FAQ |
Calendar |
![]() |
#1
|
|||
|
|||
![]() Stream-Entry / Pemasuk Arus / Sotapanna Sharing tentang Sotapanna ini agak panjang, karena saya mengutip dari berbagai Sutta yang saya anggap penting. Kiranya sharing ini lebih cocok untuk mereka yang berlatar Theravada Buddhism yang lebih terbiasa membaca Sutta-Vinaya Theravada. Boleh minum kopi sambil baca supaya ngak ngantuk (,") Mudah-mudahan dapat membawakan manfaat. Saya akan berbagi dalam 3 bagian, bagian pertama tentang faktor-faktor pendorong, bagian kedua tentang 3 belenggu rendah yang telah dipatahkan dan bagian ketiga tentang kualitas/karakter & berkah seorang Sotapanna. STREAM-ENTRY / PEMASUK ARUS / SOTAPANNA Dhammapada 178: Dhamma ini hanya untuk mereka yang bijaksana bukan kepada mereka yang tanpa kebijaksanaan. Namun demikian, penembusan Dhamma bukanlah tidak memungkinkan. Walaupun kematangan batin masing-masing pribadi adalah berbeda dari yang satu dengan yang lain. Tetapi bila pencapaian itu belum memungkinkan dalam kehidupan ini, setidaknya kita telah memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pencapaian Ariya tingkat pertama ini. Faktor Faktor pendorong pencapaian buah Pemasuk Arus Samyutta Nikaya 55.6.5 menjelaskan tentang 4 hal yang bila dikembangkan dan dilatih, menuntun pada pencapaian buah Pemasuk Arus yakni: - Bergaul dengan mereka yang bijaksana - Mendengarkan Dhamma yang asli - Perhatian/Pengamatan yang seksama - Praktek yang sesuai dengan Dhamma Mari kita lihat dengan lebih mendetail tentang faktor-faktor yang mendorong pada pencapaian buah Pemasuk Arus di bawah ini. Bergaul dengan mereka yang bijaksana Mereka yang bagaimana yang dapat dikatakan sebagai bijaksana, yang dapat mendorong pada kemajuan spiritual? Di Anguttara Nikaya 8.54, dijelaskan tentang persahabatan yang baik sebagai berikut: Kemudian di Anguttara Nikaya 10.61: Kutipan Sutta diatas menjelaskan tentang pentingnya bergaul dengan mereka yang bijaksana/memiliki persahatan yang baik. Hal ini ditegaskan oleh Sang Buddha kepada Bhante Ananda di Samyutta Nikaya 3.2.8 bahwa sahabat yang baik (yang memahami Dhamma) merupakan keseluruhan daripada pelatihan dalam kehidupan suci. Ref: Baca juga Majjhima Nikaya 110 tentang penjelasan Sang Buddha mengenai karakter manusia sejati dan yang bukan. Mendengarkan Dhamma yang asli Dhammapada 162: Di Digha Nikaya 16, Sang Buddha memberikan wewenang besar dalam menentukan apa yang merupakan pernyataan Beliau, yang berpedoman kepada Sutta-Vinaya: Wewenang besar di atas juga dapat ditemui di Anguttara Nikaya 4.180. Secara spesifik Sang Buddha merujuk khotbah-khotbah Beliau sebagai Sutta-Sutta. Sebagaimana Sang Buddha berkata pada Bhante Ananda bahwa diri-Nya adalah sahabat baik yang dapat menuntun para makhluk menuju pembebasan, dan seperti yang disebutkan Sang Buddha sendiri diatas, bahwa kita harus senantiasa berpedoman pada Sutta-Vinaya sebagai kata-kata Beliau yang diutamakan, maka Dhamma yang asli itu diwujudkan dalam Sutta dan Vinaya. Bagi perumah tangga: Sutta-Sutta kumpulan tertua dalam 4 Nikaya yakni Digha Nikaya, Majjhima Nikaya, Samyutta Nikaya dan Anguttara Nikaya serta beberapa buku bagian dari Khuddhaka Nikaya yang tidak bertentangan dengan 4 Nikaya di atas [Ref: Liberation - Relevance of Sutta Vinaya & Kisah sebuah Rakit Tua]. Intisari ajaran Sang Buddha dalam 4 Nikaya ini, bila dapat ditarik dan dipahami dengan baik, mampu membawa pada pembebasan. Mengapa perlu mendengarkan Dhamma atau membaca Sutta? Anguttara Nikaya 5.202 menjelaskan lima manfaat dari mendengarkan Dhamma (membaca Sutta) yakni: -Mendengar/mengetahui apa yang belum pernah didengar/diketahui sebelumnya. -Memastikan apa yang sudah didengar/diketahui sebelumnya -Menghilangkan keraguan -Memperoleh pandangan benar -Batin menjadi tenang Di Anguttara Nikaya 8.53 Sang Buddha menjelaskan pada Mahapajapati Gotami sbb: Perhatian/Pengamatan yang seksama Di Majjhima Nikaya 2 dijelaskan dengan sangat baik mengapa perhatian/pengamatan yang seksama itu diperlukan, perhatian yang tidak diarahkan dengan baik, melahirkan beberapa pandangan yang keliru tentang 'diri'. Di Samyutta Nikaya 22.122 Bhante Sariputta menjelaskan pada Bhante Kotthita tentang hal-hal yang harus diperhatikan dengan seksama oleh seorang bhikkhu yang baik, yakni memperhatikan dengan seksama lima kelompok kehidupan sebagai kotoran, alien, penyakit, tumor, kanker, yang tidak menyenangkan, yang tanpa inti. Bila seorang bhikkhu yang baik senantiasa merenungi hal diatas, adalah memungkinkan bagi dirinya untuk memperoleh buah pemasuk arus. Praktek yang sesuai dengan Dhamma Praktek yang sesuai dengan Dhamma lazimnya merujuk pada pelatihan lima kemoralan(sila). Mari kita lihat penjelasan di Anguttara Nikaya 10.206: Kesimpulan dari keseluruhan faktor-faktor diatas dapat dilihat di Majjhima Nikaya 75 berikut ini: Sekarang mari kita lihat secara lebih mendetail tentang tiga belenggu yang ditinggalkan oleh seorang Pemasuk Arus. Tiga belenggu rendah yang telah dipatahkan Tiga belenggu rendah tersebut adalah: - Pandangan mengenai kepribadian - Keraguan - Kemelekatan terhadap peraturan dan ritual Pandangan mengenai kepribadian Pandangan mengenai kepribadian ini telah disentuh pada petikan Majjhima Nikaya 2 diatas dengan cukup baik dan jelas. Untuk pemahaman yang lebih tajam lagi, mari kita lihat beberapa petikan Sutta di bawah ini. Majjhima Nikaya 44: Samyutta Nikaya 25.1-10: Bila seorang bhikkhu senantiasa merenungi dan memahami dengan kebijaksanaan landasan berunsur 6, bentuk, suara.sehubungan dengan landasan berunsur 6, kesadaran yang timbul., kontak., perasaan., persepsi., kehendak., nafsu keinginan., 4 elemen besar., dan lima kelompok kehidupan sebagai tidak kekal, berubah, tanpa inti.maka ia tak dapat meninggal dunia tanpa mantap dalam buah Pemasuk Arus. Seorang mulia yang telah menembus ke dalam Dhamma memahami bila hal-hal diatas adalah terkondisi, bukanlah tanpa kondisi. Dia memahami sedemikian: "Bila ini ada, itu akan menjadi; dengan munculnya ini, itu muncul. Yakni dengan avijja sebagai kondisi, sankhara terjadi;... seterusnya sampai pada tua dan mati; kesedihan, ratap tangis, rasa sakit, penderitaan, dan keputusasaan terjadi. "Whatever is subject to origination is subject to cessation." Demikianlah yang telah dipahami oleh seseorang yang telah menembusi Dhamma. Keraguan Keraguan timbul sejauh kita belum memiliki pandangan benar. Di Samyutta Nikaya 55.6.5 Sang Buddha bertanya pada Bhante Sariputta: Apakah pandangan benar itu? Memahami 4 Kebenaran Mulia adalah pandangan benar [Ref - Baca Majjhima Nikaya 9 ulasan tentang pandangan benar secara lengkap oleh Bhante Sariputta]. Di Samyutta Nikaya 13.1 disebutkan bila seorang Pemasuk Arus diberkati oleh pandangan benar. Bagaimana caranya memperoleh pandangan benar? Di Majjhima Nikaya 43 disebutkan 2 kondisi bagi munculnya pandangan benar yakni mendengarkan Dhamma (yang asli) dan perhatian/pengamatan yang seksama. (Lihat sharing diatas) Pandangan benar seorang Ariya ini adalah pemahaman yang menembus ke dalam Empat Kebenaran Mulia. Yang telah memotong dengan cukup pesat kebodohan batin (thanks to Andro for this awakening point). Demikianlah belenggu keraguan ini dipatahkan dengan lahirnya pandangan terang oleh dia yang telah memenangkan buah Pemasuk Arus. |
![]() |
|
|