide kebajikan atau moralitas! Hati Nurani melampaui segala ide dan istilah. Dasar fisik Nurani adalah kosong, bersih dari segala kemelekatan dan diskriminasi. Bersih dari segala bentuk materi dan kondisi. Hati Nurani itu tiada batas, bebas diatas dimensi ruang dan waktu. Hati Nurani tak memerlukan sesuatu dari luar. Tak memerlukan pengetahuan dan ilmu. Tak perlu proses belajar untuk memiliki keahlian tertentu. Tak perlu pendidikan akademis. Tak perlu dilatih atau disempurnakan. Sebab Nurani, emanasi Roh LAU MU, telah sempurna dengan sendirinya! Ia tak memerlukan pengetahuan sebab ia sendiri adalah pengetahuan, pengetahuan tanpa pengetahuan! Hati Nurani tidak membutuhkan keahlian sebab ia sendiri adalah sebuah keahlian, keahlian tanpa keahlian! Itulah keahlian yang tiada berkesudahan. Hati Nurani ada diatas segala kondisi, ada di luar segala fenomena. Dasar fisiknya adalah sebuah kesunyataan (kekosongan); sebuah ketiada-taraan, sebuah transendentalitas, yang hampa tak termakna. Maka tidak tepat dengan menggunakan istilah ia 'berpengetahuan' atau 'berkeahlian' sebab ia berada jauh di atas semua proses akademis dan profesionalisme. Semua bentuk pengetahuan dan skill bersifat 'dari luar' yang diperoleh dari proses 'belajar' sedangkan hati Nurani tidak membutuhkan proses peningkatan atau pengembangan apapun, sebab ia telah sempurna dgn sendirinya. Inilah sebabnya Yang Arya berkata: "Tak-berpengetahuan itulah dasar sifat hati Nurani." Tiada Yang tidak Tertembusi Sekalipun bebas tiada pengetahuan dan keahlian, ia dapat menembus dan memahami segala-galanya. Tak ada hal dunia yang menyulitkannya. Tak ada kejadian yang membingungkannya, sebab ia berada diatas semua aspek dunia. Jangan heran sebab Ia (Nurani) adalah emanasi Roh Tuhan! Roh Tuhan itu maha berada (omnipresent). Berada di semua tempat dalam waktu yang sama! Guru Agung mengatakan: "Dibanding dengan Nurani, dunia hanyalah sebuah buih kecil dalam samudera besar." Semesta raya ini dipenuhi dengan aspek wujud dan non-wujud, materi dan immateri, subject dan objek. Kedua aspek ini sepenuhnya berbeda dan saling kontradiktif. Mereka adalah dua dunia yang sulit dijembatani. Namun bagi Hati Nurani tak ada perbedaan sedikit pun antara kosong dan wujud (emptiness and fullness, existence and nonexistence), subject dan object. Materi dan immateri, eksis dan non-eksis, adalah satu totalitas yang bulat. Mengapa bisa demikian? Yang Arya: "Hati Nurani ada dimana-mana, di semua tempat dan waktu, ada di langit, bumi dan semua makhluk. Tak terhitung jumlahnya, namun sesungguhnya ia hanya Satu. Satu tapi selaksa, selaksa namun satu! Inilah sifat immanentnya Hati Nurani. Karena hati Nurani itu immanent dengan sendirinya ia dapat menembusi segala-galanya. Aspek materi dan immateri sama sekali tidak merintanginya. Orang awam, selalu merasa bangga dgn berkata: "Aku mengetahui itu." Padahal 'mengetahui' hanyalah sebuah kegiatan intelek duniawi. 'Mengetahui' sama sekali berbeda dengan 'mengalami' atau 'menjadi.' Intelek dunia bersumber dari hati duniawi (worldly mind). Hati duniawi selalu beroposisi dengan Hati Nurani. Hati duniawi adalah sumber segala keserakahan dan kemelekatan yang akhirnya mengakibatkan semua bentuk kesesatan dan penderitaan. 'Mengetahui' berarti proses pengumpulan sesuatu dari luar. Yang Arya: "Semua yang dari luar adalah fana, bukan fungsi alami hati Nurani." Yang Arya menambahkan: "Semua yang diingat akan terlupakan, yang diperoleh akan kehilangan." Tak-berpengetahuan namun Luarbiasa Apa yang dapat dilakukan oleh sang Tak-berpengetahuan ini? Luar biasa! Sekalipun Ia tak-berpengetahuan, ia maha mengetahui (omniscient). Semua kitab suci berasal dari Sang Tak-berpengetahuan ini! Sang Tak-berpengetahuan? ini adalah Roh Tuhan? yang mengambil tempat dalam diriku. Emanasi Roh Tuhan ini bersih dari segala seludang pengetahuan dan intelek. Dia tidak berdoktrin dan filosofi namun ia maha mengetahui (omniscient)! Ia tidak skill (not skillfull) namun maha bisa (omnipotent). Ia dapat melahirkan langit, bumi, semua makhluk dan benda! Ia mengasihi semua mahluk dan benda. Ia menghidupi dan merawatnya namun Ia? tidak berbicara sepatah katapun! Ia tidak terikat pada kemahakuasaanNya. Ia tidak berpengetahuan dan keahlian seperti yang sering kita dengungkan: "Aku tahu, aku bisa!" Adalah Ia yang memelihara 6 milliar penduduk dunia. Ia bersemayam dan bekerja secara sempurna dalam setiap tubuh manusia sehingga tiada seorang manusia pun yang tidak memilikinya. Lalu mengapa kita tidak mengetahuinya? Apa masalahnya? Yang menjadi masalah adalah kita yang tak pernah berupaya menyadarinya. Kesesatan dan kebodohan telah membuat kita kehilangannya. Yang perlu kita lakukan adalah bangkit dan menginsafinya! Untuk itu berpalinglah kembali ke dalam diri sendiri. Kenalilah watak sejatimu? yang bebas tanpa pengetahuan dan keahlian namun yang maha memiliki (all-inclusive). Ingatlah selalu sekalipun Ia tidak berpengetahuan namun ia maha mengetahui. Sekalipun tidak skill namun maha bisa. Ia menguntungkan (memberikan kebaikan) bagi semua makhluk dan benda namun tidak pernah melekat pada kemulianNya. Inilah kebenaran sejati, kebenaran hidup yang semesta! Yang Arya: "Kebenaran hidup, amat sederhana (plain) dan gamblang. Sama sekali tidak rumit atau berbelit-belit." Semuanya bekerja begitu wajar dan apa adanya, tidak akademis dan skolastik seperti maunya kita. Namun, adakah kita, manusia, yang menjadi mahluk tertinggi dari semua mahluk lainnya, menyadari cara bekerjanya kebenaran yang wajar dan sederhana ini (such a plain way of Truth)? Adakah kita, yang telah memohon Ketuhanan, menyadarinya? Ataukah kita masih terus sombong dengan pengetahuan dan keahlian kita? Demikian yang Arya selalu mengingatkan kita semua. Dari dasar yang tak-berpengetahuan inilah lahir semua Dharma, filosofi, sutra dan sastra suci. Dasar yang tak-berpengetahuan inilah yang menjadi sumber dari semua cinta-kasih dan kebijaksanaan. Laksa kebajikan dan prilaku agung berpancar darinya. Sifat 'tak-berpengetahuan dan keahlian' justeru menjadi keagungannya yang illahi. Jika engkau dapat menginsafinya maka dari dasar yang tak-berpengetahuan inilah lahir semua Dharma Hati, hakekat Rohani! Spektrum Dharma Hati - Y.S. Maha Sesepuh Kao San |
![]() |
|
|