Ceriwis  

Go Back   Ceriwis > DISKUSI > Religion > Buddha

Reply
 
Thread Tools
  #1  
Old 18th November 2010
Buddha Buddha is offline
Ceriwis Lover
 
Join Date: Nov 2010
Posts: 1,075
Rep Power: 16
Buddha mempunyai hidup yang Normal
Default Ratana Sutta

Ratana Sutta


Ratana Sutta adalah sebuah contoh yang sangat bagus, diantara khotbah-khotbah seperti yang digambarkan diatas, yang memiliki asal mula sendiri pada masa Sang Buddha hidup di kota Vesali yang makmur. Sutta ini dianggap sebagai sebuah Sutta yang memiliki kekuatan besar dalam menolong penduduk Vesali menanggulangi bencana kelaparan, makhluk-makhluk halus jahat, dan malapetaka. Bahkan hingga sekarang, umat Buddhis di seluruh dunia memberikan penghormatan besar terhadap Sutta ini, membacanya setiap hari dan memperoleh berkah serta perlindungan darinya dalam kehidupan sehari-hari.

Sutta ini muncul pada suatu masa, ketika kota makmur Vesali berada pada suatu kondisi kemerosotan dimana penduduknya terancam oleh bencana kelaparan, makhluk-makhluk halus jahat, serta wabah penyakit. Malapetaka ini memuncak hingga banyak kematian terjadi dan diperburuk dengan para makhluk-makhluk halus jahat yang selalu menghantui karena tertarik pada mayat-mayat yang membusuk. Rasa panik menyerang kota. Pada masa kritis tersebut, dua orang bangsawan Licchavi beserta sekelompok besar pengikutnya pergi menemui Sang Buddha yang sedang berdiam di Rajagaha dengan tujuan meminta pertolongannya.

Sang Buddha, setelah mendengar dukacita dan keputusasaan mereka, dengan penuh simpati dan belas kasih menerima undangan bangsawan tersebut. Sang Buddha beserta serombongan besar Bhikkhu segera meninggalkan Rajagaha menuju Vesali. Dikatakan bahwa Yang Mulia Ananda Thera ikut dalam rombongan ini. Setelah menyeberangi sungai Gangga, mereka akhirnya mencapai kota. Sebuah fenomena yang aneh terjadi. Turunlah hujan yang amat deras menyapu dengan bersih mayat-mayat yang telah membusuk dari kota dan menghilangkan bau udara yang tidak sedap. Kemudian Sang Buddha dengan penuh welas asih membacakan Ratana Sutta untuk penduduk kota Vesali. Yang Mulia Ananda Thera diinstruksikan untuk mengulang membaca Ratana Sutta untuk penduduk di seluruh penjuru kota Vesali. Air yang telah diberkahi kemudian dipercikkan dari mangkuk milik Sang Buddha. Oleh karena kekuatan kebahagiaan Sutta, semua makhluk halus jahat meninggalkan kota dan penduduk segera terbebas dari pengaruh jahat dan keji mereka. Berakhirlah bencana dan malapetaka pada kota tersebut.

Pemberkahan dan perlindungan yang berasal dari Ratana Sutta yang dibacakan pada masa Sang Buddha masih hidup, tetap dapat digunakan hingga saat ini. Ratana Sutta yang diuraikan oleh Sang Buddha kepada para penduduk Vesali yang sedang di Balai Umum sebenarnya telah diuraikan secara persis sebanyak tak terhingga kali oleh Buddha Buddha sebelumnya. Makna dan arti sutta ini telah dijelaskan dalam berbagai pertemuan oleh komunitas Bhikkhu pada masa ini dalam berbagai kesempatan. Umat Buddhis terus memperoleh manfaat dari pembacaan dan praktek ajaran-ajaran yang terdapat dalam Sutta ini.

Istilah Palu "Ratana" dikenal sebagai "Permata Mulia". Dikenal demikian tertuju kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha. Kumpulan kebajikan-kebajikan dari Tiga Mustika ini mengundang para bijaksana untuk mempratekkan ajaran sebagai sebuah alat untuk menyeberangi lautan kehidupan dan kematian, menuju pada tujuan utama, Nibbana.

Dalam Pertama Mulia termuat berbagai sifat-sifat bajik yang dapat dipratekkan para bijaksana dalam kehidupan sehari-hari mereka. Adalah melalui pengendalian nafsu pikiran hingga sampai pada gerbang ketenangseimbangan sebagai buah pikiran konsentrasi, dimana jalan kematian telah dihilangkan setahap demi setahap menghapus kepercayaan akan adanya roh yangkekal, keragu-raguan, dan kemelekatan pada ritual dan upacara, para bijaksana telah sepenuhnya terbebaskan dari empat alam menyedihkan. Makhluk bumi dan makhluk nafa diundang untuk membagikan berkah dan kebahagiaan dari Khotbah Ratana. Dikatakan bahwa Raja para dewa, Sakka, mengulang tiga syair terakhir dari Sutta tersebut dan ikut mendatangi Sang Buddha bersama para pengikutnya di Vesali pada saat khotbah penutupan terakhir yang diselenggarakan di Balai Umum.



Yanidha bhutani samagatani,
Bhummani va yani antalikkhe,
Sabbeva bhuta sumana bhavantu,
Athopi sakkacca sunantu bhasitam.

Tasma hi bhuta nisametha sabbe,
Mettam karotha manusiya pajaya,
Diva ca ratto ca haranti ye balim,
Tasma hi ne rakkhatha appamatta.

Yam ki�ci vittam idha va huram va,
Saggesu va ya ratanam panitam,
Na no samam atthi Tathagatena,
Idampi Buddhe ratanam panitam,
Etena saccena suvatthi hotu!

Khayam viragam amatam panitam,
Yadajjhaga sakyamuni samahito,
Na tena dhammena samatthi ki�ci,
Idampi Dhamme ratanam panitam,
Etena saccena suvatthi hotu!

Yam Buddha settho parivannayi sucim,
Samadhimanantarika��amahu,
Samadhina tena samo na vijjati,
Idampi Dhamme ratanam panitam,
Etena saccena suvatthi hotu!

Ye puggala attha satam pasattha,
Cattari etani yugani honti,
Te dakkhineyya sugatassa savaka,
Etesu dinnani mahapphalani,
Idampi Sanghe ratanam panitam,
Etena saccena suvatthi hotu!

Ye suppayutta manasa dalhena,
Nikkamino *Gotama-sasanamhi,
Te pattipatta amatam vigayha,
Laddha mudha nibbuti bhu�jamana,
Idampi Sanghe ratanam panitam,
Etena saccena suvatthi hotu!

Yathindakhilo pathavim sito siya,
Catubbhi vathehi asampakampiyo,
Tathupamam sappurisam vadami,
Yo ariya-saccani avecca passati,
Idampi Sanghe ratanam panitam,
Etena saccena suvatthi hotu!

Ye ariya-saccani vibhavayanti,
Gambhira-pa��ena sudesitani,
Ki�capi te honti bhusappamatta,
Na te bhavam atthamam adiyanti,
Idampi Sanghe ratanam panitam,
Etena saccena suvatthi hotu!

Sahava �ssa dassana-sampadaya,
Tayassu dhamma jahita bhavanti,
Sakkaya-ditthi vicikicchita�ca,
Silabbatam vapi yadatthi ki�ci.
Catuh� apayehi ca vippamutto,
Chaccabhithanani abhabbo katum,
Idampi Sanghe ratanam panitam,
Etena saccena suvatthi hotu!

Ki�ca pi so kammam karoti papakam,
Kayena vaca uda cetasa va,
Abhabbo so tassa paticchadaya,
Ababbata dittha-padassa vutta,
Idampi Sanghe ratanam panitam,
Etena saccena suvatthi hotu!

Vanappagumbe yatha phussitagge,
Gimhana-mase pathamasmim gimhe,
Tathupamam dhamma-varam adesayi,
Nibbana-gamim paramam hitaya,
Idampi Buddhe ratanam panitam,
Etena saccena suvatthi hotu!

Varo vara��u varado varaharo,
Anuttaro dhamma-vara adesayi,
Idampi Buddhe ratanam panitam,
Etena saccena suvatthi hotu!

Khinam puranam navam natthi sambhavam,
Viratta-citta ayatike bhavasmim,
Te khina-bija avirulhicchanda,
Nibbanti dhira yathayam padipo,
Idampi Sanghe ratanam panitam,
Etena saccena suvatthi hotu!

Yanidha bhutani samagatani,
Bhummani va yani va antalikkhe,
Tathagatam deva-manussa-pujitam,
Buddham namassama suvatthi hotu!

Yanidha bhutani samagatani,
Bhummani va yani va antalikkhe,
Tathagatam deva-manussa-pujitam,
Dhammam namassama suvatthi hotu!

Yanidha bhutani samagatani,
Bhummani va yani va antalikkhe,
Tathagatam deva-manussa-pujitam,
Sangham namassama suvatthi hotu!



1. Makhluk apa pun yang berkumpul di sini, baik yang dari dunia maupun dari luar angkasa, semoga semua makhluk itu bahagia. Demikian juga, semoga mereka mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang dikatakan.

2. Karena itu, wahai para makhluk, perhatikanlah baik-baik. Pancarkanlah kasih sayang kepada umat manusia yang siang malam memberikan persembahan kepadamu. Karena itu, lindungilah mereka dengan setulus hati.

3. Harta apapun yang ada di sini atau di dunia lain, atau permata tak ternilai apa pun yang ada di alam-alam surga, tidak ada satu pun yang sebanding dengan Sang Tathagata. Permata tak ternilai ini ada di dalam Buddha. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian!

4. Manusia bijak dari suku Sakya, yang tenang pikirannya, telah mewujudkan penghentian yang bebas dari nafsu, yang bebas dari kematian, dan luar biasa. Tidak ada sesuatu pun yang sebanding dengan keadaan itu. Permata tak ternilai ini ada di dalam Dhamma. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian !

5. Buddha yang agung memuji meditasi murni yang segera memberikan hasil. Tidak ada sesuatu pun yang sebanding dengan meditasi itu. Permata berharga ini ada di dalam Dhamma. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian!

6. Delapan individu yang dipuji oleh orang-orang baik2 terdiri dari empat pasang.3 Mereka adalah siswa-siswa Sang Buddha, yang pantas menerima persembahan. Apapun yang dipersembahkan kepada mereka akan memberikan buah yang melimpah. Permata tak ternilai ini ada di dalam Sangha. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian!

7. Mereka yang terbebas dari nafsu semuanya mantap di dalam ajaran Gotama yang berpikiran teguh. Mereka telah mencapai apa yang harus dicapai karena telah menyelam ke dalam Nibbana yang bebas dari kematian. Mereka menikmati Kedamaian yang dicapai, yang tak ternilai. Permata tak ternilai ini ada di dalam Sangha. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian!

8. Bagaikan gerbang kota yang berfondasi kokoh tidak tergoyahkan oleh angin dari empat penjuru, demikianlah kunyatakan bahwa orang yang sepenuhnya memahami Kebenaran Mulia adalah orang yang baik. Permata tak ternilai ini ada di dalam Sangha. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian!

9. Mereka yang dengan jernih memahami Kebenaran Mulia yang telah diajarkan dengan baik oleh Yang Maha Bijaksana, betapapun tidak berhati-hatinya mereka itu, mereka tidak akan terlahir untuk kedelapan kalinya. Permata tak ternilai ini ada di dalam Sangha. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian!

10. Tiga kondisi telah ditinggalkan oleh dia pada saat mencapai pandangan terang,4 yaitu: (i) pandangan salah tentang diri, (ii) keraguan, dan (iii) pandangan salah bahwa ritual dan upacara dapat menyelamatkan. Dia juga telah sepenuhnya terbebas dari empat keadaan menderita5 dan tidak dapat lagi melakukan enam kejahatan.6 Permata tak ternilai ini ada di dalam Sangha. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian !

11. Kejahatan apa pun yang dilakukan, baik lewat tubuh, ucapan atau pikiran, tak dapat disembunyikannya. Karena telah dikatakan bahwa tindakan semacam itu tidak mungkin dilakukan oleh orang yang telah melihat Sang Jalan.7 Permata tak ternilai ini ada di dalam Sangha. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian!

12. Bagaikan pohon-pohon yang pucuknya berbunga pada bulan-bulan pertama musim panas, begitu juga ajaran tertinggi yang menuju ke Nibbana ini diajarkan untuk tujuan tertinggi. Permata tak ternilai ini ada di dalam Sangha. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian!

13. Yang Luar Biasa, Yang Maha Mengetahui, Sang Pemberi yang luar biasa, dan Sang Pembawa Kesempurnaan telah membabarkan ajaran yang luar biasa. Permata tak ternilai ini ada di dalam Buddha. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian!

14. Dengan musnahnya (kamma) lampau, tidak ada (kamma) baru yang dihasilkan, maka pikiran pun tak melekat pada kelahiran di masa depan -- mereka telah menghancurkan benih-benih tumimbal lahir. Nafsu-nafsu tidak lagi muncul dan para bijaksana itu pergi, sama seperti lampu ini.8 Permata tak ternilai ini ada di dalam Sangha. Dengan kebenaran ini, semoga ada kedamaian!

15. Makhluk apa pun yang berkumpul di sini, baik yang dari dunia maupun dari luar angkasa, marilah kita menghormat Buddha. Sang Tathagata dipuja oleh para dewa dan manusia! Semoga ada kedamaian!

16. Makhluk apa pun yang berkumpul di sini, baik yang dari dunia maupun dari ruang angkasa, marilah kita menghormat Dhamma. Sang Tathagata dipuja oleh para dewa dan manusia! Semoga ada kedamaian!

17. Makhluk apa pun yang berkumpul di sini, baik yang dari dunia maupun dari luar angkasa, marilah kita menghormat Sangha. Sang Tathagata, dipuja oleh para dewa dan manusia! Semoga ada kedamaian!


Reply With Quote
Reply


Posting Rules
You may not post new threads
You may not post replies
You may not post attachments
You may not edit your posts

BB code is On
Smilies are On
[IMG] code is On
HTML code is Off


 


All times are GMT +7. The time now is 11:01 PM.


no new posts