FAQ |
Calendar |
![]() |
#1
|
|||
|
|||
![]()
"Bagaimana seorang Buddhis Memaknai Kurban"
* Pada Idul Adha, mereka yang merayakannya memperingati peristiwa keiklasan/ketulusan/kepatuhan Abraham(Ibrahim) dalam menjalankan kehendak YMK dengan mengorbankan Ismail. Sebagai Buddhis, kita dapat memaknainya sebagai: Keiklasan dalam berdana Ketulusan dalam nien-fo Kepatuhan terhadap Guru. * Kurban hewan biasanya dibagi 1/3 untuk diri sendiri, 1/3 untuk sahabat dan kerabat dan 1/3 bagi mereka yang lebih membutuhkan. Sebagai Budhis, kita memaknainya sebagai: Bahwa hidup kita, pencapaian di dalam Jalan, pemahaman akan Dharma perlu untuk "dibagikan" tanpa kemelekatan, sebaik-baiknya bagi semua makhluk. * "Kurban" dapat menjadi momen untuk merenungkan keempat "Mental states" yang tak terbatas: Metta, Karuna, Mudita dan Uphekka. * "Kurban" dapat menjadi semangat untuk terus mengulang keempat ikrar universal semua Bodhisattva: Walau makhluk tak terbatas jumlahnya, saya berikrar untuk menyelamatkan semuanya Walau "kotoran jiwa " muncul tiada henti, saya berikrar membersihkannya hingga tuntas Walau Jalan menuju Kebudhaan sedemikian banyak, saya berikrar untuk menguasainya Walau Kebidhaan adalah pencapaian yang demikian sempurna, saya berikrar untuk mencapainya. * "Kurban" dapat dilakukan dengan menjalankan Ikrar dan Pelaksanaan Samantabhadra yang ke sepuluh: MENDEDIKASIKAN SEGALANYA UNTUK PENCERAHAN .. dan mungkin banyak rekan dharma yang ingin sharing bagaimana kiranya sebagai Buddhis memaknai "Kurban" Che Pei Terkait:
|
![]() |
|
|